parboaboa

Rupiah dan IHSG Melemah, Harga Emas Tembus Rekor Sejarah

Fika | Ekonomi | 20-05-2024

Ilustrasi harga emas yang meroket melewati rekor sejarah di pasar keuangan. (Foto:PARBOABOA/Fika)

PARBOABOA, Medan – Setelah sempat menguat di sesi pembukaan perdagangan, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru mengalami pelemahan jelang sesi istirahat dan ditutup di zona merah.

Diketahui, IHSG melemah di angka 0.69 persen di level 7.266,69. Di mana investor asing membukukan transaksi jual beli bersih senilai Rp1,26 triliun.

Menurut Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin kinerja IHSG melemah di saat sejumlah bursa di Asia justru mayoritas ditutup di zona hijau.

Tidak jauh berbeda dengan kinerja IHSG. Mata uang Rupiah juga ditutup melemah di level 15.970 per US Dollar.

Bahkan, Rupiah sempat melemah mendekati level 16.000 per US Dollar atau tepatnya di level 15.970 per US Dollar nya.

“Kinerja mata uang Rupiah melemah seiring dengan rilis data neraca pembayaran Indonesia (current account) merealisasikan defisit sebesar 2.2 miliar US Dollar di kuartal pertama,” jelas Gunawan Benjamin, kepada PARBOABOA, Senin (20/05/2024).

Sementara itu, untuk harga emas pada perdagangan sore ini ditransaksikan menguat di level 2.445 US Dollar per ons troy nya.

Gunawan Benjamin memaparkan, selain menguat angka harga emas ini sekaligus menjadi capaian tertinggi sepanjang sejarah.

Harga emas masih diuntungkan dengan sejumlah rilis data ekonomi terakhir, khususnya data ekonomi dari Amerika Serikat.

Sehingga, membuat emas lebih menarik dibandingkan US Dollar. Selain itu, harga emas juga diuntungkan dengan memburuknya tensi geopolitik di Timur Tengah hingga Rusia-Ukraina.

Di sisi lain, Gunawan Benjamin memaparkan spekulasi terkait penetapan bunga acuan ke depan masih belum menunjukkan gambaran yang jelas arahnya akan seperti apa.

Langkah Bank Indonesia yang sebelumnya menaikkan besaran bunga acuan justru memberikan syarat bahwa suku bunga tinggi akan bertahan dalam waktu yang lama sangat terbuka.

Hal ini dinilai akan menjadi beban bagi pasar saham. Walaupun, Rupiah tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh sentimen lokal. Akan tetapi Rupiah juga akan dipengaruhi dari dinamika kebijakan suku bunga acuan di negara lainnya.

Gunawan Benjamin memprediksi dalam sepekan ke depan akan ada banyak agenda ekonomi yang terjadi. Namun, pasar keuangan di tanah air kembali libur panjang akhir pekan seiring dengan perayaan waisak.

Sejumlah agenda ekonomi penting tersebut di antaranya adalah pidato Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat, Menteri Keuangan Amerika Serikat, kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia dan FOMC (Federal Open Market Committee) minutes.

Namun, untuk FOMC minutes pasar keuangan di tanah air dipastikan akan melewatkannya. Sehingga, jelang sejumlah agenda besar tersebut pelaku pasar kembali pada mode waspada atau hati-hati.

“Walaupun kita tidak akan melihat adanya potensi tekanan yang besar pada pasar keuangan di pekan ini. Meskipun potensi koreksi tetap saja ada khususnya pada IHSG,” paparnya.

Gunawan Benjamin menilai bahwa koreksi yang akan terjadi lebih didorong oleh faktor teknikal. Mengingat kinerja IHSG yang telah menguat cukup tajam sebelumnya.

Pada sesi perdagangan pagi tadi, IHSG sempat ditransaksikan menguat cukup tajam. IHSG sempat ditransaksikan menguat seiring dengan penguatan kinerja indeks bursa di Asia yaitu di kisaran level 7.350-7.360.

Pada sesi perdagangan pagi tadi, mata uang Rupiah ditransaksikan relatif stabil meskipun dengan kecenderungan mengalami pelemahan.

Rupiah masih berkutat di kisaran 15.960 per US Dollar. Secara keseluruhan, pelaku pasar juga akan sangat berhati-hati dengan sentimen yang berkembang. Pelaku pasar dinilai akan tetap waspada menyusul sejumlah agenda penting yang akan dirilis.

Editor : Fika

Tag : #Ihsg    #rupiah melemah    #ekonomi    #zona merah    #agenda ekonomi penting   

BACA JUGA

BERITA TERBARU