Mitigasi Bencana Geologi Selama Tahun 2022

Plt Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid (foto: Kementerian ESDM)

PARBOABOA, Jakarta – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid, mengatakan sebagai bentuk mitigasi kebencanaan geologi selama tahun 2022, pemerintah sudah melakukan pengembangan pemantauan gunung api dan gerakan tanah. Hal ini disampaikan Muhammad Wafid saat menggelar konferensi pers Capaian Kinerja TA 2022 dan Rencana Kerja TA 2023, Senin (01/02/2023). 

"Pengembangan sistem pemantauan gunung api dilakukan di 6 lokasi,” kata Muhammad. 

Selain pemantauan, lanjutnya, Badan Geologi Kementerian ESDM juga melakukan pemetaan geologi. Diantaranya pemetaan geologi gunung api sebanyak 2 lokasi, kawasan rawan bencana gunung api sebanyak 4 lokasi, serta kawasan bencana gempa bumi sebanyak 3 lokasi.

Kemudian, pemetaan kawasan rawan bencana tsunami sebanyak 2 lokasi dan pemetaan zona kerentanan gerakan tanah sebanyak 4 lokasi  dan penyelidikan gerakan tanah dengan metode geofisika 1 lokasi.

Muhammad juga mengatakan, sepanjang tahun 2022 sudah dilakukan pemasangan Landslide Early Warning System (LEWS) untuk 3 lokasi di Pacitan. LEWS merupakan alat pendeteksi bencana longsor atau alat yang memberikan peringatan peringatan dini tanah longsor sesegera mungkin kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana tentang kemungkinan terjadinya sebuah bencana. 

Lalu, pengembangan 4 pos pengamat gunung api (PGA). Meliputi, Pos PGA Iya Nusa Tenggara Timur, Pos PGA Merapi-Kaliurang Daerah Istimewa Yogyakarta, Pos PGA Aruna Welirang Jawa Timur, dan Pos PGA Sinabung Sumatra Utara.

“Selama tahun 2022 telah teridentifikasi sebanyak 217 kali gempa bumi tektonik dengan magnitudo lebih dari 5, kemudian ada 26 kali gempa yang menimbulkan kerusakan namun tidak berpotensi terjadi tsunami. Ada juga 1.085 kejadian gerakan tanah dengan jumlah korban mencapai 208 jiwa dan merusak sebanyak 2043 rumah,” papar Muhammad.

Ia menjelaskan, hingga 31 Desember 2022 masih terus melakukan aktivitas pengamatan gunung api. Dimana ada 4 gunung api pada level III, 17 gunung api level II, dan 47 gunung api level I.

“Berdasarkan laporan aktivitas kejadian gunung api selama tahun 2022 telah terjadi 9 kali erupsi, ada 7 disertai guguran larva dan 2 disertai awan panas,” tutup Muhammad. 
 

Editor: Betty Herlina
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS