PARBOABOA,Turki – Tewasnya Tujuh anggota keluarga etnis Kurdi di Turki Tengah akibat penyerang bersenjata yang mencoba membakar rumah mereka. Para aktivis hak asasi menilai insiden adalah serangan rasis.
Dilansir dari AFP Sabtu (31/7), sebelumnya Keluarga
Dedeoglu telah terluka parah dalam serangan lain di pertengahan Mei oleh
tetangga yang memperingatkan mereka bahwa mereka "tidak akan membiarkan
orang Kurdi tinggal di sini" di wilayah Konya.
Salah satu anggota yang tewas telah mengeluh pada
pertengahan Juli bahwa polisi dan hakim tidak memihak para penyerang Mei yang
telah dibebaskan, dan mengatakan keluarga mengkhawatirkan nyawa mereka.
Abdurrahman Karabulut, pengacara mereka, mengatakan
pembebasan para pelaku serangan pertama menandakan impunitas. Dia meminta
keadilan dari aparat terkait.
"Ini adalah serangan yang sepenuhnya rasis ...
pengadilan dan pihak berwenang bertanggung jawab atas apa yang telah
terjadi," kata Karabulut kepada Arti TV.
"Ini adalah kasus yang kami ikuti. Anggota keluarga
termuda mengatakan kepada saya 'Kami sangat takut'," cuit Eren Keskin,
wakil presiden Asosiasi Hak Asasi Manusia.
Menurut Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu, perseteruan
selama bertahun-tahun antara dua keluarga berada di balik tragedi itu. Dia
mengatakan menggambarkan serangan itu sebagai kejahatan rasis adalah
"sebuah provokasi."
"Serangan ini tidak terkait dengan masalah
Turki-Kurdi. Membuat kaitan dengan ini sama berbahayanya dengan serangan itu,"
katanya di televisi.
Namun Partai Rakyat Demokratik (HDP) yang pro-Kurdi
mengatakan telah terjadi beberapa serangan terhadap Kurdi selama
bertahun-tahun.
"Ujaran kebencian dan provokasi pihak berwenang adalah
penyebab utama pembantaian ini," kata Mithat Sancar, wakil presiden HDP.
Itu adalah serangan mematikan kedua terhadap orang Kurdi di
Konya dalam sebulan. Pada 21 Juli, seorang petani Kurdi terbunuh di sebuah desa
di Konya oleh penyerang yang berteriak, "Kami tidak ingin orang Kurdi di
sini".
Namun pihak berwenang setempat mengatakan itu adalah hasil dari perebutan hak penggembalaan.
Editor: -