PARBOABOA, Jakarta - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan terjadi dua kali aktivitas vulkanik erupsi di Gunung Ili Lewotolok, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berupa lontaran abu setinggi 600 dan 700 meter di atas puncak gunung pada Sabtu, (06/05/2023).
Dilansir dari magma.esdm.go.id, erupsi pertama terjadi pada pukul 05.54 WITA dengan amplitudo maksimum 36.3 mm, dan durasi sementara lebih kurang 42 detik serta kolom abu yang berwarna kelabu hingga hitam intensitas tebal ke barat dan barat laut.
“Terjadi erupsi G. Ili Lewotolok pada hari Sabtu, 06 Mei 2023, pukul 05:54 WITA. Tinggi kolom letusan teramati ± 600 m di atas puncak (± 2023 m di atas permukaan laut),” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Ili Lewotolok, Stanislaus Ara Kian dalam keterangan tertulis, Sabtu (06/05/2023).
“Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah barat dan barat laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 36.3 mm dan durasi 42 detik,” sambungnya.
Sedangkan untuk erupsi kedua terjadi pada pukul 09.48 WITA dengan amplitudo maksimum 23.4 mm, dan durasi sementara lebih kurang 1 menit 2 detik serta kolom abu yang berwarna kelabu hingga hitam intensitas tebal ke barat daya dan barat.
“Terjadi erupsi G. Ili Lewotolok pada hari Sabtu, 06 Mei 2023, pukul 09:48 WITA. Tinggi kolom letusan teramati ± 700 m di atas puncak (± 2123 m di atas permukaan laut),” ucap Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Ili Lewotolok, Yeremias Kristianto Pugel, Sabtu.
“Kolom abu teramati berwarna putih, kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23.4 mm dan durasi 65 detik,” lanjutnya.
Pihak PVMBG kemudian merekomendasikan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 2 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok.
Kemudian, warga Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona diimbau untuk waspada terhadap potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak kawah gunung.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Ili Lewotolok merekomendasikan agar masyarakat menggunakan masker guna menghindari gangguan pernapasan (ISPA) yang disebabkan oleh abu vulkanik Gunung Api Ili Lewotolok.
“Untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar G. Ili Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit,” tuturnya.
Lalu, untuk warga yang tinggal di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok untuk berhati-hati terhadap potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
Editor: Maesa