PARBOABOA, Jakarta - Maskapai Lion Air terpaksa merumahkan sekitar 8.000 pegawai karena terimbas pandemi covid-19. Keputusan ini diambil untuk mencegah bangkrutnya Lion Air, saat rendahnya pendapatan maskapai.
Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang
Mandala Prihantoro mengatakan, selama karyawan yang berstatus dirumahkan, Lion
Air Group akan membantu memberikan dukungan biaya hidup sesuai kemampuan
perusahaan. Selama dirumahkan akan diadakan pelatihan secara virtual (online)
sesuai dengan bagian (unit) masing-masing.
"Keputusan berat tersebut diambil bertujuan utama
sebagai konsentrasi efektif dan efisien, sejalan mempertahankan bisnis yang
berkesinambungan dan perusahaan tetap terjaga, merampingkan operasi perusahaan,
mengurangi pengeluaran dan merestrukturisasi organisasi di tengah kondisi
operasional penerbangan yang belum kembali normal dari dampak pandemi
Covid-19," tutur Danang.
"Keputusan ini berlaku sampai pemberitahuan lebih
lanjut," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (31/7)
Berdasarkan catatan perusahaan, Lion Air Group saat ini
hanya mengoperasikan 10 persen slot dari total frekuensi harian. Pada hari
normal, Lion Air Group melayani hingga 1.400 penerbangan tiap harinya. Dengan
menyusutnya frekuensi penerbangan, kondisi keuangan perusahaan sangat terpukul.
Danang mengatakan Lion Air Group sangat menghargai seluruh
karyawan, berterima kasih sebesar-besarnya atas dukungan, kinerja, dedikasi,
pencapaian di bidangnya masing-masing, keterlibatan selama ini, selalu
berpandangan luas selama melewati situasi ini bersama guna mendukung
operasional penerbangan.