PARBOABOA, Pematang Siantar - Sebanyak 521 anak yatim piatu di Pematang Siantar dan yang tinggal di panti asuhan akan menerima bantuan sosial dari pemerintah. Di satu sisi, ada panti asuhan yang tidak tahu informasi tersebut.
Staf Pendamping Rehabilitasi Sosial/Pekerja Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia, Nova Elisabeth Sipayung mengatakan, saat ini sudah terdata 521 anak yatim piatu yang akan menerima bantuan. Jumlah tersebut didapat dari pusat data dan informasi (Pusdatin) yang dilemparkan ke dinas sosial dan dilakukan verifikasi faktual (verfal) dengan melibatkan pihak kelurahan.
Dikatakan Nova, kriteria anak yang berhak menerima bantuan sosial adalah yatim piatu, berusia di bawah 18 tahun dan memiliki keadaan ekonomi yang kurang. Tentang kondisi ekonomi, pihak pendata akan melihat keuangan dari wali sang anak yatim tersebut.
“Tidak semua anak yatim piatu akan mendapatkan kesempatan yang sama, misal dia yatim piatu namun wali yang menjaganya cukup mampu menghidupi, kan tidak mungkin mendapatkan bantuan,” jelasnya, Selasa, (27/09).
Disebutkan Nova, besaran bantuan yang diberikan kepada masing-masing anak sebesar Rp200 ribu, dengan jadwal penyaluran belum bisa dipastikan karena proses verfak yang mengalami keterlambatan.
“Seharusnya bulan ini (September), namunkan ada keterlambatan dalam pendataan, kondisi lapangan juga tidak memungkinkan untuk mepet-mepet. Jadi bantuan tersebut akan diberikan secepatnya lah,” katanya.
Staf Dinas Sosial ini juga menjelaskan, dana akan ditransfer langsung ke rekening masing-masing anak dan bisa diwakilkan oleh wali jika belum memiliki buku tabungan. Jika ada panti asuhan yang ingin mendapatkan bantuan, bisa melakukan pengunggahan data terlebih dahulu.
“Bansos ini datanya didapat dari hasil unggahan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Maka dari itu pihak panti juga harus mengunggah jumlah anak yatim piatu yang ada,” jelasnya.
“Seperti ada dua panti yang sudah mendaftarkan, yaitu Taruna Melati dan Elim, namun saat dilakukan verfak, tidak ada yang betul-betul yatim piatu, hanya sebagian yatim dan sebagian piatu,” katanya kembali.
Terkait hal itu, tim Parboaboa mengunjungi salah satu panti asuhan di Pematang Siantar, yakni Grace House, yang dipimpin oleh Pendeta Lase. Saat ditanyai mengenai penyaluran bantuan terhadap anak yatim piatu, dia mengatakan tidak mengetahui sama sekali perihal pendataan.
Lase berharap kepada pemerintah, jika ada melakukan pendataan panti asuhan, untuk dilakukan secara merata.
“Saya tidak tahu, selama berdirinya panti saya hanya pernah mendapatkan bantuan sekali itupun sudah lama sekali. Saya pernah dengar-dengar juga programnya, itupun kemarin karena ada orang yang berkunjung ke sini. Namun, untuk pihak kelurahan atau dinas sendiri belum ada yang mendata langsung,” jelasnya.
Editor: -