PARBOABOA, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menyebut jika gejala polarisasi jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 itu sudah nampak terlihat.
Ma’ruf menilai, indikasi adanya gejala polarisasi itu terlihat dari digunakannya masjid sebagai tempat kampanye.
"Saya kira sudah ada (gejala polarisasi), sudah pernah dilihat, misalnya memakai masjid sebagai tempat kampanye, itu salah satu indikasi," kata Ma'ruf Amin dalam keterangannya di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (13/03/2023).
Oleh karena adanya hal ini, Wakil Presiden Indonesia meminta kepada pihak terkait untuk segera melakukan pencegahan agar tidak ada pembelahan akibat politik di lingkungan tempat ibadah.
"Nanti pembelahan bukan hanya di masyarakat, tapi di dalam pesantren, di dalam masjid, di tempat-tempat ibadah itu bisa terjadi," tutur Wapres.
Di sisi lain, ia mengimbau kepada para partai politik (parpol) untuk menahan diri dengan tidak emnggunakan politik identitas yang dapat menimbulkan polarisasi.
"Memang pemilu itu kan (untuk) mencari kemenangan, tetapi jangan dengan menghalalkan segala cara," tegas Ma’ruf Amin.
Selain itu, Wapres juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh isu-isu yang berkemungkinan muncul jelang Pemilu 2024 mendatang.
"Masyarakat sendiri supaya tidak terporovokasi oleh isu-isu yang kemmungkinan muncul, isu hoaks, isu fitnah, isu yang memecah-belah bangsa," pungkasnya.
Serupa dengan Wapres, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah, Cholil Nafis turut memberikan larangan kepada masyarakat khususnya yang beragama Islam untuk tidak melakukan aktivitas politik praktis di rumah ibadah jelang Pemilu 2024.
"Dari awal MUI mengeluarkan putusan dan himbauan juga edukasi ke masyarakat untuk tidak melakukan politik praktis di rumah ibadah," kata Cholil di Novotel Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (02/02/2023).
Oleh karena itu, guna menghindari hal-hal yang berhubungan dengan politik praktis di masjid, pihak MUI mensosialisasikan kepada para pengurus rumah ibadah agar tidak mengundang penceramah yang berkaitan dengan pemilu dan semacamnya.
"Kami di komisi dakwah sudah sosialisasi ke takmir masjid, karena mereka ceramah harus mengundang takmir masjid. Kami mensosialisasikan agar tidak mengundang orang yang punya interest politik praktis untuk berceramah," ungkapnya.
Editor: Maesa