parboaboa

Apa Itu Bioteknologi Peternakan? Berikut Pengertian, Manfaat, dan Contohnya

Ziaggi | Sains | 02-12-2023

Bioteknologi peternakan (Foto: Pixabay/@analogicus)

PARBOABOA – Bioteknologi adalah teknik rekayasa suatu agen biologi dengan tujuan menghasilkan produk-produk yang bermanfaat bagi manusia.

Penerapan ilmu bioteknologi telah dilakukan oleh manusia sejak zaman dulu kala. Salah satu contoh produknya adalah anggur merah, yang telah dikonsumsi oleh manusia sejak lama.

Seiring perkembangan zaman dan teknologi, ilmu bioteknologi semakin berkembang pesat dan bahkan dimanfaatkan di sektor peternakan. Lantas, apa itu bioteknologi peternakan?

Secara umum, penerapan bioteknologi di bidang peternakan tidak hanya berfokus untuk menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi tetapi juga membuka wawasan pemahaman lebih dalam lagi terhadap genetika dan kesehatan hewan.

Dampak bioteknologi di sektor peternakan juga cukup signifikan dan masih terus dikembangkan guna meningkatkan hasil produksi dan kesejahteraan hewan ternak.

Agar lebih memahaminya, simak ulasan tentang apa itu bioteknologi peternakan secara lengkap dalam artikel berikut ini.

Apa Itu Bioteknologi Peternakan?

Bioteknologi peternakan (Foto: Pixabay/@12019)

Secara umum, pengertian bioteknologi peternakan adalah suatu bidang ilmu yang memanfaatkan prinsip-prinsip biologi molekuler dan teknologi tinggi untuk meningkatkan hasil produksi dan kesejahteraan hewan.

Tujuan utamanya adalah mengoptimalkan performa genetik, kesehatan, dan reproduksi hewan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi manusia.

Dalam bioteknologi di bidang peternakan, berbagai teknik rekayasa genetika digunakan untuk memodifikasi sifat-sifat genetik hewan dengan lebih teliti.

Hal tersebut mencakup beberapa hal mulai dari pemilihan gen, transfer embrio, kloning hewan, dan penggunaan hormon pertumbuhan hewan.

Teknik-teknik ini dapat meningkatkan ketahanan hewan terhadap penyakit, meningkatkan produktivitas, dan memperbaiki sifat-sifat genetik yang diinginkan.

Selain itu, bioteknologi di bidang peternakan juga mencakup pengembangan vaksin, diagnosa penyakit, dan pemuliaan selektif untuk menghasilkan keturunan dengan kualitas yang lebih baik.

Manfaat Bioteknologi Peternakan

Bioteknologi peternakan (Foto: Kementan)

Bioteknologi di bidang peternakan memberikan sejumlah manfaat yang signifikan, baik dalam aspek ekonomi, produksi pangan, maupun kesejahteraan hewan. Beberapa manfaat utama dari bioteknologi peternakan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan Produktivitas Hewan

Melalui rekayasa genetika, bioteknologi di bidang peternakan dapat meningkatkan produktivitas hewan, baik dalam hal produksi daging, susu, telur, atau wol.

Pemilihan gen yang tepat dapat menghasilkan hewan dengan pertumbuhan lebih cepat dan konversi pakan yang lebih efisien.

2. Memberi Ketahanan Hewan terhadap Penyakit

Bioteknologi memungkinkan pengembangan hewan dengan ketahanan genetik yang lebih baik terhadap penyakit.

Hal tersebut membantu mencegah penyebaran penyakit di antara ternak, mengurangi kebutuhan akan antibiotika, dan meningkatkan kesehatan populasi hewan.

3. Pemuliaan Selektif

Bioteknologi memfasilitasi pemuliaan selektif yang lebih presisi. Pemilihan gen dapat dilakukan untuk menghasilkan hewan dengan sifat-sifat yang diinginkan.

Beberapa di antaranya seperti ketahanan terhadap cuaca ekstrem, kemampuan adaptasi yang lebih baik, atau sifat-sifat khusus yang meningkatkan nilai komersial.

4. Transfer Embrio dan Kloning

Teknik transfer embrio dan kloning memungkinkan reproduksi hewan yang lebih efisien. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan pemeliharaaan dan mempercepat penyebaran sifat-sifat unggul dalam suatu populasi.

5. Kesehatan Ternak

Bioteknologi mendukung pengembangan vaksin dan teknik diagnostik yang dapat meningkatkan kesehatan ternak secara keseluruhan.

Penerapan teknik tersebut juga bertujuan untuk membantu mencegah penyebaran penyakit dan memastikan kesejahteraan hewan.

