PARBOABOA,Jakarta
- Kurs rupiah hingga penutupan perdagangan sore
ini (4/8) terus melaju di jalur hijau. Sejak pembukaan perdagangan, mata uang
Garuda ini sudah unjuk gigi.
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.312 per dolar AS.
Posisi tersebut menguat 0,21 persen dibandingkan perdagangan Selasa (3/8) sore
di level Rp14.342 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta
Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.324 per
dolar AS, atau menguat dibandingkan posisi kemarin yakni Rp14.362 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi
mengatakan penguatan rupiah sore ini ditopang oleh pelemahan dolar AS karena
pasar menunggu rilis sejumlah data ekonomi AS.
Meliputi, data perubahan pekerja sektor non pertanian
periode Juli, Purchasing Managers Index(PMI) manufaktur dari IHS Markit, serta
PMI non-manufaktur dari Institute of Supply Management (ISM).
"Indeks dolar masih bergerak melemah dan tetap
mendekati posisi terendah baru-baru ini," ujarnya dalam riset resmi.
Dari dalam negeri, pasar memantau data pertumbuhan ekonomi
kuartal II 2021 yang akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Pemerintah masih optimis bahwa pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 7 persen
walaupun banyak pengamat ekonomi yang proyeksinya lebih rendah dari target
pemerintah.
"Namun, pasar terus mengapresiasi keteguhan pemerintah
yang tetap kuat di angka tersebut," ujarnya.
Dari luar negeri, Ibrahim mengungkapkan pasar tenaga kerja
Amerika Serikat akan membutuhkan waktu untuk pulih dari dampak Covid-19 dan
lebih banyak yang harus dilakukan agar perekonomian negara tersebut kembali ke
jalurnya.
Titik fokus lain bagi investor menurut Ibrahim adalah keputusan kebijakan Bank Of England yang akan diumumkan pada hari Kamis. Adapun, pelaku pasar swap sudah memperkirakan kenaikan suku bunga sekitar Juni 2022.