PARBOABOA, Pematang Siantar – Sampah menjadi salah satu penyebab pencemaran lingkungan. Bau yang menyengat dari tumpukan sampah juga akan mengganggu kenyamanan, seperti yang dirasakan Rismawati Silalahi (47), salah seorang pengunjung Pasar Parluasan, Kota Pematang Siantar.
"Risih kali (ketika masuk ke Pasar Parluasan). Bau sampah itu buat enggak nyaman kali. Kadang ada yang sampai bau busuk," katanya kepada PARBOABOA, Rabu (30/8/2023),
Rismawati berharap pemerintah segera mencari solusi mengatasi polusi udara yang disebabkan oleh tumpukan sampah ini, karena bisa menjadi sumber penyakit bagi pengunjung, pedagang dan semua yang lalu-lalang di Pasar Parluasan dalam jangka panjang.
Sementara itu, salah seorang pedagang buah di Pasar Parluasan, Rosinta Sibarani (56) juga mengakui buruknya pengelolaan sampah di pasar itu.
Menurutnya, ketidakkonsistenan jadwal pengangkutan sampah menjadi salah satu penyebabnya.
"Saya ini jualan buah. Enggak bisa dipaksa semua habis dan laku terjual. Kadang ada yang busuk, yang benyek. Enggak laku lagi dijual. Itu pasti dibuang. Kalau enggak datang yang angkut sampah, kadang anak-anak muda di sini ku suruh membuang," kata Rosinta.
Namun kini, Rosinta tak perlu lagi mengalami masalah yang berhubungan dengan sampah. Saat ini selalu ada yang mengangkut sampah buah dari tokonya.
"Mau diolah jadi pupuk, untuk ternak maggot juga katanya. Kalau aku yang ngerjakan semua mana sempat," ungkap Rosinta sembari tertawa.
Biokonversi Sampah Organik oleh Maggot BSF
Budidaya maggot ternyata sudah mulai berkembang di Kota Pematang Siantar. Banyak peternak yang memanfaatkan maggot sebagai salah satu sumber pakan ternaknya. Bahkan, sisa makanan maggot juga bisa diolah menjadi pupuk.
Budidaya maggot merupakan salah satu teknologi biokonversi sampah organik. Maggot merupakan larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) dan Maggot BSF mampu mendegradasi sampah organik lebih cepat dan lebih baik dibanding serangga lain.
Di Pematang Siantar ada Intan Purba (25) yang sejak 2021 telah memulai usaha ternak maggot BSF bersama rekan kampusnya, Tutur Sianturi (25).
Kegelisahan Intan tentang lingkungan dan latar belakang pendidikan yang diambilnya menjadi salah satu alasan ia mengajak Tutur untuk memulai usaha ini.
“Penelitian saya waktu skripsi itu tentang biokonversi menggunakan maggot BSF. Jadi hampir 6 bulan saya hanya melihat-lihat perkembangannya. Mulai dari telur, jadi maggot, jadi lalat, sampai bertelur lagi. Apalagi ternyata maggot ini bisa mengelola sampah organik, ini bisa jadi solusi untuk kebersihan lingkungan yang selama ini masih belum sepenuhnya baik,” kata Intan yang merupakan Sarjana Biologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Ketika memulai beternak maggot BSF, Intan mengajak Tutur yang merupakan lulusan Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB.
“Jadi cocok (untuk bisnis maggot BSF). Aku yang paham maggot, Tutur yang paham bisnisnya,” tambah Intan.
Keduanya lantas membuka tempat pengelolaan sampah organik dengan maggot BSF. Lokasinya di Jalan Matio Simpang 2, Pematang Siantar.
Usaha tersebut kini telah bekerja sama dengan banyak rumah makan dan kafe di Pematang Siantar untuk mengelola sampah sisa makanan, termasuk dengan pedagang sayuran dan buah di pasar Horas dan Parluasan.
Saat ini, tempat pengelolaan sampah organik mereka berhasil mengolah lebih dari 96 ton sampah organik.
Dalam prosesnya, sampah organik yang dikumpulkan akan menjadi pakan bagi maggot BSF untuk bertumbuh. Ketika sudah masuk dalam fase lalat, semua akan dipindah ke kandang baru untuk akhirnya bertelur kembali.
Sisa pakan maggot tersebut dikeringkan hingga akhirnya dapat dijual menjadi pupuk. Produk yang sudah dihasilkan oleh Kelola.id adalah telur BSF, maggot BSF, maggot kering, pupuk bekas maggot (kasgot) dan pupuk asam amino.
Pengelola sampah organik lainnya, Tutur Sianturi mengatakan, harga yang ditawarkan untuk tiap produk pun bervariasi, mulai dari Rp10.000 per kilogram untuk maggot BSF, Rp35.000 untuk maggot kering dan Rp35.000 per 2,5 kilogram pupuk kasgot kering.
“Kita juga buka pelatihan untuk siapa saja yang mau belajar mengembangbiakan maggot BSF dan tentunya untuk pengelolaan sampah organik ini. Untuk yang mau lihat-lihat juga bisa datang ke farm kita. Pintu selalu terbuka, kok,” imbuhnya.
Editor: Kurniati