parboaboa

Ekspektasi Pemangkasan Bunga Acuan Memudar, IHSG, Rupiah dan Emas Kompak Melemah

Fika | Ekonomi | 29-05-2024

Ilustrasi IHSG, Harga Emas dan mata uang Rupiah yang kompak melemah pada penutupan perdagangan hari ini. (Foto: PARBOABOA/Fika)

PARBOABOA, Medan – Pada penutupan perdagangan sore ini, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah.

Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengatakan IHSG pada hari ini menjadi salah satu bursa di Asia yang kinerjanya paling buruk seperti Hang Seng dan Kospi.

“Memburuknya kinerja indeks bursa di Asia telah menyeret pelemahan pada pasar saham di tanah air,” ujar Gunawan Benjamin kepada PARBOABOA, Rabu (29/05/2024).

Sementara itu, Gunawan memaparkan, kinerja mata uang Rupiah juga ditutup melemah di level 16.155 per US Dollar. Sedangkan harga emas juga ditransaksikan melemah di angka 2.341 US Dollar per ons troy nya.

Pelemahan pada Rupiah dan harga emas, menurut Gunawan Benjamin, tidak terlepas dari kian memudarnya ekspektasi sinyal pemangkasan bunga acuan dalam waktu dekat.

Tekanan pada mata uang Rupiah yang saat ini terjadi juga dipicu oleh memburuknya situasi. Di mana pelaku pasar menanti rilis data inflasi konsumen Amerika Serikat di akhir pekan ini.

Tekanan akan semakin besar jika inflasi konsumen AS tidak menunjukkan penurunan nantinya. “Jadi saya berkesimpulan bahwa tekanan pada pasar keuangan masih akan terjadi dalam jangka pendek,” katanya.

Gunawan menilai sentimen teknikal pada hari ini sangat berperan menggiring kinerja pasar keuangan. Namun, pelaku pasar kian dikhawatirkan dengan pupusnya harapan pemangkasan bunga acuan di tahun ini yang semakin diperburuk dengan tensi geopolitik di banyak negara.

Sebelumnya, Gunawan Benjamin menjelaskan, data indeks kepercayaan konsumen AS naik melebihi ekspektasi.

Konsumen AS masih memiliki antusias belanja yang tinggi yang tercermin dari nilai indeks kepercayaan konsumen yang menyentuh 102 pada bulan Mei.

Angka ini menunjukkan bahwa ekonomi AS masih berpeluang ekspansif, yang menyisakan kekhawatiran bahwa inflasi AS akan tetap tinggi. Sementara Bank Sentral AS semakin jauh dari rencana pemangkasan bunga acuan di tahun 2024 ini.

Pada pembukaan perdagangan pagi tadi, mayoritas bursa di Asia ditransaksikan di teritori negatif. IHSG juga dibuka melemah di kisaran level 7.235 pada pukul 09.02 WIB.

Pasar saham di tanah air berpeluang mendapatkan tekanan yang relatif lebih besar dibandingkan sejumlah bursa di Asia yang terkoreksi.

Salah satunya karena kinerja IHSG yang berpotensi mengalami koreksi teknikal memanfaatkan momentum penguatan pada perdagangan sehari sebelumnya.

Sejak pasar dibuka, IHSG berpeluang melemah dan diproyeksikan dalam rentang 7.180 hingga 7.240 di hari ini.

Di sisi lain, mata uang Rupiah berpeluang kembali terkoreksi pada perdagangan hari ini. Pemicunya adalah USD Index yang mengalami kenaikan mendekati level 105, serta membaiknya imbal hasil US Treasury 10 tahun di atas 4.5%.

Sementara Rupiah pada sesi perdagangan pagi ditransaksikan melemah di kisaran level 16.135 per US Dollarnya. Mata uang Rupiah berpeluang berkonsolidasi di kisaran level 16.100 hingga 16.150 per US Dollar.

Sementara itu, pada perdagangan pagi ini, harga emas kembali terkoreksi seiring dengan spekulasi pemangkasan suku bunga yang memudar.

Emas ditransaksikan di kisaran level 2.358 US Dollar per ons troy nya. Meskipun terpantau melemah, harga emas masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan kinerjanya pada perdagangan sore kemarin.

Harga emas masih dirugikan dengan rilis data ekonomi yang ada di Amerika Serikat. Namun, harga emas masih berpeluang untuk kembali naik jika tensi geopolitik di Timur Tengah semakin memburuk.

Dalam jangka pendek, emas tidak akan mendapatkan keuntungan dari spekulasi kebijakan Bank Sentral AS. Namun berpeluang diuntungkan oleh situasi perang yang meluas. 

Editor : Fika

Tag : #IHSG    #Rupiah    #Ekonomi    #Emas    #Saham   

BACA JUGA

BERITA TERBARU