6. Ketahanan Lingkungan

Melalui pemilihan gen, bioteknologi dapat menghasilkan hewan yang lebih efisien dalam memanfaatkan sumber daya, mengurangi limbah, dan memiliki dampak lingkungan yang lebih positif.

7. Kontribusi terhadap Ketahanan Pangan Global

Dengan meningkatkan produktivitas dan efisiensi, bioteknologi peternakan berkontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan global, membantu memenuhi kebutuhan protein hewani yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi.

8. Inovasi dalam Produk Pangan

Bioteknologi dapat memungkinkan pengembangan produk pangan yang inovatif, seperti daging atau susu tanpa lemak tertentu, yang sesuai dengan kebutuhan pasar yang berubah.

9. Mengurangkan Penggunaan Antibiotika

Dengan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit, bioteknologi dapat membantu mengurangi ketergantungan pada antibiotika dalam peternakan dan mengurangi risiko resistensi antibiotika.

Contoh Bioteknologi Peternakan

Bioteknologi peternakan (Foto: disnak.sumbarprov.go.id)

Ilmu bioteknologi di bidang peternakan berupaya menghasilkan produk yang efektif dan efisien.  Beberapa contoh bioteknologi peternakan adalah sebagai berikut

1. Teknologi Inseminasi Buatan

Teknologi inseminasi buatan (IB) atau kawin suntik adalah metode reproduksi generasi pertama yang bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan hewan jantan unggul.

Langkah yang dilakukan adalah dengan menyuntikkan sperma ke dalam saluran alat kelamin betina menggunakan metode atau alat khusus yang disebut pistolet inseminasi.

2. Teknologi Fertilisasi In Vitro

Fertilisasi In Vitro (FIV) merupakan teknologi produksi embrio dalam lingkungan buatan di luar tubuh dalam suatu sistem biakan sel.

Teknik Fertilisasi In Vitro dapat menggunakan oosit yang berasal dari hewan yang masih hidup atau dari oosit hewan yang dipotong, sehingga teknik Fertilisasi in Vitro dapat menjadi alternatif produksi embrio saat melakukan transfer embrio.

3. Pemanfaatan Potensi Betina Unggul

Apabila dalam kawin suntik, fokus diberikan pada sperma jantan, transfer embrio tidak hanya mengoptimalkan potensi dari sperma jantan, tetapi juga memungkinkan pemanfaatan potensi betina berkualitas unggul secara maksimal.

Melalui teknik transfer embrio ini, betina unggul dapat menghasilkan embrio tanpa perlu mengalami kehamilan.

Embrio yang dihasilkan kemudian dapat ditransfer ke induk titipan dengan kualitas yang memiliki kemampuan untuk reproduksi meskipun tidak perlu sempurna.

Embrio tersebut dapat ditransfer langsung ke sapi resipien atau disimpan dengan cara dibekukan untuk di transfer pada waktu yang akan datang.

4. Kriopreservasi Embrio

Contoh produk bioteknologi peternakan yang keempat ini merupakan metode untuk menyimpan embrio dalam keadaan beku guna memelihara, menjamin, dan mempertahankan kelangsungan hidup sel.

Teknik kriopreservasi melibatkan penyimpanan embrio pada suhu sangat rendah menggunakan nitrogen.

Dengan kriopreservasi, pembelahan sel dan proses metabolisme dalam sel, jaringan, atau organ tanaman dapat dihentikan tanpa batas waktu.

5. Transplantasi Nukleus (Kloning)

Teknologi ini dikenal sebagai teknologi kloning, yang digunakan untuk menciptakan individu duplikat yang mirip dengan induknya.

Teknologi kloning telah berhasil diterapkan pada beberapa jenis hewan, salah satunya adalah kloning domba yang terkenal dengan nama Domba Dolly.

Melalui kloning hewan, berhasil dibentuk beberapa organ manusia yang dapat digunakan untuk transplantasi guna penyembuhan penyakit.

6. Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika atau rekombinasi DNA adalah serangkaian teknik eksperimental yang memungkinan para peneliti untuk mengisolasi, mengidentifikasi, dan menduplikasi fragmen materi genetik (DNA) dalam bentuk murni.

Produk rekayasa genetika tersebut sering dikenal dengan sebutan Gentically Modified Organism (GMO).

Contoh Hewan Bioteknologi Peternakan

Berikut adalah beberapa contoh hewan yang telah mengalami atau dapat dimanfaatkan dalam konteks bioteknologi di bidang peternakan:

1. Sapi Transgenik

Sapi yang telah dimodifikasi genetiknya untuk meningkatkan produksi susu, pertumbuhan, atau ketahanan terhadap penyakit tertentu.

