PARBOABOA - Kementerian Pertahanan Ukraina pada Sabtu lalu dikabarkan mulai menggunakan teknologi pengenal wajah berbasis kecerdasan buatan (AI) dari Clearview.
Hal ini diungkapkan Lee Wolosky, penasihat Clearview dan mantan diplomat di bawah presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Joe Biden.
Dikutip dari Reuters, Senin (14/03), Ukraina menerima akses gratis ke mesin pencari AI dari Clearview untuk mengenali wajah.
Hal itu memungkinkan pihak berwenang untuk memeriksa orang-orang yang berkepentingan di pos pemeriksaan selain untuk kegunaan lain.
Teknologi kecerdasan buatan (AI) tersebut dapat digunakan untuk mengungkap identitas personel militer Rusia, memerangi disinformasi hingga mengidentifikasi mayat.
Petinggi Clearview, Lee Wolosky mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya memberikan otoritas Ukraina akses gratis ke aplikasi tersebut sejak Sabtu (12/3).
Perusahaan rintisan tersebut memastikan hal yang sama tidak diberikan kepada Rusia. Sebelumnya, juru bicara Kementerian Transformasi Digital Ukraina mengatakan sedang mempertimbangkan tawaran dari perusahaan kecerdasan buatan yang berbasis di AS seperti Clearview.
Banyak bisnis Barat telah berjanji untuk membantu Ukraina, menyediakan perangkat keras internet, alat keamanan siber, dan dukungan lainnya.
Pendiri Clearview mengatakan bahwa startup-nya memiliki lebih dari 2 miliar foto dari layanan media sosial Rusia VKontakte. Total, database mereka memiliki lebih dari 10 miliar foto.
Sementara itu surat Ton-That juga mengatakan, teknologi Clearview juga dapat digunakan untuk menyatukan kembali para pengungsi yang terpisah dari keluarga mereka, mengidentifikasi operasi Rusia, dan membantu pemerintah menghilangkan unggahan palsu terkait dengan perang.
Ton-That menambahkan, tujuan pasti dari penggunaan teknologi tersebut oleh Kementerian Pertahanan Ukraina masih belum jelas.
Setidaknya, seorang kritikus mengatakan pengenalan wajah bisa salah mengidentifikasi orang di pos pemeriksaan dan dalam pertempuran.
Ketidakcocokan dapat menyebabkan kematian warga sipil, sama seperti penangkapan yang tidak adil yang muncul dari penggunaan polisi, kata Albert Fox Cahn, Direktur Eksekutif Surveillance Technology Oversight Project di New York.
“Kita akan melihat teknologi yang bermaksud baik menjadi bumerang dan merugikan orang-orang yang seharusnya dibantunya,” kata Cahn.
Editor: -