parboaboa

Benarkah Impulsif Adalah Perilaku Bermasalah? Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengendalikannya

Lidya Sianipar | Pendidikan | 23-11-2023

Ilustrasi perilaku impulsif (Foto: Freepik)

PARBOABOA – Impulsif adalah sebuah istilah yang sudah umum di telinga. Namun, apakah Anda benar-benar memahami artinya?

Dilansir dari laman Healthline, perilaku impulsif adalah ketika seseorang bertindak dengan cepat tanpa mempertimbangkan konsekuensinya.

Banyak orang pasti pernah mengalami tindakan impulsif dalam beberapa situasi, mungkin tanpa sadar atau dengan sengaja.

Namun, yang perlu diingat, perilaku impulsif bisa jadi muncul lebih sering dan sulit untuk dikontrol.

Tidak hanya itu, perilaku ini juga bisa menjadi pertanda gangguan mental yang memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Seringkali, tindakan impulsif dihubungkan dengan beberapa kondisi kesehatan mental. Meski begitu, impulsif bukanlah sebuah penyakit; siapapun bisa mengalaminya tiba-tiba.

Pertanyaan yang mungkin muncul, apa sebenarnya arti impulsif dan bagaimana gejalanya? Bagaimana cara mengendalikannya? Parboaboa akan memberikan ulasan lengkap tentang hal ini.

Apa Itu Perilaku Impulsif?

Ilustrasi perilaku impulsif (Foto: Freepik/@wayhomestudio)

Apa itu impulsif? Impulsif adalah perilaku tanpa pemikiran yang matang dan cenderung dilakukan secara spontan.

Sifat impulsif adalah dapat muncul dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari keputusan finansial hingga hubungan personal. 

Menurut Campbell dan Werry (1986), impulsif artinya tindakan yang cenderung merusak dan tidak terkendali karena dilakukan tanpa mempertimbangkan konsekuensinya terlebih dahulu. Tentu saja, perilaku seperti ini bisa menimbulkan luka yang mendalam tanpa disadari.

Seringkali, perilaku impulsif muncul sebagai  respon emosional terhadap kejadian masa lalu yang dialami.

Anak-anak dan remaja sering menunjukkan sifat impulsif karena mereka belum sepenuhnya memahami cara mengendalikan dorongan dan emosi yang muncul. Namun, tak terkecuali, perilaku impulsif bisa menghampiri siapa saja, termasuk orang dewasa.

Secara mendasar, perilaku impulsif adalah perilaku yang kerap muncul saat menghadapi situasi stres atau keadaan mendesak yang membutuhkan tanggapan cepat.

Namun, jika tindakan seperti ini terjadi terus-menerus atau sudah menjadi bagian dari sifat seseorang, itu bisa menjadi indikasi dari gangguan mental pada seseorang.

Faktor Penyebab Perilaku Impulsif

Ilustrasi perilaku impulsif (Foto: Freepik/@thongden_studio)

Diana Concannon, Psy.D., seorang psikolog forensik yang juga menjabat sebagai rektor untuk Inisiatif Strategis dan Kemitraan di Alliant International University, menyatakan bahwa perilaku impulsif pemicunya bisa memiliki penyebab yang berbeda-beda pada tiap individu.

Bagi sebagian orang, faktor genetik mungkin berperan karena adanya mutasi yang memengaruhi produksi zat kimia dalam otak, seperti serotonin dan dopamin, yang berperan dalam suasana hati dan proses kognitif. 

Sementara bagi yang lain, perilaku impulsif adalah perilaku yang bisa dipengaruhi oleh pola perilaku yang dipelajari, seperti kurangnya kemampuan untuk menanggung frustasi, ketidakjelasan, atau ketidakpastian.

Terdapat beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab utama dari perilaku impulsif:

1. Faktor Genetik dan Biologis

Kecenderungan perilaku impulsif dapat berkaitan dengan predisposisi genetik, yang membuat sebagian orang lebih rentan terhadap perilaku impulsif.

Gangguan Kesehatan Mental: Gangguan seperti ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder), gangguan kepribadian borderline, atau gangguan bipolar dapat turut berkontribusi pada perilaku impulsif seseorang.