Meskipun, produksi sapi transgenik lebih sulit karena kurang efisiennya metode transgenik, jangka waktu deteksi transgen yang panjang, ekspresi protein rekombinan.

Selain itu, ada fakta bahwa hanya satu anak sapi yang dihasilkan pada akhir setiap kebuntingan. Tetapi, penggunaan sapi transgenik sangat menguntungkan.

2. Ayam Transgenik

Ayam yang melalui rekayasa genetika untuk meningkatkan produksi telur atau daging, serta memiliki resistensi terhadap penyakit tertentu.

Selama dua dekade terakhir, telah dihasilkan beberapa ayam transgenik melalui metode transfeksi virus maupun non-virus.

Kemampuan pembudidayaan sel germinal primordial ayam (PGC) dan transmisi gen yang efektif telah membawa perkembangan baru dalam bidang ini.

3. Ikan Transgenik

Ikan transgenik adalah ikan yang mengalami rekayasa genetika di mana terjadi kemungkinan kombinasi ulang atau penggabungan ulang gen dari sumber yang berbeda secara in vitro.

Ikan yang telah dimodifikasi genetiknya untuk pertumbuhan yang lebih cepat atau ketahanan terhadap kondisi lingkungan tertentu.

4. Domba Kloning

Domba yang dihasilkan melalui teknik kloning, seperti kloning domba Dolly pada tahun 1996. Domba Dolly adalah seekor domba Finn-Dorset betina dan mamalia pertama yang dikloning dari sel somatik dewasa.

Dolly dikloning oleh professor dari Institut Roslin di Skotlandia, menggunakan proses transfer nuklir dari sel yang diambil dari kelenjar susu.

5. Kuda Transgenik

Kuda transgenik mengacu pada kuda yang telah mengalami manipulasi genetik atau penerapan teknologi bioteknologi untuk memasukkan atau mengubah gen tertentu dalam genom mereka.

Kuda yang melalui rekayasa genetika memiliki sifat-sifat tertentu, seperti ketahanan terhadap penyakit atau peningkatan performa atletik.

6. Babi Resisten Terhadap Penyakit

Babi yang telah dimodifikasi genetiknya untuk memiliki ketahanan terhadap penyakit tertentu, seperti virus ASF (African Swine Fever).

Penerapan teknologi bioteknologi dalam mengembangkan babi resisten terhadap penyakit bertujuan untuk meningkatkan kesehatan hewan, mengurangi risiko penyebaran penyakit, dan meningkatkan efisiensi produksi babi.

7. Kambing Transgenik

Kambing transgenik adalah kambing yang telah mengalami modifikasi genetik untuk memasukkan atau mengubah gen tertentu dalam genom mereka.

Kambing yang dimodifikasi genetiknya bertujuan untuk menghasilkan produk-produk seperti susu atau wol dengan kualitas yang lebih baik.

8. Anjing Transgenik

Anjing yang melalui rekayasa genetika untuk sifat-sifat tertentu, termasuk resistensi terhadap penyakit genetik atau kemampuan deteksi penyakit.

Memproduksi anjing transgenik juga membantu dalam penelitian konservasi dan lingkungan, seperti melibatkan anjing dalam pelacakan dan perlindungan spesies liar tertentu.

9. Kelinci Transgenik

Kelinci yang dimodifikasi genetiknya untuk memproduksi protein tertentu yang dapat digunakan dalam pengembangan obat-obatan.

Kelinci transgenik juga dapat diubah genetiknya untuk menciptakan model penelitian penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer atau Parkinson.

10. Lebah yang Diintroduksi Gen

Lebah yang dimodifikasi genetiknya untuk meningkatkan produksi madu atau memiliki resistensi terhadap faktor-faktor lingkungan tertentu.

Modifikasi genetik juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan lebah dalam melakukan penyerbukan, mendukung pertanian, dan reproduksi tanaman.

Contoh-contoh ini mencerminkan berbagai hasil bioteknologi peternakan pada berbagai jenis hewan, dengan tujuan meningkatkan kualitas, produktivitas, dan kesehatan populasi ternak.

Demikian penjelasan tentang bioteknologi peternakan mulai dari pengertian, manfaat, dan contoh produknya.

Pemahaman tentang teknik rekayasa genetika ini berperan penting dalam memajukan sektor peternakan dan mencapai ketahanan pangan global.

Editor : Juni

Tag : #bioteknologi    #bioteknologi peternakan    #sains    #rekayasa genetika    #ilmu rekayasa   

BACA JUGA

BERITA TERBARU