parboaboa

Gabah Kering Panen: Pengertian, Ciri-ciri dan Perbedaannya dengan Gabah Kering Giling

Krisna | Sains | 28-03-2023

Gabah Kering Panen (Foto: PARBOABOA/Kharos)

PARBOABOA – Padi yang baru dipanen di sawah masih berupa gabah, sebelum akhirnya diolah menjadi beras. Dalam bidang pertanian, ada dua jenis gabah yaitu gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG).

Gabah kering panen adalah gabah yang baru dipanen dari lapangan dan selanjutnya harus dilakukan proses pengeringan terlebih dahulu sebelum berlanjut ke proses penyimpanan dan penggilingan.

Seperti mengutip situs Kementerian Pertanian (Mentan.go.id), gabah kering panen dapat ditemui pada petani di sawah. Sedangkan gabah kering giling pada umumnya dapat ditemui ketika padi memasuki proses penggilingan di pengepul.

Lantas, sebenarnya apa itu gabah kering panen? Bagaimana ciri-cirinya dan apa perbedaannya dengan gabah kering giling? Yuk, temukan jawabannya di bawah ini!

Pengertian Gabah Kering Panen

Gabah kering panen (Foto: Parboaboa/Kharos)

Gabah Kering Panen adalah padi yang menjadi bahan baku utama dalam produksi beras. Sehingga bisa dikatakan, GKP merupakan salah satu bahan pokok bagi sebagian besar penduduk di dunia yang mengonsumsi nasi.

Gabah kering panen ini mempunyai kandungan kadar air lebih besar dari 18 persen tapi lebih kecil atau sama dengan 25 persen dari kadar air pada gabah, hampa/kotoran lebih besar dari 6 persen tetapi lebih kecil atau sama dengan 10 persen.

Ciri-ciri Gabah Kering Panen

Ciri ciri gabah kering panen (Foto: Kementerian Pertanian)

Gabah kering panen adalah gabah yang baru dipanen dari sawah petani dan masih terbungkus dalam daun bendera, selain itu memiliki kadar air lebih besar dari 18 persen namun lebih kecil atau sama dengan 25 persen kadar air pada gabah dan belum dalam tahap pengeringan.

Setelah kering, gabah bisa dikipas untuk mengambil sekam padi dalam daun bendera dalam gabah. Gabah kering panen yang baik harus memiliki warna kuning keemasan, berisi, dan bebas dari kotoran atau benda asing lainnya.

Kualitas gabah kering panen adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas beras yang dihasilkan. Semakin baik kualitas gabah, maka semakin baik pula kualitas beras yang akan dihasilkan.

Proses pengeringan gabah panen dilakukan untuk mengurang kadar air dalam biji padi agar tidak mudah rusak atau mengalami serangan hama. Umumnya, gabah panen yang baru dipanen memiliki kadar air sekitar 20 persen sampai 30 persen dan untuk menghasil gabah kering panen, harus dikeringkan hingga kadar air mencapai kurang dari 14 persen.

Pengeringan gabah dapat dilakukan dengan beberapa cara, yakni dengan cara dijemur di bawah sinar matahari atau langsung menggunakan mesin pengering. Metode pengering yang dipilih akan mempengaruhi kualitas gabah kering panen yang dihasilkan.

Ciri-ciri Gabah Kering Giling

Ciri ciri gabah kering gilinh (Foto: Parboaboa/Kharos)

Gabah kering giling adalah gabah yang sudah lepas dari daun bendera namun memiliki kadar air dan hampa atau kotoran maksimum 3 persen. Setelah itu di keringkan terlebih dahulu selanjutnya, gabah kering giling siap di giling dalam mesin penggilingan.

Gabah Kering Giling (GKG) adalah gabah yang siap giling untuk dijadikan beras, karena gabah yang bisa masuk ke penggilingan harus mengandung 14 persen kadar air dan hampa atau kotoran maksimum 3 persen.

Proses Pengolahan Gabah Kering Panen Ke Gabah Kering Giling

Berikut ini adalah beberapa tahapan dalam pengolahan gabah kering panen menjadi gabah kering giling:

  1. Pembersihan dan Pemilihan: Gabah kering panen harus dibersihkan dari hampa dan kotoran, serta dipilih biji-biji yang berkualitas baik.
  2. Tahap pemolesan: Pada tahap ini, laposan kulit gabah atau bagian serat yang menutupi biji padi dihilangkan dengan mesin pemecah kulit.
  3. Tahap penyosohan: Tahap ini dilakukan agar dapat menghilangkan lapisan tipis pada biji padi yang masih menempel setelah pemolesan. Proses ini dilakukan dengan mesin penyosoh.
  4. Tahap Pemutihan: Tahap ini, gabah yang sudah dilepas dari kulitnya dicuci untuk menghilangkan lapisan pati atau tepung pada permukaan biji.
  5. Tahap pengeringan: Gabah yang sudah dicuci, setelah itu dikeringkan dengan mesin pengering atau dijemur di bawah sinar matahari hingga kadar airnya mencapai kurang dari 12 persen.
  6. Tahap pemilahan: Setelah kering, gabah dipilah dengan mesin pemilah untuk memisahkan biji padi yang rusak atau cacat dari biji padi yang bagus. Nah, dalam tahap ini lah gabah kering giling tercipta.
  7. Tahap pengemasan: Gabah kering giling yang sudah lolos dari semua tahap pengolahan kemudian dikemas dalam kemasan yang bersih dan kering untuk dijual atau digunakan. Dalam tahap ini, gabah kering giling sudah menjadi beras yang siap untuk dipasarkan.

Perbedaan Gabah Kering Panen dan Gabah Kering Giling

Secara umum, perbedaan keduanya terlihat jelas dari segi tampilan gabah. Mengapa demikian? Karena gabah kering panen memiliki kadar air yang lebih besar daripada gabah kering giling.

Sebagaimana, gabah kering panen adalah gabah yang mengandung kadar air lebih besar atau gabah dari tanaman padi yang baru saja dipanen. Gabah jenis ini biasanya memiliki kadar air sekitar 18 persen sampai 25 persen, sehingga bentuknya lebih besar daripada yang kering.

Sedangkan Gabah Kering Giling adalah gabah curah yang di simpan setelah mengalami proses pengeringan yang cukup dan dalam keadaan siap untuk di giling, dengan kadar air antara 13 persen sampai 14 persen.

Oleh karena itu, perbedaan gabah kering panen dan gabah kering giling juga terletak dari sisi harga. Harga gabah kering giling lebih mahal dibandingkan harga gabah kering panen, karena sudah melalui proses pengeringan yang cukup memakan waktu.

Editor : Juni Sinaga

Tag : #hpp gabah    #gabah kering panen    #sains    #harga gabah    #gabah kering giling   

BACA JUGA

BERITA TERBARU