2. Gangguan Otak 

Ketidakseimbangan neurotransmitter dalam otak dan gangguan fungsi eksekutif yang mengendalikan kemampuan seseorang dalam mengontrol impuls.

3. Faktor Lingkungan dan Pengalaman Traumatis

Lingkungan sosial serta pengalaman traumatis masa lalu juga dapat memainkan peran dalam perilaku impulsif seseorang.

4. Keterbatasan Pengendalian Diri

Kesulitan dalam mengelola emosi, menahan dorongan instan, atau merencanakan tindakan sebelum melakukannya.

5. Stres dan Tekanan

Tingkat stres yang tinggi memengaruhi kemampuan seseorang dalam mengontrol impuls, sehingga saat tekanan meningkat, reaksi impulsif bisa menjadi mekanisme untuk menyalurkan emosi atau meredakan tekanan.

6. Konsumsi Zat Adiktif

Penggunaan zat adiktif seperti alkohol, obat terlarang, atau penyalahgunaan obat medis juga bisa mempengaruhi kontrol impulsif.

7. Keterbatasan Kognitif

Keterbatasan dalam kemampuan kognitif atau gangguan perkembangan dapat membuat sulit bagi seseorang untuk mengontrol sifat impulsif, merencanakan tindakan, dan memproses informasi dengan terencana dan terkendali.

Penelitian yang dilakukan oleh International Journal of High Risk Behaviors and Addiction (2021) mengungkap adanya korelasi antara perilaku impulsif dan keinginan yang tinggi untuk melakukan bunuh diri.

Biasanya, hal ini terjadi pada seseorang yang mengalami gangguan kepribadian ambang, penyalahgunaan narkoba, serta pada mereka yang mengalami episode manik atau depresi.

Ciri-Ciri Perilaku Impulsif

Ilustrasi perilaku belanja impulsif (Foto: Freepik/@1112000)

pada umumnya, perilaku seseorang dapat dikatakan impulsif artinya jika seseorang melakukan sesuatu tanpa pertimbangan yang matang, spontanitas itu seringkali menjadi tanda utama dari perilaku impulsif.

Tak hanya itu, ada beberapa ciri lain yang menandakan adanya perilaku impulsif pada seseorang, antara lain:

  • Memanjakan Diri secara Berlebihan

Keputusan belanja impulsif dapat dirasakan dengan bagaimana cara seseorang menggunakan uangnya.

Misalnya, menghamburkan uang untuk berbelanja atau mengonsumsi makanan dalam jumlah yang berlebihan.

  • Mudah Marah atau Tersinggung

Perilaku impulsif adalah sifat yang dapat dilihat atau dirasakan ketika seseorang, tanpa alasan yang jelas, mudah marah atau tersinggung.

  • Kesulitan Mengendalikan Emosi

Menyebabkan kecenderungan merusak barang atau berteriak secara berlebihan saat marah adalah salah satu contoh impulsif yang dapat dikenali.

  • Kesulitan Fokus dan Konsentrasi

Terutama saat mengerjakan tugas atau pekerjaan.

  • Berbuat Terburu-buru

Sering melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan dengan matang.

  • Bicara Tanpa Pertimbangan

Berbicara tanpa memikirkan konsekuensi dari perkataan yang diucapkan. Seringkali orang yang berada pada situasi ini dapat melakukan keputusan impulsif tanpa memikirkan resiko kedepan.

  • Aktivitas Seksual Berisiko Tinggi

Terlibat dalam perilaku seksual yang berisiko.

  • Keinginan Melukai Diri Sendiri (Self-Harm)

Sifat impulsif adalah sifat yang rentan melukai diri sendiri terutama saat marah, sedih, atau kecewa.

  • Mengambil Barang Tanpa Izin

Misalnya, mengambil barang milik orang lain secara paksa tanpa izin.

  • Gangguan Terhadap Orang Lain

Kecenderungan mengganggu teman atau orang di sekitarnya adalah salah satu contoh impulsif.

  • Kesulitan Dalam Konsentrasi

Kesulitan untuk diam dan berkonsentrasi saat belajar di kelas.

Cara Mengendalikan Perilaku Impulsif

Ilustrasi perilaku impulsif (Foto: Freepik/@1112000)

Impulsif adalah kondisi yang bisa ditangani melalui terapi perilaku kognitif, psikoterapi, serta meditasi.

