Kabur dari Afganistan, 32 Orang Malah Terjebak di Perbatasan Polandia-Belarus

ilustrasi

PARBOABOA, Afganistan – Sebanyak 32 orang warga Afghanistan terjebak selama 12 hari di antara Polandia dan Belarusia. Mereka diketahui kabur dari Afghanistan yang kini dikuasai Taliban. Hal ini disampaikan oleh Kelompok hak-hak pengungsi Polandia bernama Fundacja Ocalenie.

Dilansir dari Associated Press, 32 warga Afghanistan itu diberi ijin untuk mengajukan status sebagai pengungsi setelah diminta oleh kelompok Fundacja Ocalenie. Namun, otoritas Polandia menolak membiarkan 32 warga Afghanistan itu masuk tetapi, dari pihak Belarusia tidak mengizinkan kembali.

"Sesuai dengan hukum yang berlaku di Polandia, masing-masing orang ini harus diizinkan untuk mengajukan permohonan perlindungan," ujar Presiden kelompok Fundacja Ocalenie Piotr Bystrianin pada Jumat (20/8).

Anggota kelompok Fundacja Ocalenie tiba di tempat para migran terjebak, dekat desa Usnarz Górny, pada Rabu (18/8) untuk membawakan sejumlah bantuan seperti makanan, tenda, kantong tidur, dan power bank. Mulanya, anggota kelompok Fundacja Ocalenie tidak diberi akses tetapi kemudian diperbolehkan memberikan bantuan pada hari Kamis (19/8).

Beberapa hari sebelumnya, ada sekitar 12 orang dari Irak yaitu wanita dan anak kecil yang terdampar bersama migran dari Afghanistan, tetapi otoritas Belarusia mengizinkan mereka kembali ke Belarus.

"Situasi yang tidak manusiawi dan memalukan bahwa Polandia, bersama dengan Belarusia, mengutuk orang-orang ini ke penjara di perbatasan, dalam kondisi yang menyinggung martabat manusia dan mengancam jiwa," kata seorang anggota parlemen Polandia sayap kiri, Maciej Konieczny.

Polandia dan negara-negara seperti Lithuania, Latvia dan Estonia menuduh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengirim migran melintasi batas negara tanpa persetujuan. Tindakan Lukashenko itu disebut memicu 'perang hibrida'. Sebagian besar migran baru-baru ini keluar dari Belarusia diyakini berasal dari Irak dan Afghanistan.

Polandia sendiri telah mengerahkan ratusan tentara ke perbatasan dan mendirikan kawat berduri. Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan pada bahwa dia bersimpati dengan para migran, tetapi bersikeras bahwa mereka adalah 'kiriman Belarusia'

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS