Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) Portl Inc membuat alat yang berfungsi seperti panggilan video (video call), namun menampilkan keseluruhan badan atau seperti hologram.
Seperti di Star Trek dan film fiksi ilmiah tentang masa depan lainnya, dengan teknologi ini kita bisa seperti berhadapan langsung dengan orang yang dihubungi dalam wujud hologram.
Perusahaan yang berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat tersebut merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang teknologi hologram.
Namun, menurut CEO Portl David Nussbaum, perusahaannya tidak bisa merampungkan pembuatan portal dengan cepat untuk memenuhi permintaan.
Portal hologram yang dipakai adalah setinggi 2,5 meter dengan kaca di bagian depan dan dilengkapi kotak-kotak komputer. Di dalam bilik, hologram si pengguna akan ditampilkan sesuai dengan wujudnya.
Perangkat ini memiliki speaker sehingga suara hologram bisa terdengar. Terdapat pula sejumlah kamera dan mikrofon sehingga pengguna hologram bisa melihat dan mendengar orang-orang di depan proyeksinya.
Adapun pengguna hologram bisa berada di belahan dunia manapun. Dia hanya memerlukan sebuah kamera, latar polos, dan seperangkat pelantang suara dan mikrofon.
Portl sendiri didirikan oleh David Nussbaum di Los Angeles pada 2019. Perusahaan ini juga hadir di Barcelona, ​​Dubai, Las Vegas, dan New York.
Perusahaan itu menyediakan alat berbentuk kotak seukuran orang dewasa, yang dilengkapi dengan sensor kamera, layar sentuh resolusi 4K, dan pengeras suara (speaker). Portl juga menghadirkan aksesori seperti lampu sorot dan tripod.
Seorang reporter Gaming BBC Steffan Powell pun kebagian untuk mencoba perangkat tersebut saat mewawancarai altlet lari jarak dekat Usain Bolt. Ini untuk menggambarkan cara bermain game multi-pemain di masa depan.
Dikutip dari Futurism, harga perangkat Portl dibanderol mulai dari USD 60 ribu atau sekitar Rp 862 juta per unit. Portl melaporkan sudah menjual lusinan gawai ke individu serta mal, bandara, dan bioskop.
Portl bukan satu-satunya perusahaan yang mengembangkan teknologi hologram. Microsoft juga mengembangkan teknologi serupa melalui perangkat headset bernama HoloLens 2. Harga per unitnya mencapai USD 3.500 (sekitar Rp 50 juta), jauh lebih murah ketimbang sistem milik Portl.
Hologram 3D Microsoft justru mengharuskan dua atau lebih penggunanya memakai headset sehingga hologram mereka diproyeksikan di depan satu sama lain. Wujudnya pun mirip kartun yang berdiri di ruangan sama.
Perusahaan yang menggunakan hologram ini adalah Thyssenkrupp asal Jerman. Mereka adalah salah satu pembuat lift terbesar di dunia, yang rutin mengirimkan teknisi ke berbagai negara untuk melakukan perbaikan.
Dengan menggunakan headset HoloLens 2, para teknisi tersebut dapat terhubung dengan teknisi lokal dalam wujud hologram guna memandu pekerjaan reparasi.
Editor: -