Pilihan metode untuk mengatasi perilaku impulsif adalah bervariasi tergantung pada kebiasaan yang muncul pada tiap orang.

Penentuan terapi atau meditasi yang tepat juga dipengaruhi oleh adanya gangguan lain yang mungkin dialami oleh seseorang. 

Dalam banyak kasus, orang yang berperilaku impulsif bisa saja tidak bersalah. Mereka juga mungkin tidak memiliki kemampuan untuk berubah.

Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengontrol berbagai contoh  impulsif.

1. Meningkatkan Kesadaran diri dan Hindari Pemicu Impulsif

Penting untuk mengembangkan kesadaran diri tentang pola perilaku ini dan mengenali tanda-tanda ketika impuls muncul.

Ketahui pemicu-pemicu yang memicu perilaku impulsif dan berusaha mengenali perubahan emosi atau pikiran yang mendorong reaksi mendadak.

Jika Anda tahu bahwa suatu lingkungan atau situasi dapat memicu perilaku ini, usahakan untuk mengubahnya atau menghindarinya untuk mengurangi risiko tergelincir ke dalam keputusan tiba-tiba.

2. Belajar Mengendalikan Diri

Coba lakukan teknik pengaturan diri, seperti teknik pernapasan dalam, meditasi, atau visualisasi.

Praktik latihan relaksasi dan pemusatan pikiran dapat membantu menenangkan diri dan mengurangi impulsif yang kuat.

3. Berpikir Rasional dan Pertimbangan Konsekuensi

Ketika impulsif muncul, berhentilah sejenak dan pikirkan dengan rasional tentang konsekuensi jangka panjang dari tindakan tersebut untuk untuk menghindari pemicu impulsif.

Pertimbangkan apa yang akan terjadi jika memutuskan untuk bertindak secara impulsif adalah cara yang dapat membantu Anda mengenali tindakan Anda dan apakah itu sesuai dengan tujuan jangka panjang Anda.

4. Membuat Rencana dan Menjaga Rutinitas

Membuat rencana yang terstruktur dan menjaga rutinitas dapat membantu mengurangi impulsivitas.

Menentukan tujuan jangka panjang dan membuat langkah-langkah konkret untuk mencapainya dapat membantu mengarahkan energi dan tindakan pada hal-hal yang lebih bermanfaat dan lebih terencana.

5. Mencari Dukungan Sekitar

Dukungan dari orang-orang terdekat dapat menjadi sumber kekuatan dalam mengatasi perilaku impulsif.

Perilaku impulsif adalah sifat yang dapat diatasi dengan membicarakan masalah dengan keluarga, teman, atau profesional kesehatan mental yang dapat memberikan perspektif, nasihat, atau bantuan praktis.

6. Menggunakan Strategi Pengambilan Keputusan yang Terencana

Ketika dihadapkan pada keputusan penting, gunakan strategi pengambilan keputusan yang terencana.

Buat daftar pro dan kontra, pertimbangkan semua opsi yang tersedia, dan berikan diri Anda waktu untuk memikirkan keputusan dengan lebih matang.

7. Belajar Menoleransi Rasa Frustasi

Perilaku impulsif adalah perilaku yang dapat dikendalikan dengan keterampilan mengatasi frustrasi.

Latihlah diri Anda untuk menunda kepuasan sejenak dan menghadapi ketidaknyamanan atau kegagalan sebagai cara menghindari pemicu impulsif.

Pelajari cara menghadapi situasi yang menimbulkan ketegangan emosional tanpa bereaksi secara mendadak.

Perilaku impulsif dapat menyebabkan berbagai resiko yang dapat berpotensi merugikan diri sendiri, dengan konsekuensi yang bisa saja fatal.

Jika Anda adalah salah satu yang mengalami beragam contoh perilaku yang disebutkan di atas dan merasa hal tersebut sudah mengkhawatirkan, jangan ragu untuk langsung berkonsultasi dengan ahlinya agar bisa mendapatkan penanganan dengan segera.

Editor : Sari

Tag : #psikologi    #impulsif adalah    #pendidikan    #arti Impulsif    #contoh perilaku impulsif    #cara mengendalikan impulsif   

BACA JUGA

BERITA TERBARU