Yesika Gulo | Parenting | 01-03-2023
PARBOABOA - Kenapa anak semakin dilarang semakin berontak dan dilakukan? Pertanyaan tersebut pasti sering para Bunda keluhkan. Menghadapi tingkah laku si kecil yang tidak bisa dikendalikan dengan kata 'jangan' kadang membuat para Bunda merasa lelah.
Memasuki usia 2 tahun sang anak merupakan transisi dari bayi menuju balita. Banyak para ahli yang mengatakan bahwa di masa inilah muncul kecenderungan si buah hati untuk melakukan sesuatu yang selalu berlawanan dengan kedua orangtuanya.
Hal tersebut dipicu karena ia mulai dapat menunjukkan kemandiriannya, ia ingin memperlihatkan bahwa ia juga bisa melakukan hal-hal yang dilakukan oleh orang dewasa. Tak hanya itu, kemampuannya dalam bicara dan memahami pun semakin baik.
Dan tanpa sadar kita memarahinya dan bahkan membentak si kecil karena dirinya yang tidak mengindahkan kata-kata larangan kita. Hal itu masuk ke dalam toxic parenting. Kata-kata larangan seperti kata 'jangan' juga bukanlah jalan efektif untuk menghentikan si kecil akan rasa ingin tahunya.
Berikut Parboaboa sudah merangkum cara mendidik anak yang suka membantah agar terhindar dari kesalahan mendidik anak dan toxic parenting.
Daripada Bunda memarahi si kecil yang hiperaktif dan selalu lari-larian di dalam rumah dengan berkata "Jangan lari-lari boy!" dengan nada emosi, lebih baik Bunda mengatakan "Hati-hati, nanti kamu jatuh dan kepalanya bisa terjedut karena lantainya licin".
Memang membutuhkan waktu lebih dan kesabaran, namun hal tersebut dapat membuat si kecil perlahan mengerti dan menjauhi kegiatannya tersebut karena ia sudah tahu akan konsekuensi ketika berlari-larian di dalam rumah.
Alih-alih melarang si kecil, Bunda bisa mencoba untuk bernegosiasi dengannya. Misalnya, si kecil hobi memakan es krim dan cokelat, melarangnya tentu adalah hal yang sulit. Namun Bunda bisa melakukan negoisasi dengan menawarkan es krim atau cokelat di saat-saat tertentu jika ia dapat bersikap baik sebagai reward.
Hindari membanding-bandingkan anak sendiri dengan anak orang lain ya Bunda. Jika mau membandingkan, maka Bunda dapat membandingkannya dengan dirinya sendiri, contohnya "Semalam, Bunda senang banget deh, adik mau tenang dan mendengarkan apa yang Bunda bilang, tapi hari ini kok Adik gak mau dengerin apa yang Bunda bilang ya?".
Menyogok atau memberi anak sesuatu yang dia suka memang salah satu cara efektif untuk membuat si kecil patuh. Tapi jangan salah ya Bunda, kebiasaan itu justru akan membentuk anak menjadi pribadi yang akan menurut hanya karena diberi iming-iming saja, apa lagi jika kesukaannya tersebut berdampak buruk baik bagi tumbuh kembang dan sosialisasinya seperti bermain gadget. Hal tersebut sangat tidak dianjurkan untuk Bunda terapkan pada si kecil.
Saat si kecil marah atau mengamuk yang berakhir dengan suara tangisannya karena Bunda larang, ada baiknya Bunda membiarkannya sejenak. Setelah tangisannya reda, dekati dan peluk dia lalu ajaklah ia untuk berbicara baik-baik.
Saat Bunda menerapkan sebuah peraturan, maka Bunda pun harus menerapkannya pada diri sendiri dan konsisten untuk memberi contoh pada si buah hati.
Itulah beberapa langkah dalam mengatasi dan mendidik anak yang susah untuk dilarang. Semoga bermanfaat.
Saksikan juga ulasan selengkapnya di platform media sosial Parboaboa:
YouTube: https://youtube.com/shorts/7HLaSPHXoDo?feature=share
Twitter: https://twitter.com/parboaboa/status/1631612588223246336?s=20
TikTok: https://vm.tiktok.com/ZS8xr8NgP/
Instagram: https://www.instagram.com/reel/CpU04H8Dqje/?hl=id
Editor : Lamsari Gulo
Tag : #cara mendidik anak #toxic parenting #parenting #balita #anak #mendidik anak