Weezer: 7 Fakta Unik dan Kisah Menarik dari Band Rock Alternatif Legendaris

Band rock alternatif, Weezer. (Foto: Spotify)

PARBOABOA – Bagi pecinta musik rock alternatif, nama Weezer pasti sudah tak asing lagi. Di balik kesuksesannya, tersembunyi cerita-cerita mengejutkan yang tak terduga.

Mulai dari nama band yang terdengar sederhana namun penuh makna, hingga keputusan kontroversial yang mengejutkan industri musik, Weezer telah menorehkan jejak unik dalam sejarah musik.

Sejak kemunculan mereka pada awal 1990-an, band ini telah meraih popularitas dan mempengaruhi banyak musisi serta penggemar dengan gaya musikal yang unik, lirik yang emosional, dan kepribadian eksentrik anggotanya. 

Menariknya, pembentukan Weezer sangat romantis karena bertepatan dengan Hari Valentine. Pada 14 Februari 1992, personel Weezer, Rivers Cuomo merayakan momen romantis inii dengan mendirikan band.

Meski begitu, nama Weezer sendiri tidak langsung dipilih untuk band tersebut. Bahkan, mereka sempat beroperasi tanpa nama resmi untuk sementara waktu.

Namun, di balik kesuksesan besar mereka, ada banyak fakta menarik dan kisah-kisah unik yang sering kali tidak diketahui oleh penggemar kasual.

1. Nama Band Terinspirasi dari Penyakit Asma

Banyak orang mungkin tidak tahu bahwa nama "Weezer" memiliki cerita yang sangat personal.

Nama ini berasal dari julukan yang diberikan kepada vokalis utama sekaligus gitaris band, Rivers Cuomo, sewaktu ia masih kecil.

Saat itu, Cuomo menderita asma, dan kondisinya membuat suaranya terdengar seperti "mengi" atau wheezing – suara yang khas dari penderita asma.

Teman-teman masa kecilnya memberinya julukan "Weezer," dan bukannya merasa terganggu, Cuomo justru memilih nama ini untuk bandnya.

Keputusan ini menunjukkan betapa besar arti nama tersebut bagi Cuomo, yang melihatnya bukan sebagai kelemahan, tetapi sebagai bagian dari identitasnya.

Nama ini tidak hanya mencerminkan perjalanan pribadi Cuomo, tetapi juga menjadi simbol dari semangat band yang mampu mengubah kelemahan menjadi kekuatan.

2. Rivers Cuomo Melanjutkan Studi ke Harvard

Kesuksesan fenomenal dari album debut mereka, The Blue Album (1994), yang memuat hit seperti Buddy Holly dan Say It Ain't So, membawa Weezer ke puncak popularitas.

Namun, di tengah puncak kejayaan itu, Rivers Cuomo membuat keputusan mengejutkan untuk meninggalkan dunia musik dan melanjutkan pendidikannya di Universitas Harvard.

Keputusan ini pasti mengejutkan banyak orang, terutama karena band ini sedang berada di jalur yang sangat sukses.

Meskipun meninggalkan dunia musik untuk sementara, Cuomo terus menulis lagu selama masa kuliah, dan beberapa di antaranya menjadi bagian dari album kedua Weezer, Pinkerton (1996).

Album ini, meskipun awalnya tidak diterima dengan baik, akhirnya diakui sebagai salah satu album paling berpengaruh dalam musik alternatif.

Keputusan Cuomo untuk menyeimbangkan pendidikan dengan karier musiknya menunjukkan betapa berkomitmennya dia terhadap musik dan pendidikan.

3. Album Warna-Warni: Tradisi Unik Weezer

Salah satu ciri khas yang paling dikenal dari Weezer adalah kebiasaan mereka memberi nama album self-titled berdasarkan warna sampulnya.

Sejak The Blue Album (1994), band ini telah merilis beberapa album dengan nama yang sama namun berbeda warna, seperti The Green Album (2001), The Red Album (2008), The White Album (2016), dan The Black Album (2019).

Tradisi ini menciptakan identitas visual yang kuat dan langsung dikenali oleh penggemar. Setiap album ini menawarkan gaya yang berbeda, mencerminkan evolusi musik mereka.

The Blue Album dikenal dengan gaya rock alternatif dan pengaruh grunge-nya, sementara The Green Album menawarkan nuansa yang lebih pop dan cerah.

