Kabar Baik, Ada Terapi Baru Cegah Kanker Kambuh Pascapengobatan

Kanker sering kali kambuh meski pasien telah menyelesaikan program kemoterapi. (Foto: Freepik)

PARBOABOA, Jakarta - Penyakit kanker masih menjadi momok mengerikan bagi semua orang di dunia. 

Meski sudah ada metode pengobatannya, kanker nyatanya masih bisa kambuh bahkan tak jarang juga menyebar ke organ tubuh lain. 

Maka dari itu para ilmuwan terus berupaya mencari obat atau metode baru perawatan kanker yang efektif. 

Artinya, tak hanya untuk mencegah timbulnya kanker dalam bentuk vaksin namun juga menghindari adanya kekambuhan pascapengobatan. 

Sayangnya, hingga saat ini baru vaksin kanker serviks yang telah tersedia yang sering disebut vaksin HPV. 

Namun kabar gembira terkait vaksin kanker datang dari The National Health Service Inggris. 

Para ilmuwan mengabarkan, segera ada vaksin yang digadang-gadang mampu mencegah kekambuhan kanker. 

Vaksin tersebut akan tersedia di NHS dalam lima tahun ke depan. 

Rencananya, vaksin itu digunakan pada 10.000 pasien dengan berbagai jenis kanker yang berbeda seperti termasuk melanoma stadium lanjut hingga kanker prostat. 

Sistem kerja vaksin ini menargetkan rangkaian mutasi genetik unik dari kanker tertentu. 

Vaksin ini diharapkan dapat membantu tubuh secara selektif menghancurkan sel-sel kanker sembari tetap menyisakan sel-sel sehat. 

Tujuan akhirnya, dengan terapi seperti ini diharapkann berpotensi menghasilkan lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan kemoterapi.

Direktur nasional kanker NHS, Prof Peter Johnson mengatakan, vaksin ini merupakan salah satu 'transformasi besar' dalam pengobatan kanker dalam dekade terakhir.

Kepada The Times Health Commission, Prof Peter menjelaskan, kanker berulang setelah operasi tetap menjadi masalah besar bahkan ketika dokter mendiagnosis penyakit ini sejak dini. 

Upaya menggunakan vaksinasi untuk mengurangi risiko kekambuhan pada pasien kanker sangatlah menjanjikan. 

Meski demikian, kata Prof Peter, penggunaan vaksin untuk meningkatkan kemampuan tubuh dalam mengenali dan menghancurkan tumor guna mencegah kanker pada pasien sehat masih bersifat spekulatif. 

Kemungkinan besar, vaksin ini akan lebih bermanfaat jika kita dapat mendeteksi kanker sejak dini sebelum berkembang.

Proses Penemuan Vaksin Kanker 

Informasi adanya vaksin yang diharapkan mencegah kekambuhan ini muncul setelah pemerintah Inggris menandatangani perjanjian dengan perusahaan BioNTech yang berbasis di Jerman. 

Perusahaa ini juga yang sebelumnya mengembangkan vaksin virus corona.

Uji klinis yang akan dilakukan nanti diharapkan mampu membantu pengobatan pasien melalui penggunaan vaksin kanker mRNA dan imunoterapi yang dimodifikasi.

Teknologinya mirip dengan yang digunakan pada vaksin virus corona Pfizer/BioNTech.

Cancer Vaccine Launch Pad (CVLP) yang baru akan membuat database untuk membantu mengidentifikasi pasien kanker dengan cepat yang memenuhi syarat untuk uji coba potensial tersebut.

Mengapa Kanker Bisa Kambuh Pascaoperasi atau Kemoterapi

Prof Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo, Sp PD-KHOM selaku Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dan Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) dalam konferensi pers Betadine Retro Run 2017 di Jakarta, Rabu (23/8/2017) menjelaskan, karakteristik kanker yakni terdiri dari banyak sel.

Maka, bila selama pengobatan, ada sel kanker yang lolos, maka akan bisa memicu kekambuhan dalam beberapa tahun.

Itu merupakan kelemahan jika kanker sudah terlanjur besar. 

Selain itu, demi mencegah hal yang tak diinginkan selanjutnya, bila pasien telah menjalani kemoterapi dan hasilnya sudah bagus, harus tetap kontrol ke dokter minimal enam bulan atau setahun sekali. 

Jika kanker tidak kambuh dalam lima tahun, maka tingkat kekambuhan dapat dikatankan sangat kecil. 

Editor: Umaya khusniah
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS