Dijuluki Pak Lurah oleh Kalangan Politisi, Jokowi: Saya Presiden RI

PARBOABOA, Jakarta – Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) buka suara terkait dirinya yang mendapat julukan sebagai “Pak Lurah” dari kalangan politisi.

Jokowi mengatakan bahwa saat ini Indonesia telah memasuki tahun politik dengan suasana hangat-hangat kuku dan ada tren baru di kalangan politisi partai politik (parpol).

Dia menuturkan, tren itu adalah ketika para politisi ditanyai soal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), mereka akan menjawab “Belum ada arahan dari Pak Lurah”.

Dia mengaku bahwa sempat memikirkan siapa sosok dibalik “Pak Lurah” ini. Pasalnya, ketika ditanyai terkait capres-cawapres, para politisi selalu memberikan jawaban yang serupa.

Kemudian, belakangan baru diketahui bahwa sosok “Pak Lurah” yang dimaksud itu adalah dirinya dan sebutan ini merupakan kode.

Menanggapi hal tersebut, Jokowi mengatakan bahwa ia bukanlah lurah, melainkan Presiden Republik Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Jokowi menegaskan bahwa dirinya bukan ketua umum parpol dan bukan juga ketua koalisi dari sebuah partai.

Sesuai dengan UU, yang menentukan capres-cawapres adalah parpol dan koalisi dari parpol itu sendiri. Oleh karenanya, Jokowi menyatakan bahwa ia tak memiliki wewenang untuk memutuskan hal tersebut.

Kendati demikian, Jokowi mengerti jika sudah nasib presiden dijadikan sebagai “paten-patenan”, alibi, dan juga tameng oleh sejumlah pihak.

Surya Paloh Beri Tanggapan Pernyataan Jokowi soal “Pak Lurah”

Dalam Sidang Tahunan MPR pada Rabu, (16/8/2023) itu, turut hadir Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh.

Pada sela-sela sidang, Surya Paloh memberikan tanggapannya terkait pernyataan Presiden RI yang menyinggung sosok “Pak Lurah”.

Menurutnya, sebutan “Pak Lurah” hanyalah sebuah perumpamaan bahwa setiap aturan harus sesuai dengan persetujuan dari sosok ini.

Selain itu, lanjut dia, julukan tersebut juga hanya sebuah jokes (candaan) yang menurutnya merupakan sense of humor bagus di tahun politik ini.