PARBOABOA - Di awal 2000-an, ketika musik pop dan elektronik mendominasi, The Strokes muncul dari New York dengan gaya rock segar dan penuh energi, menghidupkan kembali kejayaan rock n’ roll.
Album debut mereka Is This It (2001) menjadi simbol kebangkitan genre garage rock revival, dan membuat The Strokes salah satu band paling berpengaruh di masanya.
Dengan penampilan santai namun karismatik, The Strokes membawa kita kembali ke era di mana gitar distorsi dan lirik penuh emosi kembali merajai panggung.
Tidak hanya dikenal karena musiknya yang segar, The Strokes juga dikenal karena penampilan khas dan kontribusi mereka dalam kebangkitan kembali genre rock garasi (garage rock revival).
Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang The Strokes yang mungkin belum banyak diketahui:
1. Pembentukan Band: Pertemanan di SMA
The Strokes dibentuk oleh lima orang yang sebagian besar sudah saling mengenal sejak SMA. Julian Casablancas (vokal), Nick Valensi (gitar), Albert Hammond Jr. (gitar), Nikolai Fraiture (bass), dan Fabrizio Moretti (drum) adalah anggota inti dari band ini.
Julian dan Nikolai sudah berteman sejak kecil, dan Julian bertemu dengan Nick serta Fabrizio di sekolah persiapan Dwight di New York.
Albert Hammond Jr., putra musisi terkenal Albert Hammond Sr., bergabung dengan band setelah bertemu Julian di sebuah sekolah internasional di Swiss.
2. Album Debut: Is This It Menjadi Ikon
Album debut mereka, Is This It, dirilis pada Juli 2001 dan langsung mendapat sambutan luar biasa. Album ini sering disebut sebagai salah satu album terbaik dekade 2000-an.
Dengan single-single seperti "Last Nite", "Hard to Explain", dan "Someday", The Strokes memperkenalkan kembali musik rock yang minimalis dan mentah, dengan pengaruh dari punk rock dan new wave.
Kritik positif datang dari berbagai media besar, dan Is This It sering ditempatkan di daftar album terbaik sepanjang masa.
3. Menginspirasi Gelombang Band Indie Lainnya
Kesuksesan The Strokes membawa pengaruh besar pada perkembangan musik indie dan rock di awal 2000-an.
Mereka dianggap sebagai pelopor gerakan garage rock revival yang kemudian memengaruhi band-band seperti The White Stripes, The Libertines, Franz Ferdinand, dan Arctic Monkeys.
Kehadiran mereka membuka jalan bagi genre indie rock untuk meraih kesuksesan yang lebih luas, baik secara komersial maupun kritis.
4. Sound yang Unik: Pengaruh dari The Velvet Underground Hingga Pearl Jam
Gaya musik The Strokes sering kali digambarkan sebagai perpaduan antara energi punk rock dan melodi pop yang menarik.
Mereka dipengaruhi oleh berbagai musisi dari era yang berbeda, seperti The Velvet Underground, The Ramones, dan Pearl Jam.
Kombinasi suara gitar yang khas dari Valensi dan Hammond, ditambah dengan vokal Julian Casablancas yang memiliki karakter serak namun melodius, menciptakan suara yang segar dan berbeda dari tren musik rock mainstream pada saat itu.
5. Mode dan Gaya Hidup yang Ikonik
Selain musik, penampilan dan gaya hidup The Strokes juga menjadi ikon budaya pop. Mereka dikenal dengan tampilan kasual namun keren—jeans ketat, jaket kulit, dan rambut acak-acakan—yang mencerminkan gaya hidup rock n’ roll.
Band ini sering disebut sebagai "band yang tampil keren tanpa usaha berlebihan," dan penampilan mereka banyak diadopsi oleh para penggemar maupun musisi lain di era itu.
6. Perubahan Suara pada Album-Album Berikutnya
Setelah kesuksesan Is This It, The Strokes merilis album kedua, Room on Fire (2003), yang mempertahankan formula rock minimalis mereka.
Namun, album ketiga mereka, First Impressions of Earth (2006), memperlihatkan eksplorasi yang lebih dalam dari segi produksi dan tema musik.
Meskipun album ini mendapat beragam ulasan, The Strokes terus menunjukkan kemampuan mereka untuk berevolusi, bahkan jika itu berarti mengambil risiko dengan mengubah pendekatan musik mereka.
7. Hiatus dan Kembalinya Band
Setelah tur dan merilis tiga album dalam enam tahun, The Strokes mengambil jeda panjang pada 2007.
Para anggota band memulai proyek-proyek solo mereka masing-masing, dengan Julian Casablancas merilis album solo dan Albert Hammond Jr. memulai karier sebagai artis solo juga.
Namun, mereka kembali pada tahun 2011 dengan album Angles dan kemudian merilis Comedown Machine pada 2013.
Meskipun jeda dan perbedaan kreatif terjadi, band ini berhasil kembali dan terus menjadi bagian penting dari lanskap musik modern.
8. Pengaruh Albert Hammond Jr. di Balik Layar
Albert Hammond Jr. dikenal sebagai salah satu anggota band yang berpengaruh besar terhadap kreativitas The Strokes.
Selain bermain gitar, ia sering kali berperan dalam proses penulisan lagu. Dia juga memiliki karier solo yang sukses, dengan beberapa album yang mendapat pujian dari kritikus.
Gaya gitarnya yang unik, penuh dengan riff dan melodi yang terstruktur, menjadi salah satu elemen kunci yang membedakan The Strokes dari band-band rock lainnya.
Setelah jeda panjang, The Strokes merilis album The New Abnormal pada tahun 2020. Album ini diproduksi oleh Rick Rubin dan membawa kembali suara khas The Strokes, namun dengan pendekatan yang lebih matang dan reflektif.
Album ini mendapat ulasan positif, dengan banyak penggemar yang merasa bahwa The Strokes berhasil menemukan kembali esensi musik mereka.
Lagu-lagu seperti At the Door dan Bad Decisions menjadi favorit baru, dan album ini bahkan memenangkan Grammy Award untuk kategori Best Rock Album pada tahun 2021.
The Strokes telah menerima banyak penghargaan dan nominasi sepanjang karier mereka. Pada tahun 2002, mereka memenangkan BRIT Award untuk kategori Best International Band.
Album Is This It juga sering masuk dalam daftar album terbaik sepanjang masa dari berbagai publikasi, termasuk Rolling Stone yang menempatkannya di peringkat ke-8 dalam daftar 500 Greatest Albums of All Time versi mereka pada tahun 2020.
The Strokes telah membuktikan diri sebagai band yang mampu bertahan di industri musik yang terus berubah.
Dari masa kejayaan mereka di awal 2000-an hingga comeback yang sukses di 2020, mereka tetap menjadi salah satu ikon terbesar dalam musik rock modern. Suara dan gaya mereka telah meninggalkan jejak yang kuat dan terus memengaruhi generasi baru musisi.
Editor: Wanovy