parboaboa

Jauh dari Target, Imunisasi Lengkap pada Bayi Hingga Usia 11 Bulan di Sumut di Bawah 1 Persen

Rini | Kesehatan | 25-05-2023

Capaian imunisasi lengkap pada bayi berusia 0-11 bulan di trimester pertama tahun 2023 jauh dari taget yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. (Foto: istockphoto)

PARBOABOA, Jakarta - Capaian imunisasi lengkap pada bayi berusia 0-11 bulan di trimester pertama tahun 2023 jauh dari taget yang ditetapkan Kementerian Kesehatan.

Secara nasional, tahun ini Kemenkes menargetkan 100 persen bayi berusia di bawah satu tahun mendapatkan imunisasi lengkap, dengan capaian 33,3% pada trimester pertama.

Namun hingga April 2023, hanya 175 ribu atau 4,02 persen bayi yang mendapatkan imunisasi lengkap di Indonesia. Bahkan di Maluku, Sumatra Utara, Papua, DI Yogyakarta, dan Aceh, capaiannya masih di bawah 1 persen.

Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengungkapkan, rendahnya capaian imunisasi pada bayi ini rentan memicu kejadian luar biasa (KLB), karena tidak tidak terbentuknya Herd Immunity.

 “Karena rendahnya cakupan imunisasi pada anak dan bayi mengakibatkan tidak terbentuknya Herd Immunity, tentunya nanti akan berpotensi terjadinya Outbreak atau KLB,” ungkap Syahril pada konferensi pers cakupan imunisasi di Gedung Kemenkes, Jakarta, Rabu (24/5/2023).

Tak hanya target imunisasi pada bayi yang masih jauh dari harapan, Syahril memaparkan, Capaian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di sebelas provinsi Indonesia pada tahun 2022 masih dibawah target nasional 90 persen.

Provinsi-provinsi tersebut adalah Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Riau, Kalimantan Barat, Papua Barat, Sumatra Barat, Papua, dan Aceh.

Target Imunisasi untuk bayi berusia di bawah dua tahun (Imunisasi Baduta Lengkap) juga ikut jalan di tempat. Sebanyak 17 provinsi maish masih di bawah target imunisasi nasional, dengan capaian 3 terendah yakni Sumatra Barat, Papua, dan Aceh.

Hal yang sama juga terjadi di imunisasi lanjutan lengkap usia sekolah dasar. Kemenkes menargetkan sebanyak 70 persen anak usia kelas 6 SD yang sudah mendapatkan imunisasi lanjutan lengkap meliputi satu dosis DT, satu dosis campak rubella dan 2 dosis Td di tahun 2022. Namun hasilnya, sebanyak 8 Provinsi belum mencapai, bahkan provinsi Aceh baru mencapai 30 persen.

Oleh karena itu, Syahril meminta imunisasi harus segera digenjot di seluruh wilayah tanah air, mengingat mayoritas provinsi di Indonesia memiliki risiko penularan polio, campak, dan difteri yang tinggi.

Berdasarkan data Kemnekes, sebanyak 21 provinsi dan 296 kabupaten/kota merupakan wilayah dengan risiko tinggi transmisi polio.

Sementara itu ada 10 provinsi dan 194 kabupaten/kota di Indonesia merupakan wilayah dengan risiko transmisi campak yang tinggi dan sangat tinggi.

Bahkan pada 2022 sampai 2023 terjadi KLB polio tipe 2 di Indonesia. Pada 2022 di Provinsi Aceh di Kabupaten Pidie, Aceh Utara, dan Bireuen, dan pada tahun 2023 di Purwakarta Jawa Barat.

“Dalam upaya mengejar cakupan imunisasi, Kemenkes menjalankan program pemberian imunisasi tambahan polio, difteri dan campak. Imunisasi tambahan polio dilakukan di provinsi Jawa Barat, Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Riau. Sementara imunisasi tambahan difteri dilaksanakan di kabupaten Garut, serta imunisasi tambahan campak di provinsi Papua Tengah,” tuturnya

Tak hanya itu, Kemkes juga fokus mencegah terjadinya kanker leher rahim (kanker serviks) pada wanita dengan pemberian vaksinasi HPV secara gratis kepada anak perempuan kelas 5 dan 6 SD di seluruh provinsi di Indonesia.

Saat ini, Kemenkes juga menyiapkan program percontohan di lima kota di Provinsi DKI Jakarta, yaitu Jakarta pusat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara dan Jakarta Timur untuk pemeriksaan kanker serviks menggunakan metode HPV DNA Test.

Syahril meminta seluruh stakeholder, termasuk pemerintah daerah, untuk berperan aktif agar capaian imunisasi dapat dicapai sesuai dengan target, agar generasi penerus bangsa tumbuh dengan baik dan sehat.

Editor : Rini

Tag : #kemenkes    #imunisasi lengkap    #kesehatan    #imunisasi campak    #imunisasi polio    #kejadian luar bisasa polio   

BACA JUGA

BERITA TERBARU