PARBOABOA - Invasi Rusia atas Ukraina masih memanas. Dampak dari peristiwa itu juga semakin meluas, tak hanya lingkup perusahaan, namun juga individu.
Terbaru, Kementerian Luar Negeri Rusia merilis daftar tokoh Amerika Serikat (AS) yang dilarang masuk ke negaranya.
Menurut regulator tersebut, aturan ini bahkan berlaku tanpa batas waktu alias selamanya. Salah satu tokoh dalam daftar itu adalah CEO Meta, Mark Zuckerberg.
Dari sektor teknologi, ada pula nama CEO LinkedIn, Ryan Roslansky yang dicatutkan dalam daftar yang sama. Tokoh lainnya yang masuk dalam daftar itu yakni Wakil Presiden AS, Kamala Harris.
Munculnya nama Zuckerberg di daftar ini tidak mengherankan mengingat perusahaannya membawahi tiga platform media sosial terbesar di dunia.
Tidak hanya itu, Rusia juga telah memblokir Facebook dan Instagram sejak beberapa bulan yang lalu.
Yang mengherankan adalah mengapa nama Roslansky bisa ada di dalam daftar itu mengingat LinkedIn tidak ikut membatasi akses warga dan organisasi Rusia.
Mungkin ini ada kaitannya dengan diblokirnya LinkedIn di Rusia sejak tahun 2016 karena mereka enggan menyimpan data di negara tersebut.
Menariknya bos perusahaan teknologi lainnya yang lebih aktif dalam membendung misinformasi dari Rusia terkait perang di Ukraina malah lolos dari sanksi ini, misalnya CEO Twitter Parag Agrawal atau CEO Google Sundar Pichai.
Saat ini platform media sosial asal Amerika Serikat seperti Facebook, Instagram, dan YouTube masih diblokir atau dibatasi aksesnya karena tidak mematuhi regulasi pemerintah Rusia, terutama karena mencoba membatasi pesan pro-Rusia di internet.
Sementara itu, Apple, Google, Microsoft dan banyak raksasa teknologi lainnya masih menghentikan operasinya di Rusia sampai waktu yang tidak ditentukan.
Berbeda dengan Zuckerberg, CEO Twitter Parag Agrawal tidak termasuk dalam daftar tersebut. Padahal, Twitter juga merupakan aplikasi media sosial asal AS dan Twitter juga diblokir di Rusia.
Sedangkan LinkedIn, memang sudah lama berselisih dengan Rusia dan diblokir di negara tersebut sejak tahun 2016 sebagaimana dirangkum dari New York Post, Jumat (22/4/2022).
Dengan demikian, tidak begitu mengherankan jika petingginya terdampak blokir oleh pemerintah yang dipimpin Vladimir Putin tersebut.
Total ada 29 nama yang masuk dalam daftar orang yang dilarang masuk Rusia. Selain politisi dan eksekutif perusahaan, daftar ini juga melibatkan ilmuwan hingga jurnalis yang dinilai berperan memrpmosikan agenda "Russophobic".
Daftar ini sendiri merupakan tindak lanjut pemerintah Rusia setelah sebelumnya memblokir sejumlah perusahaan asal AS. Upaya ini juga ditempuh sebagai balasan Putin atas sanksi dari negara-negara Barat.
Editor: -