parboaboa

David Purba: Pupuk Subsidi Sudah Dialokasi Keenam Kecamatan Siantar

TIM Parboaboa | Nasional | 27-03-2023

Kepala Seksi Sarana Prasarana dan Pestisida Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan kota Pematang Siantar, David Purba (Foto: PARBOABOA/Patrick)

PARBOABOA - Kepala Seksi Sarana Prasarana dan Pestisida Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan kota Pematang Siantar, David Purba, meluangkan waktu kepada parboaboa.com untuk mewawancarainya.

David, menjawab terbuka tiap pertanyaan wartawan parboaboa.comdi Kantor Dinas Pertanian Kota Pematang Siantar, pada Jumat 24 Maret 2023, pukul 15.00 WIB.

Berikut petikan wawancaranya:

Bagaimana produktivitas padi di Siantar per hektarnya berapa?

Produktivitas padi di Siantar kisaran 5 ton sampai 6,5 ton gabah per hektar.

Berapa jumlah kelompok tani di Siantar?

Jumlah kelompok tani di Siantar ada sebanyak 109 kelompok di enam kecamatan. Yakni kecamatan Siantar Marihat, Siantar Maribun, Siantar Martoba, Siantar Sitalasari, Siantar Timur, dan Siantar Selatan.

Berapa luas semua lahan padi di Kota Pematang Siantar?

Jumlah lahan ladang padi kelompok tani di Siantar ada sebanyak 1.315 hektar di Siantar.

Bagaimana jatah pupuk subsidi petan atau kelompok tani tahun 2023?

Untuk tahun ini dipastikan oleh Menteri Pertanian, pupuk subsidi sudah dialokasi ke kabupaten kota sesuai dengan rencana tanam dan dinyatakan aman.

Berapa jumlah pupuk subsidi yang akan digelontorkan ke petani tahun 2023 yang ada di kota pematang siantar?

Untuk pupuk subsidi Urea ada 950 ton dan pupuk NPK 1.270 ton tahun 2023. Namun tahun 2022 pupuk subsidi Urea sebanyak 101 ton dan NPK 1.096 ton.

Pupuk subsidi dialokasikan ke kecamatan mana saja?

Keenam Kecamatan di Kecamatan Siantar Marihat, Siantar Maribun, Siantar Martoba, Siantar Sitalasari, Siantar Timur, dan Siantar Selatan.

Berapa jumlah jatah pupuk yang didapatkan kelompok tani?

Jadi untuk sekarang pupuk subsidi 1 hektarnya, 250 kg Urea per hektar untuk padi, kalau pupuk NPK nya 300 kg per hektar untuk setiap kelompok tani yang ada di Siantar ini.

Untuk harga yang diberikan, pupuk Urea Rp2.250 per kg, sementara NPK Rp2.300 per kg.

Apakah tim Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) datang ke kelompok tani untuk melakukan penyuluhan?

Mereka memang tugasnya kelapangan. Makanya kalau ada masalah dilapangan, jika tidak ada PPL-nya terus ditelepon tuh biar datang PPL-nya.

Berdasarkan hasil penelitian badan penelitian dan pengembangan pertanian tahun 2008-2021 menunjukkan bahwa produktivitas padi minimal 8 ton per hektar. Apakah tahun ini hasil produktivitas padi kota Pematang Siantar mencapai 8 ton per hektar?

Jadi di lapangan banyak kendala, yang hasil penelitian badan penelitian dan pengembangan pertanian tahun 2008-2021 menunjukkan bahwa produktivitas padi di lapangan minimal 8 ton lebih per hektar itu di daerah mana? Itu kan rata-rata. Tidak semua daerah mencapai itu. Seperti Siantar, Simalungun dan Balige varietas yang digunakannya berbeda.Belum tentu varietas yang di Siantar cocok ke Balige belum tentu.

Jadi sebenarnya kalau faktor pertanamannya umumnya memberikan pupuk yang cukup, air yang cukup, baru variatesnya yang unggul itu yang harus digunakan.

Jadi kadang petani yang ada di Siantar  maunya ada 1 kelurahannya ada yang tinggi hasil produktivitas padinya mencapai 8 ton per hektar.

