PARBOABOA - Pendiri dan mantan CEO Twitter, Jack Dorsey pamer media sosial baru. Pengumuman versi beta dari BlueSky Social ini tak lama setelah Elon Musk resmi membeli Twitter.
Media sosial berbasis Blockchain telah memiliki 30 ribu akun yang sign-up selama dua hari. Pengguna masih bisa mendaftar untuk bergabung dengan aplikasi menjadi pengguna beta sebelum akhirnya BlueSky resmi tersedia untuk umum, dikutip dari Business Insider, Selasa (1/11/2022).
BlueSky menjanjikan pengalaman baru bagi pengembang, pencipta, bahkan pengguna media sosial itu sendiri.
Dikutip dari Business Insider, Bluesky Social yang berbasis blockchain itu mengumumkan peluncurannya dan meminta para pengguna untuk menjalani tahap pengujian beta, Selasa (25/10).
Perwakilan perusahaan mengungkapkan dalam dua hari pihaknya sudah menggaet 30 ribu pendaftar.
Pengguna masih dapat mendaftar untuk bergabung dengan aplikasi untuk menjadi pengguna beta sebelum platform tersedia untuk umum.
Dorsey sendiri mendirikan Twitter pada 2006 dan menjabat sebagai CEO pada 2015 hingga November 2021 sebelum dia mengundurkan diri tahun ini. Parag Agrawal, yang saat itu menjabat sebagai Chief Technology Officer (CTO) perusahaan, menggantikannya.
Elon Musk kemudian masuk mengambil alih Twitter senilai US$44 miliar (Rp689,7 triliun) pada Kamis (27/10) malam waktu AS.
Tak lama, Musk memecat Agrawal, Kepala Keuangan Twitter Ned Segal; kepala divisi hukum Vijaya Gadde; dan penasihat umum Sean Edgett.
Pemecatan itu, menurut The Information, dilakukan demi menghindari keharusan membayar pesangon dan hadiah saham yang tidak diberikan.
Dilansir People, dikutip Selasa (2/11/2022), Jack Dorsey mengatakan aplikasi sosial yang terdesentralisasi garapannya itu, sedang mencari penguji beta atau beta tester.
Perusahaan dalam rilis beritanya mengumumkan, langkah berikutnya adalah uji protokol. Menurut mereka, pengembangan protokol terdistribusi adalah proses rumit.
"Ini membutuhkan koordinasi dari banyak pihak setelah jaringan dikerahkan, jadi kami akan memulai dalam versi beta privat untuk menyelesaikan masalah," kata pihak Bluesky.
"Saat menguji beta, kami akan terus mengulangi spesifikasi protokol dan membagikan detail tentang cara kerjanya. Saat sudah siap, kami akan pindah ke beta terbuka," tambahnya.
Selain itu, Bluesky juga membagikan tautan untuk mendaftar ke daftar antrean uji coba beta.
Rilis terbaru menjelaskan, aplikasi baru akan menggunakan Authenticated Transfer Protocol (AT Protocol), yang merupakan jaringan sosial gabungan yang dijalankan oleh beberapa situs alih-alih cuma satu.
Perusahaan juga menyebut, kata "Bluesky" membangkitkan ruang kemungkinan yang terbuka lebar.
"Itu adalah nama asli untuk proyek ini sebelum terbentuk, dan terus menjadi nama perusahaan kami," kata mereka. "Kami menyebut aplikasi yang sedang kami bangun Bluesky karena itu akan jadi portal ke dunia kemungkinan di atas AT Protocol."
Dorsey sendiri sempat menyebut bahwa Bluesky bertujuan untuk jadi "pesaing bagi perusahaan mana pun yang mencoba memiliki fundamental yang mendasari media sosial atau data orang-orang yang menggunakannya."
Pendirian Bluesky pun sesungguhnya tak lepas dari andil Twitter, di mana platform itu didirikan di 2019, untuk membantu mengembangkan konsep desentralisasi serupa untuk raksasa media sosial.
Dorsey mengatakan saat ini, tujuan terbesar dan jangka panjang adalah membangun protokol yang tahan lama dan terbuka untuk percakapan publik.
"Bahwa itu tidak dimiliki oleh satu organisasi tetapi disumbangkan oleh sebanyak-banyaknya," tambahnya kala itu. "Dan itu lahir dan berkembang di internet dengan prinsip yang sama."
Editor: -