parboaboa

Aktivis Tuntut Darurat Audit Keselamatan Kerja Juga Pelanggaran HAM di IMIP

Ferry Sabsidi | Nasional | 24-12-2023

Kecelakaan kerja di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah, pada jam 5.30 WITA, Minggu (24/12/2023). (Sumber Foto: instagram morowali_info)

PARBOABOA,Morowali - Tungku pembakaran di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (PT ITSS) meledak, pada jam 5.30 WITA, Minggu (24/12/2023).

Tak ayal, berdampak menyulut ledakan beberapa tabung oksigen di sekitar kejadian, di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah.

PARBOABOA menerima informasi hingga jam 13.00 WITA ini, terdata 13 orang meninggal. Puluhan lainnya mengalami kritis luka bakar 70% pada tubuhnya. Selain ada korban mengalami luka berat hingga ringan.

LBH Makassar mengungkapkan, bahwa tiga klinik milik IMIP ditutup untuk umum. Bahkan, LBH Makassar memperoleh rekaman suara suara “mandor” perusahaan, menginstruksikan tidak menyebarluaskan informasi tentang kecelakaan ke saluran komunikasi grup pekerja.

Beberapa saat setelah kejadian, kondisi listrik di Morowali padam dan begitu juga sinyal telepon mati. Listrik baru menyala kembali pada jam 14.20 WITA. Sebanyak 6 unit ambulans bergerak ke RSUD Bungku, Morowali.

Staf advokasi dan jaringan YLBHI, Edy Kurniawan, menyatakan bahwa sangat prihatin atas kecelakaan maut berulang kali di kawasan IMIP.

Menurutnya, hilirisasi nikel Presiden Jokowi banggakan hanyalah omong-kosong. Peristiwa semacam ini sudah kesekian kalinya terjadi di kawasan IMIP Morowali.

“Karena tidak adanya tindakan tegas kepada perusahaan, bahkan terkesan pemerintah dalam hal ini BKPM, Kemenaker, dan aparat penegak hukum melakukan pembiaran (by omission) terhadap operasi perusahaan yang membahayakan warga negara (pekerja),” ungkapnya sebagaimana keterangan resmi diterima PARBOABOA, Minggu (24/12/2023).

Selain itu, Edy Kurniawan menilai demi mengejar ambisi pertumbuhan ekonomi. Pemerintah rela membiarkan warganya dalam keadaan bahaya.

“Karenanya, peristiwa ini bisa dikategorikan sebagai pelanggaran HAM yang serius, dan kami berharap keberanian Komnas HAM untuk menyatakan bahwa peristiwa ini sebagai pelanggaran HAM,” ucapnya tegas.

Trend Asia mencatat pemberitaan yang tayang di media dalam rentang 2015-2022 menunjukkan 53 pekerja smelter meninggal terdiri atas 40 pekerja Indonesia dan 13 WNA China di smelter nikel di Indonesia termasuk IMIP.

Data pemantauan Trend Asia sedari Januari-September 2023 menunjukkan 19 kejadian kecelakaan di smelter nikel telah merenggut korban jiwa 16 orang dan 37 orang terluka.

Selanjutnya, di antara korban sebanyak 5 orang adalah tenaga kerja asal China. Sebanyak 4 orang terluka dan 1 meninggal.

“Kami mendesak dilakukannya evaluasi menyeluruh terhadap semua kawasan industri pengolahan nikel yang ada di Indonesia. Evaluasi itu tidak terbatas pada audit kondisi kerja namun juga bagaimana perusahaan memperlakukan para pekerjanya,"  ujar Juru kampanye Mineral Kritis Trend Asia, Arko Tarigan.

"Banyak kriminalisasi terjadi pada karyawan termasuk ketika mereka menuntut perbaikan kondisi kerja,” tambahnya lagi.

Ia meneruskan, bahwa hasil evaluasi dan audit itu juga harus melibatkan pihak-pihak terkait dan disampaikan kepada mereka yang terdampak baik langsung maupun tidak atas aktivitas industri di IMIP.

Pemerintah juga selalu mengumbar, bahwa ini adalah proyek strategis nasional (PSN) seakan-akan menjadi prioritas perlindungan. Akan tetapi, hanya melindungi pemilik modal.

“Kejadian ini harusnya menjadi bencana nasional di mana pemerintah harus memprioritaskan penyelesaiannya,” jelasnya.

Abdul Azis Dumpa, dari LBH Makassar menambahkan, bahwa mendesak kepolisian melakukan proses hukum dan memberikan sanksi pidana kepada pengelola kawasan industri dan perusahaan.

Menurutnya, yang lalai berulang kali dalam memperbaiki kondisi kerja yang mengakibatkan banyak korban jiwa.

“Kami meminta Komnas HAM untuk segera melakukan penyelidikan ke kawasan industri atas berbagai pelanggaran hak dan perlakuan tidak manusiawi kepada pekerja yang terus berulang dan hanya menyengsarakan hidup pekerja,” ujarnya tegas.

Senada pendapat Koordinator KontraS, Dimas Bagus Arya Saputra. Ia menyatakan, bahwa tragedi kebakaran terjadi di Morowali merupakan buah dari pengabaian skema kerja serampangan.

Menurutnya, terindikasi pada status IMIP merupakan PSN sudah memakan banyak sekali korban manusia atas nama pembangunan dan percepatan hilirisasi ekonomi.

“Penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap PSN agar mencegah berulangnya tragedi dan korban jiwa,” ungkapnya.

Editor : Ferry Sabsidi

Tag : #PT ITSS    #PT IMIP    #Nasional    #Smelter Nikel    #Sulawesi Tengah    #YLBHI    #Kontras    #Mineral Kritis Trend Asia    #LBH Makassar   

BACA JUGA

BERITA TERBARU