Puncak Arus Mudik Lebaran 2023 Diprediksi 21 April, Arus Balik 25 April

PARBOABOA, Jakarta – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan puncak arus mudik 2023 akan jatuh pada Jumat (21/4/2023) atau H-1 lebaran. Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Transportasi (BKT).

Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, akan ada sekitar 17,7 juta pemudik atau 14,3 persen dari proyeksi pergerakan masyarakat selama masa lebaran tahun ini, yaitu sebesar 123,8 juta orang.

Untuk mengantisipasi potensi pergerakan masyarakat yang sangat tinggi selama masa mudik tahun ini, kata Budi, Kemenhub bersama pemangku kepentingan terkait akan menyiapkan berbagai langkah antisipasi, termasuk penyiapan sarana prasarana transportasi, aspek keselamatan, dan manajemen rekayasa lalu lintas.

"Melihat potensi pergerakan masyarakat yang begitu tinggi pada masa mudik tahun ini, kami bersama pemangku kepentingan terkait akan menyiapkan langkah-langkah antisipasi," ujar Budi dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (16/3/2023).

Sementara itu, puncak arus balik diperkirakan akan terjadi pada H+2 (Selasa, 25 April 2023) dan diprediksi bahwa pergerakan masih akan cukup tinggi hingga H+3 (Rabu, 26 April 2023).

Berdasarkan hasil survei, pergerakan masyarakat diprediksi akan didominasi oleh asal pergerakan dari Pulau Jawa, yaitu sebesar 62,5 persen atau 77,3 juta orang.

Adapun daerah asal pemudik terbanyak yaitu Jawa Timur 17,1 persen (21,2 juta orang), diikuti oleh Jawa Tengah 15,1 persen (18,7 juta orang), Jabodetabek 14,8 persen (18,3 juta orang), Jawa Barat 12,1 persen (14,9 juta orang), dan Sumatera Utara 3,6 persen (4,4 juta orang).

Sementara itu, daerah tujuan perjalanan masyarakat tertinggi yaitu Jawa Tengah 26,45 persen (32,75 juta orang), diikuti oleh Jawa Timur 19,87 persen (24,6 juta orang), Jawa Barat 16,73 persen (20,72 juta orang), Jabodetabek 6,52 persen (8,07 juta orang), dan Yogyakarta 4,78 persen (5,9 juta orang).

Sedangkan terkait moda, Kemenhub memperkirakan akan didominasi oleh moda darat yaitu mobil pribadi sebesar 22,07 persen (27,32 juta orang), diikuti oleh sepeda motor 20,3 persen (25,13 juta orang), bus 18,39 persen (22,77 juta orang), kereta api antarkota 11,69 persen (14,47 juta orang), dan mobil sewa 7,7 persen (9,53 juta orang).