Namun itu tidak bisa mewakili hasil produktivitas padi di Siantar. Jadi kita ambil rata-ratanya. Belum tentu di Siantar enggak ada produktivitas padinya mencapai 8 ton per hektar. Ada beberapa kelompok tani, yang petaninya mungkin mau keluar uangnya untuk membeli obat-obatannya dan pupuk tambahannya.

Jadi kalau petani hanya mengharapkan pupuk subsidi ini sama bantuan bibit dari pemerintah, kadang-kadang  para petani tidak mencapai hasil produktivitasnya 8 ton per hektar.

Terkait instruksi dari pemerintah bahwa harga pembelian pemerintah gabah kering panen di tingkat petani yang sebelumnya Rp4.500 per kg menjadi Rp5.000 per kg, bagaimana tanggapannya? Apakah sudah sesuai tidak untuk para petani?

Kalau pemerintah bisa menjamin menaikkan harga gabah kering panen sebesar Rp.5000 per kg, itu bagus itu yang ditunggu-tunggu petani. Karena nilai jual gabahnya masih rendah tidak ada keuntungan petani.

Jadi petani kita tidak mencari untung, paling tidak membeli beras lagi. Jadi hasil panennya ini di cukupkannya untuk rumah tangganya dan untuk saudara-saudaranya disini. Jadi kalau hasil produktivitasnya ada banyak baru petani menjualnya. Jadi para petani bukan memproduksi mencari untung.

Tapi kalau bisa pemerintah menaikkan harga gabahnya lebih dari harga yang sekarang.  Itu bagus. Kenapa karena pupuk dan racun hama sekarang dibandingkan tahun lalu lebih mahal harganya pupuk dan racun hama sekarang.

Jadi kalau petani tidak mendapat pupuk dan racun hama dari pemerintah.Maka para petani membeli pupuk dan racun dari luar dan menggunakan uang pribadi sendiri.

Dan dibandingkan uang yang dikeluarkan membeli pupuk subsidi dan racun hama dengan hasil produktivitasnya tidak sesuai.Bisa tidak ada untung para petani di Siantar.

Tapi paling tidak panen petani, tidak membeli beras lagi. Gitulah masih petani kita di Siantar ini.Kalau bisa lebih dari Rp5.000 per kg harga gabah.

Namun pemerintah tidak punya konsep untuk menjaga nilai harga jual gabah para petani kemana? Seharusnya Bulog itu membeli, contohnya panenlah seharusnya di data Bulog ladang padi di Siantar ini. Dan kalau musim panenlah para petani jadi bisa jual ke Bulog.Tapi ini kan tidak.

Pandangannya tentang agen yang membeli hasil gabah petani sebesar Rp4.500 per kg?

Ya segitunya selama ini Rp4.500 per kg. Tapi kalau bisa di jamin pemerintah Rp5.000 per kg apalagi Rp5.000 ribu per kg lebih senang kalilah. Tapi masalahnya siapa yang membeli hasil panen gabah petani di Siantar? Seharusnya di buat kebijakan siapa yang membeli hasil panen gabah. Seharusnya Bulog. Tapi sampai sekarang kalau kami lihat di lapangan. Bulog punya padi sendiri. Enggak jual ke Bulog kan petani, petani kadang ya jual ke kilang-kilangnya yang sudah langganan.

Agen-agen kilanglah, nanti agen kilang jual ke tempat lain. Bisanya tinggi harga jual ke kilang tapi kemampuan petani membawa hasil panennya yang kadang menjadi persoalannya.

Jadi gimana pemerintah menjamin harga itu, karena kilang yang membeli hasil panen petani. Jadi kilang punya kemasan, entah gabah petani yang ada di kelompok tani.Tapi entah merek apa yang dibuat kilang padi ya suka kilang padi itulah buatnya.

Adakah program dari pemerintah untuk menaikkan hasil produktivitas padi para petani yang ada di Siantar?

Usaha terusnya ada. Cuma itu tadinya selama banyak teknologi di buat pemerintah itu acuan untuk petani, belum tentu semua para petani di Siantar mau membuat acuan tersebut. Para petani masih menggunakan pola lama dalam menanam padi. Tidak percaya mereka menggunakan teknologi seperti ini hasil produktivitasnya akan naik. Tidak percaya para petani

Kalau boleh tahu teknologi seperti apa itu?

