Sari | Pendidikan | 11-04-2022
PARBOABOA – Rasullah SAW meninggalkan petunjuk berupa sunnah. Sunnah adalah apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan bila ditinggalkan tidak berdosa. Berdasarkan ulama hanafiyah, sunnah dibagi menjadi dua macam, yaitu sunnah muakkad dan sunnah ghoiru muakkad.
Sunnah muakkad dianggap sebagai cara untuk menyempurnakan ibadah. Sunnah muakkad artinya sebagai amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan karena tidak pernah ditinggalkan Rasullah SAW.
Lantas, apa itu sunnah muakkad? Dalam artikel ini Parboaboa sudah merangkum dari berbagai sumber tentang pengertian sunnah muakkad, contoh sunnah muakkad dan ketentuan sunnah muakkad.
Menurut ulama hanafiyah, Sunnah muakkad artinya yang bermakna dengan wajib. Berdasarkan tinjauan ilmu Fiqih, sunnah muakkad adalah amalan sunnah yang dilakukan untuk menyempurnakan ibadah wajib dan dianjurkan untuk dilakukan, tingkataknnya sedikit di bawah Fardhu atau wajib.
Amalan sunnah muakkad sebagaimana yang diterangkan dalam ilmu ushul fiqih adalah:
وهو الذي يكون فعله مكملا ومتمما للواجبات الدينية كالأذان والإقامة والصلاة المفروضة في جماعة
Artinya, “Yaitu adalah Sunnah yang dilakukan untuk melengkapi dan menyempurnakan kewajiban agama seperti azan, iqamat, dan shalat fardhu berjamaah.”
ويدخل في هذا القسم أيضا، وما واظب النبي على فعله، ولم يتركه إلا مرّة او مرّتين للدلالة على أنه غير لازم وذلك مثل: المضمضة و الإستنشاق في الوضوء وصلاة ركعتين قبل صلاة الفجر، ويسمّى هذا القسم بالسنة المؤكّدة أو سنة الهدى
Artinya, “Masuk juga dalam sunah muakkad, perkara yang dilestarikan oleh Nabi dan tidak ditinggalkan kecuali sekali dua kali untuk menunjukan bahwa amalan itu tidak wajib. Contohnya seperti kumur-kumur ketika berwudhu, menghirup air ketika wudhu, dan shalat dua rakaat sebelum subuh. Sunah ini dinamakan sunah muakkadah atau sunatul huda.”
ومندوب غير مؤكد هو الذي لم يواظب عليه النبي وإنما فعله في بعض الأحيان وتركه في بعض الآخر، وذلك مثل: صلاة لأربع ركعات فبل العشاء، وصوم يوم الإثنين والخميس من كلّ أسبوع وغير ذلك
Artinya, “Sunah yang tidak muakkad adalah amalan yang nabi tidak selalu nabi laksanakan tiap saat, namun kadang-kadang melaksanakannya, kadang-kadang juga meninggalkannya. Contohnya shalat qabliyyah isya empat rakaat, puasa senin Kamis di setiap minggunya dan lain-lain,” (Lihat Tsuroya Mahmud Abdul Fattah [Muhadharat fi Ushulil Fiqih], halaman 82-83).
Misalnya ketika seorang sedang mengerjakan salat fardhu lalu ia tidak membaca surat pendek, maka salat akan tetap sah namun tidak sempurna. Sehingga, dengan mengerjakan shalat sunnah rawatib muakkad (salat yang termasuk ibadah sunnah muakkad), maka diharapkan pahalanya dapat melengkapi sunnah membaca surat pendek yang ia tinggalkan.
Sunnah muakkad artinya bisa juga dipahami sebagai amalan yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan karena tidak ditinggalkan sang suri tauladan yairu nabi Muhammad SAW. Hanya sekali beliau meninggalkannya untuk menunjukkan kepada umatnya bahwa ibadah sunnah muakkad hukumnya tidak wajib.
Dikutip dari laman NU online.or.id contoh pelaksanaan ibadah sunnah muakkad yang berupa salat sunnah muakkad adalah sebagai berikut:
Sunnah muakkad artinya menyempurnakan ibadah salat rafdhu. Untuk shalat sunnah rawatib muakkad meliputi:
Sunnah muakkad artinya mengerjakan sholat malam yang hukum melaksanakannya menjadi sunnah muakkad, yaitu:
Salat tahiyatul masjid adalah salat sunnah dua rakaat yang dikerjakan ketika seseorang baru memasuki masjid.
Salat Dhuha adalah salat sunnah yang dikerjakan seseorang ketika memasuki waktu dhuha. Waktu dhua yaitu yaitu sekitar pukul 8-10 pagi. Jumlah rakaat nya 2-4 rakaat. Salat ini memiliki keutamaan yaitu mengganti seluruh dzikir.
Adapun ketentuan melaksanakan salat sunnah muakkad adalah sebagai berikut:
Sunnah muakkad artinya tingkatannya sedikit di bawah ibadah fardhu sedangkan sunnah gairu muakkad memiliki nama lain mandub dan mustahab yang artinya akan diberikan pahala jika dikerjakan dan tidak disiksa bila ditinggalkan.
Contoh sunnah ghairu mukkad adalah salat tahiyatul masjid, salat rawatib dan salat tahajud.
Hukum sunnah muakkad adalah apabila dikerjakan mendapat pahala dan ditinggalkan tidak mendapat dosa, tingkatannya hampir mendekati ibadah wajib.
Editor : -
Tag : #pendidikan islam #sunnah muakkad #pendidikan #contoh sunnah muakkad #hukum #ketentuan