PARBOABOA, Jepang - Mulai 22 September 2021, siapa pun dapat membuat karya manga secara gratis menggunakan perangkat lunak yang bebas diunduh dari internet World Maker dan langsung bisa di-share ke twitter oleh siapa saja.
Hal ini disampaikan oleh Kayac Inc Client work department, Creative Director, Ryosuke Sakuma yang bekerja sama (mendapat dana pengembangan) dari perusahaan Shueisha Jepang, Jumat (17/9).
Karya tersebut disediakan oleh departemen editorial "Shonen Jump +" Shueisha, dan direncanakan oleh Shihei Rin, seorang editor yang mengerjakan karya-karya terkenal seperti "Chainsaw Man" dan "SPY x FAMILY".
"Manga adalah visualisasi dari cerita. Ada garis, tulisan, dan pembagian bingkai, serta karakter yang digambar di dalamnya, yang menciptakan alur dalam cerita dan membuatnya lebih mudah dibaca," papar Ryosuke Sakuma.
Selama ini novel Jepang memang menarik, tetapi sulit untuk menjangkau pasar dunia, tetapi manga tidak demikian halnya. Konsep manga ini diharapkan akan menyebar lebih banyak lagi jika lebih banyak orang memvisualisasikannya dengan cara yang mudah dipahami, misalnya lewat manga.
"Kita bisa ubah karya manga kita semau kita sendiri, dengan menggunakan gambar ribuan macam yang telah tersedia di perangkat lunak tersebut. Kemudian tinggal tulis dialog kata-kata sesuai yang kita inginkan," tambah Ryosuke Sakuma.
Saat ini pembuatan manga empat halaman itu masih hitam putih. Nantinya bisa saja dibuat berwarna.
Dari 4 halaman karya manga itu bisa di-download menjadi bentuk JPEG dan kalau mau diubah atau diberi warna bisa dilakukan sendiri dari file JPEG tersebut menggunakan Photoshop atau Illustrator.
Meskipun demikian misalnya ada yang membuat karya sampai puluhan halaman menjadi satu buku, apabila ingin menerbitkannya sendiri, perlu izin dari pihaknya.
"Karya-karya gambar yang ada di piranti lunak itu dari kita yang punya hak ciptanya, jadi mungkin perlu izin dulu kalau memang mau dipublikasikan, apalagi diperjualbelikan kepada umum," lanjutnya.
Saat ini dalam tahap beta tertutup untuk beberapa pengguna dalam masa uji coba dan telah 500 orang yang mencoba hal tersebut dan men-share ke twitter karya-karya manga itu.
"Ada banyak juga orang aisng melakukannya saat itu. Mereka pakai alfabet juga untuk dialognya, bahasa Inggris dan sebagainya. Cukup menarik. Namun untuk penjelasan lain-lain, petunjuk pembuatan manga tersebut memang masih menggunakan bahasa Jepang," lanjutnya.
Kini anak muda Indonesia yang menyukai manga tak perlu lagi repot membuat manga karena sudah ada piranti lunaknya dan gratis menggunakan dan menciptakan karya sendiri.
"Kita tertarik dengan pasar Indonesia dan nantinya setelah pengembangan karya manga gratis ini lebih lanjut, akan kita lihat bagaimana kemungkinan pengembangan bisnis untuk Indonesia," papar Sakuma.
Editor: -