Contohnya kalau kau lihat di ladang padi itu enggak ada gang-gangnya rapat semua. Masuklah teknologi geol 21, geol 21 itu kalau kau lihat ladang padi itu baris dua  baru ada gangnya. Ada gangnya dibuat tapi tidak sesuai dengan geol 21 dibuat petani.Cuma dibuat gang untuk bisa dilewatkan. Kalau teknologi geol 21 itu setiap dua baris gang, itulah teknologi geol 21 itu.

Belum ada geol satu-satu. Tapi menurut petani teknologi geol 21 banyak lahan padi yang kosong karena gang. Padahal gang itu perlu supaya sinar matahari masuk ke ladang padi itu, karena padi itu perlu cahaya matahari. Jadi kalau rapatnya padi itu tidak dapat cahaya matahari itu. Sehingga mempengaruhi hasil produktivitasnya tidak maksimal. Dan kalau rapat padi itu senang kali tikus.

Karena kalau kita masuk ke ladang padi itu untuk mengusir tikus bagaimana kita masuk kalau ladang padi itu rapat-rapat. Jadi teknologi itu sudah turun, tapi para petani di Siantar tidak ada yang mau menggunakan teknologi itu. Kalau petani mengikuti teknologi itu, maka hasil produktivitas padi bagus saat panen.

Ada keluhan dari petani bahwa ladang padinya diserang hama tikus.Apakah ada program dari pemerintah untuk membasmi hama?

Dinas Pertanian anggarannya terbatas, jadi untuk bantuan pupuk racun hama untuk ladang padi para petani tidak bisa kita penuhi semua. Jadi biasanya kita buat stok kepada kelompok tani.Dan jika ada petani yang ada ladang padinya mendapatkan serangan hama pada ladang padinya.Maka dapat melapor ke Dinas Pertanian melalui penyuluh pertanian lapangan. Kalau tidak ada stok. Mereka beli sendiri.

Jadi kita tidak stok racun untuk seluruh luas ladang padi setiap kelompok di Siantar. Meski begitu, petani pun bisa bertanya ke tim penyuluh racun apa yang bagus untuk membasmi hama.

Mengapa Bulog tidak menerima hasil panen padi produksi petani Pematang Siantar?

Seharusnya Bulog menerima hasil panen para petani kita.Bukan karena hasil produktivitasnya. Namun harus melihat kualitasnya. Produktivitasnya yang 8 ton sama 5 ton kalau kualitasnya bagus, variatesnya bagus dan cara tanamnya bagus.

Mungkin disini kena hama kita tidak tahu atau hama tikus di rusak setengah. Yang ini bagus, tapi produktivitasnya sedikit, jangan itu yang dilihat Bulog. Harusnya berapa pun yang dijual petani produktivitasnya kalau masuknya kualitasnya.Maka Bulog harus menerima hasil gabah para petani. Karena harus Bulog yang menjadi tempat penampungan hasil panen gabah petani.

Apa kendala terkait pemberian pupuk subsidi kepada kelompok tani penerima manfaat tersebut?

Kendala yang pertama itu ada keterlambatan kedatangan pupuk subsidi yang sudah di order. Terlambat pun hanya sekitar seminggu paling lama.

Kalau terjadi keterlambatan biasanya kita langsung coba hubungi dinas provinsi atau bahkan ke pusat dan menanyakan langsung penyebab keterlambatan tersebut. Adalah alasannya yang kapal lambat dan beberapa lainnya.

Kendala kedua yaitu di data yang tercatat di aplikasi SIMLUHTAN, sekarang kan semua sudah berbasis teknologi ya.Jadi data itu kami terima dan langsung dikirim ke pusat. Yang jadi kendalanya yaitu, data di aplikasi tersebut update sekali setahun.Jadi kalau ada penerima subsidi yang telah meninggal dunia. Namun belum melapor, maka dianggap tidak valid dan tidak bisa menerima manfaat tersebut.

Salah satu cara mengantisipasinya, adalah dengan menguruskan surat keterangan kematian ke pihak kelurahan.Dan surat keterangan yang jelas berisikan data penerima manfaat tersebut, adalah benar keluarga yang terdaftar namanya namun telah meninggal dunia.

Reporter: Patrick Damanik

Editor : Fery Sabsidi

Tag : #hpp gabah    #bapanas    #nasional    #petani    #pupuk    #het beras    #berita nasional   

BACA JUGA

BERITA TERBARU