PARBOABOA, Jakarta – Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Lampung mengatakan ada penurunan jumlah titik panas di wilayahnya, sehingga potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tak mengkhawatirkan.
“Secara umum untuk potensi kebakaran hutan, Lampung tidak berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan seperti provinsi lain,” kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Yanyan Ruchyansyah dalam keterangannya di Bandar Lampung, Kamis (16/02/2023).
“Jadi ada penurunan titik panas di sini dari sebelumnya pada 2021 ada 3.345 titik, namun di 2022 ada 2.953 titik,” sambung Yanyan.
Kendati demikian, kata Yanyan, meski kondisi tersebut terbilang cukup aman, tetapi kewaspadaan akan potensi penambahan titik panas akan tetap dilaksanakan.
“Titik panas ini berbeda dengan titik api yang biasa menyebabkan kebakaran. Kalau titik panas baru indikasi adanya peningkatan suhu di suatu lokasi, meski ini aman, tetapi tetap harus waspada akan kebakaran lahan dan hutan,” tuturnya.
Di sisi lain, meskipun ada penurunan titik panas, namun untuk kejadian terhadap karhutla ada peningkatan luas lahan yang terbakar.
“Kalau titik panas ada penurunan, menurut kejadian kebakaran berdasarkan data yang kami miliki memang ada peningkatan pada tahun 2022 ini,” terangnya.
Ia membeberkan, karhutla pada 2021 tercatat terjadi pada lahan seluas 3.541 hektare, sedangkan pada 2022 mengalami peningkatan, yakni dengan luas 7.564 hektare.
“Kebanyakan kejadian kebakaran lahan ini ada di Kabupaten Lampung Timur, untuk kejadian terakhir ada di Way Kambas biasanya terjadi di padang alang-alang,” pungkasnya.
Editor: Maesa