Drama Politik AS: Joe Biden Undur Diri, Trump dan Harris Siap Bertarung di Pilpres 2024

Joe Biden resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari pencalonan presiden AS 2024 (Foto: Instagram/@potus)

PARBOABOA, Jakarta - Presiden petahana Amerika Serikat (AS), Joe Biden, secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari pencalonan presiden pada Pilpres AS 2024. 

Biden melalui media sosial X pribadinya menyatakan bahwa langkah tersebut diambil demi kebaikan Partai Demokrat dan negara.

Dirinya berjanji akan memberikan penjelasan lebih rinci kepada publik mengenai pengunduran dirinya dalam minggu ini. 

Dia juga memberikan apresiasi khusus kepada Kamala Harris yang telah menjadi pendamping setia sebagai Wakil Presiden. 

Baginya, Harris adalah "mitra yang luar biasa dalam semua pekerjaan." 

Menurut laporan Reuters pada Minggu (21/07/2024), keputusan Biden diambil setelah Partai Demokrat kehilangan kepercayaan terhadap kemampuan mental dan fisiknya untuk mengalahkan Donald Trump. 

Kekhawatiran ini semakin menguat setelah debat perdana dengan Trump pada 24 Juni lalu, di mana performa Biden dianggap menurun.

Keputusannya mundur dari pencalonan presiden mengagetkan masyarakat internasional, serta menjadi yang pertama dalam sejarah negara berjuluk "Paman Sam" tersebut. 

Calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump memberikan tanggapan tajam atas pengunduran diri Biden melalui media sosialnya, Truth Social

Bagi Trump, "Joe Biden yang bungkuk tidak layak mencalonkan diri sebagai Presiden dan tentu saja tidak layak untuk menjabat" pada posisi itu.

Trump juga menyinggung, selama memimpin AS, Biden hanya menyebarkan banyak berita palsu. Kesehatannya pun menjadi salah satu hambatan besar.

Dalam jajak pendapat terbaru, elektabilitas Trump terus mengungguli Biden. Insiden penembakan Trump baru-baru ini juga memperkuat posisinya dalam pemilu AS mendatang. 

Harris Jadi Pengganti

Setelah mengumumkan pengunduran dirinya, Biden menyatakan dukungan terhadap Kamala Harris untuk bertarung dalam Pemilu AS.

Ia mengungkapkan keputusannya untuk mendukung Harris didasarkan pada pengalaman mereka sebelumnya sebagai pasangan dalam kontestasi pilpres. 

Dirinya juga mengajak seluruh pendukung Partai Demokrat untuk bersatu mendukung Harris. Sebab, lanjut Biden, "inilah waktunya untuk bersatu dan mengalahkan Trump."

Harris yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden AS, disebut-sebut sebagai kandidat kuat pengganti Joe Biden dalam Pilpres AS 05 November mendatang. 

Menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos pada Selasa (16/07/2024), elektabilitas Harris mencapai 44 persen atau sama dengan Trump. 

Hal ini menunjukkan sosok wakil presiden perempuan tersebut memiliki peluang besar untuk bertarung mengalahkan Trump.

Sementara, menurut survei AP-NORC, sebanyak 58 persen pemilih Partai Demokrat menyebut Harris dapat menjadi presiden yang baik.

Sebagai calon presiden pengganti, Harris bisa memanfaatkan dana kampanye yang telah terkumpul sebesar $91 juta (sekitar Rp1,4 triliun).

Namun, penunjukan Harris sebagai calon presiden juga tidak lepas dari tantangan. Partai Demokrat mungkin ingin menghindari kesan tidak demokratis jika menobatkannya secara otomatis. 

Kandidat lain seperti Gubernur California Gavin Newsom, Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro, dan Gubernur Michigan Gretchen Whitmer juga disebut-sebut sebagai kandidat potensial.

Elaine Kamarck dari The Brookings Institution menyatakan bahwa partai harus melalui proses pemilihan yang terbuka sebelum konvensi untuk memastikan transparansi. 

Mengutip laman Skypenya, Elaine menyebut, partai demokrat akan mengadakan suatu proses sebelum konvensi. 

Proses tersebut memberikan kesempatan kepada setiap calon presiden untuk meyakinkan partai yang terlibat pilpres.

Reaksi Partai Demokrat

Ketua Partai Demokrat, Jamie Harrison, mengakui bahwa partainya berada dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Meskipun Harris mendapatkan dukungan dari Biden, partai tetap harus melalui proses pemilihan yang terbuka dan tertib untuk menentukan calon presiden pengganti.

Harrison menerangkan, dalam beberapa hari mendatang, mereka "akan melakukan proses terbuka dan tertib untuk menentukan siapa yang maju sebagai capres dari Partai Demokrat."

Dengan waktu yang semakin mendekati pemilu, Partai Demokrat harus segera menentukan langkah strategis mereka. 

Sementara itu, Partai Republik tampak bersatu di belakang Trump dan optimis akan merebut kemenangan di Pilpres AS mendatang.

Editor: Defri Ngo
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS