Olivia | Pendidikan | 28-04-2022
PARBOABOA – Secara umum, fatamorgana adalah sebuah fenomena ilusi optik yang dapat terjadi di satu wilayah dengan tanah lapang yang luas seperti padang pasir atau padang es.
Sementara di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fatamorgana adalah gejala optis yang tampak pada permukaan panas, serta kelihatan seperti genangan air dan bersifat khayalan, tidak mungkin dicapai.
Kata-kata fatamorgana diambil dari nama peri yang bisa berubah-ubah rupa, yaitu Faye le Morgana yang merupakan saudari Raja Arthur.
Inilah yang menyebabkan kemunculan sebuah kota, danau atau genangan air di gurun pasir sering disebut fatamorgana.
Secara garis besar, peristiwa fatamorgana terjadi akibat adanya pembiasan cahaya melalui kepadatan yang berbeda-beda, sehingga dapat memunculkan sesuatu yang sebenarnya tidak ada menjadi seolah-olah ada.
Misalnya, sebuah kapal terlihat seperti melayang di atas permukaan laut, terlihat kapal terbalik diatas objek kapal aslinya, dan masih banyak lagi.
Dikutip dari Encyclopaedia Britannica (2015), kondisi-kondisi berikut dapat menyebabkan fatamorgana:
1. Terdapat perbedaan kerapatan udara pada lapisan udara dengan suhu atau pembalikan suhu.
2. Terbentuknya pembiasan cahaya matahari pada lapisan udara yang berbeda suhu.
3. Adanya pantulan cahaya yang sempurna sehingga terjadi ilusi optik.
Peristiwa fatamorgana di gurun pasir merupakan contoh sifat cahaya yang dipantulkan (refleksi) dan dibiaskan (refraksi).
Dan pasti masih banyak diantara kamu yang tidak mengetahui bahwa fatamorgana terdiri dari beberapa bagian berdasarkan bentuk bayangan yang dihasilkan. Berikut jenis-jenis fatamorgana beserta penjelasannya.
Jenis fatamorgana inferior terjadi ketika suhu yang ada di permukaan tanah ataupun permukaan jalan aspal lebih tinggi dibandingkan suhu udara yang terdapat di atasnya. Atau dengan kata lain, lebih panas dari udara yang berada di atas permukaan bumi.
Ketika cahaya matahari masuk melalui udara yang dingin, lalu bertemu dengan udara yang sangat panas, maka cahaya matahari tersebut akan dibelokkan sehingga terbentuk bayangan yang menyerupai genangan-genangan air dan berada tepat dibawah objek aslinya.
Terjadinya fatamorgana superior disebabkan oleh adanya perbedaan suhu antara satu permukaan medium dengan medium disekitarnya. Biasanya suhu tersebut lebih dingin dibanding suhu udara yang terdapat di sekitarnya.
Dampak dari fatamorgana superior ini yaitu terbentuknya sebuah bayangan berada tepat di atas objek aslinya.
Jenis fatamorgana yang terakhir adalah fatamorgana lateral yang terjadi akibat gradien suhu yang datang dengan arah horizontal. Contohnya, pada dinding sebuah bangunan atau bidang-bidang yang vertikal. Peristiwa ini juga hampir mirip dengan fatamorgana inferior.
Bayangan-bayangan yang dihasilkan fatamorgana lateral berada tepat di samping objek aslinya.
Seperti yang sudah dijelaskan pada jenis-jenis fatamorgana, fenomena ini tidak hanya terjadi pada wilayah gurun atau kutub saja. Fenomena alami ini juga bisa kita saksikan secara langsung pada jalanan yang terkena pembiasan cahaya matahari.
Berikut beberapa contoh fenomena fatamorgana selain di gurun dan kutub.
Ketika sedang berkendara di jalanan yang luas pada siang hari, kita akan seolah-olah sedang melihat genangan air yang berada jauh didepan kita. Namun sesampainya dilokasi, genangan tersebut menghilang.
Pernah mendengar atau menonton film berjudul The Flying Dutchman? Film yang diangkat dari cerita rakyat ini mengisahkan kapal hantu yang tidak pernah bisa pulang karena dikutik berlayar selamanya di samudera.
Penampakan samar dari kapal The Flying Dutchman ini seperti sedang melayang di kejauhan. Hal tersebut di sebabkan karena adanya fatamorgana di lautan.
Nah, bagaimana? Apakah sekarang kamu sudah mengetahui apa itu fatamorgana? Semoga informasi ini dapat menambah wawasan kamu. Kamu juga bisa menemukan informasi lainnya seputar peristiwa alam melalui Parboaboa.
Editor : -
Tag : #fatamorgana #peristiwa alam #pendidikan #gurun pasir #pembiasan cahaya #pantulan cahaya