PARBOABOA, Jakarta – Layanan Darurut Ukraina sudah mengonfirmasi lebih dari 2000 warga sipil di Ukraina tewas selama invasi Rusia yang tengah berlangsung.
“Lebih dari 2.000 warga Ukraina tewas, belum termasuk tentara kami,” kata Layanan Darurat Ukraina.
Diketahui, banyaknya korban tewas dari invasi Rusia terhadap Ukraina itu adalah golongan wanita dan anak-anak.
"Anak-anak, wanita, dan pasukan pertahanan kami kehilangan nyawa mereka setiap jam," kata Layanan Darurat Ukraina dalam sebuah pernyataan yang kini telah dihapus.
Menurut kantor layanan tersebut, beberapa infrastruktur seperti transportasi, rumah, rumah sakit dan taman kanak-kanak telah hancur akibat serangan pasukan Rusia dalam tujuh hari terakhir.
Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah memberitahukan sebanyak 136 orang tewas jadi korban serangan udara termasuk rudal Rusia. Dari banyaknya jumlah tersebut, 400 korban mengalami luka-luka dan 13 korbannya merupakan anak-anak.
Liz Throssell selaku Juru bicara Komisi Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa mayoritas korban disebabkan oleh ledakan serangan udara dengan area terdampak yang luas. Ledakan itu berasal dari artileri dan roket serta misil pesawat tempur di sejumlah wilayah di Ukraina.
"Ini merupakan korban yang sudah kami cek ulang. Angka sebenarnya diperkirakan jauh lebih banyak," tutur Liz Throssell.
Sebelumnya, sebuah ledakan kuat diduga kuat berasal dari gempuran Rusia kembali mengguncang selatan Ibu Kota Kiev Ukraina pada Rabu (2/3) malam.
Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Anton Herashchenko, mengatakan ledakan dahsyat itu terdengar di dekat stasiun kereta api yang terletak di pusat ibu kota.
Seorang saksi mata Reuters di Kiev melaporkan mendengar ledakan tersebut. Ia mengaku ledakan besar itu membuat tanah bergetar.
dingin yang tengah berlangsung.
Sementara itu, perusahaan kereta api pelat merah Ukrzaliznytsya mengonfirmasi serangan udara Rusia itu terjadi di dekat salah satu stasiunnya di selatan Kiev.
Stasiun itu menjadi tempat ribuan penduduk termasuk perempuan dan anak-anak dievakuasi.
Editor: -