PARBOABOA, Jakarta - Indonesia sedang menyongsong masa bonus demografi yang akan berlangsung hingga tahun 2030 nanti.
Ini adalah peluang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Namun begitu, perlu diingat, keberhasilan bonus demografi membutuhkah persiapan matang dari sejumlah aspek.
Paling tidak, kunci untuk memanfaatkan masa keemasan ini adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kesehatan.
Karena itu tantangan seperti kualitas pendidikan yang belum merata dan akses kesehatan yang terbatas merupakan pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan.
Pertanyaannya sekarang, apakah Indonesia siap memanfaatkan momen ini dengan maksimal dan seperti apa desain pembangunan SDM dan kesehatan yang unggul dan berkualitas?
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Nunung Nuryartono menyampaikan, pihaknya telah merancang desain pembangunan SDM yang komprehensif.
Kata dia, pendekatan ini melibatkan kebijakan di semua sektor baik pendidikan, kesehatan dan perlindungan sosial yang saling terintegrasi.
Apalagi, masalah SDM, sebutnya tidak bisa diselesaikan dalam satu fase melainkan secara keseluruhan. Ia mencontohkan upaya penurunan stunting di kalangan anak-anak.
"Mulai dari fase prenatal dengan menurunkan angka stunting, masuk usia sekolah, hingga lanjut usia kita sudah siapkan programnya," kata Nunung dalam diskusi daring yang diadakan oleh FMB9, Selasa, (17/9/2024).
Ia mengatakan, kesehatan menjadi elemen kunci dalam pembangunan SDM. Pada sektor ini, stunting masih menjadi perhatian utama pemerintah dengan target menurunkan prevalensi hingga di bawah 20% sesuai standar WHO.
Sementara itu, dari sisi jaminan sosial kesehatan bagi masyarakat, BPJS Kesehatan saat ini, tegasnya, telah menjangkau 98,6% masyarakat Indonesia.
Upaya lain adalah memperkuat layanan kesehatan, termasuk di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) melalui sejumlah program-program afirmasi.
"Seperti jaminan kesehatan dan peningkatan akses ke dokter spesialis," kata Nunung.
Program Kampus Merdeka juga dinilai sebagai salah satu upaya strategis pemerintah dalam membangun SDM unggul di masa depan.
Nunung berkata, diluncurkan pada 2020, program ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki lulusan dan permintaan di dunia kerja.
Di forum yang sama, Wakil Menteri Kesehatan (Kemenkes), Dante Saksono Harbuwono mengatakan, upaya menuju kesehatan berkualitas telah dilakukan dengan gencar, terutama setelah pandemi COVID-19.
“Pandemi memaksa kita untuk bergerak cepat memperbaiki infrastruktur kesehatan, memperkuat layanan, dan meningkatkan ketahanan kesehatan nasional,” ucap dia.
Salah satu langkah besar yang dilakukan adalah mengintegrasikan layanan kesehatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang kini telah mencapai status Universal Health Coverage (UHC) sesuai dengan standar WHO.
Capaian ini, kata dia, menjadi salah satu tonggak penting dalam memperkuat SDM Indonesia, mengingat kesehatan yang baik menjadi modal dasar untuk berdaya saing di masa depan.
Sementara itu, sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Kemenkes mengedepankan pendekatan promotif dan preventif untuk menekan angka penyakit.
Salah satu wujud nyata strategi itu dengan memperkuat program vaksinasi, hingga pemberdayaan posyandu sebagai garda terdepan untuk sosialisasi kepada masyarakat.
"Program edukasi kesehatan melalui Puskesmas dan Posyandu juga terus ditingkatkan untuk menjangkau lebih banyak masyarakat,” tambah Dante.
Di sektor pendidikan, Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ristek, Suharti, menyebutkan salah satu inovasi terbesar dalam pendidikan di Indonesia adalah implementasi Kurikulum Merdeka.
Hasil evaluasi, kata dia, menunjukkan ada peningkatan kompetensi literasi dan numerasi di sekolah-sekolah yang telah menerapkan kurikulum ini.
"Terutama yang sudah menjalankannya selama tiga tahun," pungkasnya.
Ia melanjutkan, pihaknya juga telah memperkenalkan Program Merdeka Belajar untuk memperkuat link and match antara pendidikan dan dunia kerja, dengan memberikan siswa dan mahasiswa akses yang lebih luas terhadap dunia profesional.
"Ini adalah investasi jangka panjang yang akan menentukan keberhasilan kita dalam memanfaatkan bonus demografi dan menciptakan SDM yang unggul,” pungkas dia.
Bonus demografi adalah kondisi ketika jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan penduduk usia nonproduktif.
Momen ini merupakan kesempatan langka yang dapat dimanfaatkan oleh suatu negara untuk mempercepat pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Dengan banyaknya penduduk usia produktif, negara memiliki peluang untuk meningkatkan produktivitas, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan memperkuat aktivitas ekonomi, usaha, serta industri.
Namun, jika bonus demografi ini tidak dikelola dengan baik, peluang tersebut bisa berubah menjadi ancaman. Jika tidak ada strategi yang tepat, meningkatnya jumlah penduduk usia produktif bisa menyebabkan bertambahnya angka pengangguran dan menurunnya produktivitas negara.
Untuk memastikan bonus demografi menjadi berkah, bukan beban, pemerintah perlu fokus pada peningkatan kualitas pendidikan dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja melalui investasi.
Dengan langkah-langkah ini, potensi bonus demografi dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan dan kemajuan negara.
Editor: Gregorius Agung