PARBOABOA, Jakarta – Pegiat hak asasi manusia (HAM) mendesak Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan jajarannya mengungkap tuntas ledakan yang terjadi di rumah kediaman orangtua Veronica Koman di Jakarta Barat.
Menurut pegiat HAM Papua Yan Christian Warinussy, ledakan itu merupakan bentuk teror masif yang berupaya mengitervensi langkah advokasi Veronica Koman dari tempatnya berdomisili saat ini di Australia.
"Kuat dugaan, tindakan ini merupakan teror masif berbuntut langkah advokasi Veronica Koman dari tempatnya berdomisili saat ini di Australia," ujar Yan Christian Warinussy di Manokwari. Senin (08/11/2021).
Peristiwa ledakan itu terjadi pada Minggu (7/11/2021) sekira pukul 10.30 WIB. Ledakan terjadi di depan rumah milik orangtua Veronica Koman yang berlokasi di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Benda yang meledak tersebut diduga adalah bom.
Selain itu terdapat secarik tulisan yang berisi ancaman terhadap Veronika Koeman.Dalam kertas dilaminanting itu tertulis kata-kata dari nama Laskar Militan Pembela Tanah Air yang mengancam keselamatan Veronica Koman apabila pihak kepolisian tidak mampu menangkap aktivis HAM Papua itu.
Yan Christian Warinussy berpandangan bahwa aksi tersebut diduga sebagai upaya mengintimidasi advokat HAM Veronica Koman atas kerjanya selama ini. Ia menyebut hal ini sangat bertentangan dengan Deklarasi Internasional tentang Pembela HAM (Human Right Defenders) yang disahkan pada tanggal 9 Desember 1998.
Namun polisi tidak dapat memastikan penyebab ledakan yang terjadi di rumah orang tua Veronica tersebut apakah benar bom atau petasan. Sebab menuru pihak berwajib, butuh penyelidikan lebih lanjut.
"Belum dapat disimpulkan bahwa benda-benda yang mengeluarkan suara ledakan itu adalah bom sebagaimana bahan-bahan bom yang biasa digunakan kelompok teror yang ada," kata Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88 Polri, Kombes Aswin Siregar saat dikonfirmasi, Minggu (7/11) malam.
Menurut Aswin, pihak Densus turut melakukan pemantauan terhadap insiden tersebut. Namun demikian, kata dia, jaringan teror yang dimonitor oleh detasemen berlambang burung hantu itu belum menunjukkan keterkaitan dengan peristiwa tersebut.
Ia menjelaskan bahwa terkait kasus tersebut masih dilakukan oleh pihak Densus 88 lewat satuan tugas wilayah (Satgaswil) DKI Jakarta berkoordinasi dengan penyidik Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat.
Veronica Koman adalah seorang pengacara dan pegiat hak asasi manusia (HAM) asal Indonesia yang dikenal akan advokasinya untuk isu-isu pelanggaran HAM di Papua. Ia juga merupakan seorang aktivis yang banyak membantu advokasi masyarakat Papua yang mendukung kemerdekaan dari Indonesia.
Veronica adalah mantan pengacara dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta yang banyak menangani isu-isu pelanggaran HAM dan kelompok minoritas. Dia saat ini merupakan seorang tersangka atas dugaan penghasutan terkait demonstrasi di Papua yang pecah dan berakhir ricuh pada September 2019. Saat ini dia tinggal di Australia dan disana ia menyuarakan ke dunia Internasional terkait pelanggaran HAM yang dialami rakyat Papua.
Editor: -