Warna-warna pada sampul album ini seolah-olah mencerminkan mood dan gaya musik yang ada di dalamnya, menambah dimensi visual pada musik mereka.

4. The Teal Album: Eksperimen dengan Lagu Cover

Pada tahun 2019, Weezer memberi kejutan kepada penggemar dengan merilis The Teal Album, sebuah album yang berisi lagu-lagu cover dari sejumlah artis terkenal.

Salah satu lagu yang paling mencuri perhatian adalah cover mereka dari "Africa" oleh Toto. Lagu ini menjadi viral setelah seorang penggemar gigih mengajukan permintaan kepada Weezer melalui media sosial untuk meng-cover lagu tersebut.

Weezer, yang dikenal dengan interaksi unik dan lucu dengan penggemarnya, akhirnya memenuhi permintaan tersebut, dan hasilnya mendapat sambutan hangat dari publik.

Selain Africa, The Teal Album juga menampilkan cover dari lagu-lagu seperti Take On Me oleh A-ha dan Billie Jean oleh Michael Jackson.

Album ini menunjukkan bahwa Weezer tidak takut untuk bereksperimen dengan musik dari berbagai genre, sambil tetap mempertahankan gaya khas mereka.

5. Rivers Cuomo: Pecinta Musik Klasik

Meski dikenal sebagai ikon musik rock alternatif, Rivers Cuomo memiliki kecintaan mendalam terhadap musik klasik.

Selama masa studinya di Harvard, ia mempelajari teori musik dan komposisi klasik. Pengetahuan ini mempengaruhi cara dia menciptakan harmoni dan melodi yang kompleks dalam lagu-lagu Weezer.

Salah satu album yang sangat dipengaruhi oleh kecintaannya terhadap musik klasik adalah Pinkerton, yang dianggap lebih kompleks secara musikal dibandingkan dengan album-album sebelumnya.

Cuomo bahkan pernah menulis musik opera di waktu luangnya, menunjukkan kemampuannya untuk menggabungkan elemen dari berbagai aliran musik untuk menciptakan sesuatu yang baru dan orisinal.

6. Basis Penggemar Setia: "The Weezers"

Sejak awal karier mereka, Weezer telah membangun basis penggemar yang sangat loyal, sering disebut sebagai "The Weezers."

Penggemar setia ini tidak hanya mengikuti perkembangan band dari album ke album, tetapi juga sering berpartisipasi dalam acara dan interaksi yang diadakan oleh band.

Weezer memiliki hubungan unik dengan penggemarnya, yang terlihat dari bagaimana mereka merespons permintaan atau saran penggemar secara langsung.

Basis penggemar yang beragam ini, mulai dari penggemar yang sudah mendengarkan sejak era 90-an hingga generasi baru yang mengenal mereka melalui platform digital, membantu Weezer tetap relevan meskipun telah lebih dari dua dekade dalam industri musik.

7. Buddy Holly: Video Musik Kreatif dan Ikonik

Selain musik mereka yang catchy dan melodius, Weezer juga dikenal dengan video musik yang kreatif dan penuh konsep unik.

Salah satu video musik paling ikonik adalah video untuk lagu Buddy Holly, di mana band ini muncul di dalam set acara TV klasik Happy Days.

Video ini sangat revolusioner pada zamannya, terutama karena teknologi CGI masih dalam tahap awal. Video Buddy Holly bahkan termasuk sebagai bonus dalam CD instalasi Windows 95, menjadikannya salah satu video yang paling diingat sepanjang karier mereka.

Weezer bukan hanya sekadar band rock alternatif; mereka adalah simbol inovasi, kreativitas, dan hubungan mendalam dengan penggemar. 

Mulai dari nama band yang terinspirasi dari asma hingga tradisi album berwarna yang unik, Weezer selalu berhasil menghadirkan sesuatu yang berbeda dan menarik.

Fakta-fakta menarik ini hanyalah sebagian kecil dari perjalanan panjang Weezer di dunia musik yang penuh warna. 

Dengan berbagai cerita dan karya mereka, Weezer terus membuktikan bahwa mereka adalah salah satu band yang paling berpengaruh dan inovatif di industri musik.

Penulis: Luna

Editor: Wanovy
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS