The Smiths: Musik Indie Rock Legendaris yang Abadi

Band legendaris musik indie The Smiths. (Foto: Wikipedia)

PARBOABOA - The Smiths adalah salah satu band yang cukup berpengaruh dalam sejarah perkembangan musik indie rock dan alternatif rock.

Kombinasi lirik yang cekatan dengan melodi yang melankolis, mereka ciptakan musik yang khas dan tetap bergaung di dunia musik indie rock hingga saat ini.

The Smiths dibentuk oleh Morrissey (vokal) dan Johnny Marr (gitar) pada tahun 1982 di Manchester, Inggris.

Morrissey, dengan gaya penulisan lirik yang tajam dan penuh perasaan, dan Marr, dengan gaya permainan gitar yang inovatif dan melodis, segera membentuk kemitraan kreatif yang kuat. Mereka kemudian merekrut Andy Rourke (bass) dan Mike Joyce (drum) untuk melengkapi formasi band mereka.

Nama "The Smiths" dipilih untuk menciptakan kesan kesederhanaan dan keakraban, mencerminkan latar belakang sosial mereka dan menunjukkan aksesibel untuk segala kalangan.

Debut Album Spektakuler

Album debut mereka, The Smiths (1984), mencerminkan gaya musik dan lirik yang menjadi ciri khas mereka.

Lagu-lagu seperti This Charming Man dan Hand in Glove mendapatkan perhatian dan pujian kritis oleh pendengarnya.

Album ini dikenal karena alunan melodi yang menarik hati serta lirik introspektif, menyajikan karakter khas Morrissey dengan pembawaan rasa keputusasaan emosional dan keterampilan intonasi dalam bernyanyi, serta dipadukan dengan permainan gitar Marr yang penuh warna sehingga membenak dihati para pendengarnya.

Keunikan inilah yang membuat album ini cukup banyak diminati pendengar musik rock indie.

Album kedua mereka, Meat Is Murder (1985), melanjutkan eksplorasi tema-tema sosial dan politik. Album ini terkenal karena sikap anti-penyembelihan hewan dan keterlibatan Morrissey dalam isu-isu hak hewan.

Lagu Meat Is Murder dan The Headmaster Ritual menunjukkan kecenderungan mereka untuk mengeksplorasi topik-topik kontroversial dengan cara yang berani dan terbuka.

Pada tahun 1986, The Smiths merilis The Queen Is Dead, yang sering dianggap sebagai karya terbaik mereka.

Album ini menampilkan lagu-lagu ikonik seperti There Is a Light That Never Goes Out, Bigmouth Strikes Again, dan Frankly, Mr. Shankly.

Penggunaan lirik yang pas dalam melodi yang kuat, album ini memperkokoh reputasi The Smiths sebagai salah satu band paling inovatif dalam musik alternatif rock.

Album terakhir mereka, Strangeways, Here We Come (1987), menunjukkan pergeseran dalam gaya musik mereka, dengan pengaruh yang lebih besar dari pop dan produksi yang lebih halus.

Meskipun album ini mendapat ulasan yang baik, ketegangan internal antara Morrissey dan Marr memuncak, dan band ini memutuskan untuk membubarkan diri setelah tur promosi album tersebut.

Legenda Musik Indie Rock

Musik The Smiths dikenal karena keseimbangan antara melodi dan liriknya yang jarang sekali bahkan mungkin jadi satu - satunya di genrenya.

Johnny Marr dikenal dengan permainan gitarnya yang jangly dan melodis, yang menjadi ciri khas dari suara The Smiths.

Marr sering menggunakan teknik gitar yang inovatif, termasuk penggunaan efek chorus dan delay, yang memberikan sentuhan khas pada musik mereka.

Morrissey, di sisi lain, dikenal karena liriknya yang tajam dan introspektif. dia sering mengeksplorasi tema-tema seperti keterasingan, kesepian, dan ketidakpuasan dalam liriknya.

Pendekatannya yang langsung dan provokatif dalam menulis lirik, bersama dengan vokalnya yang khas, membuatnya menjadi salah satu penulis lagu yang paling dikenang dalam sejarah musik.

Setelah perpecahan band pada tahun 1987, Morrissey melanjutkan karier solo yang sukses. Album solo pertamanya, Viva Hate (1988), mendapat pujian luas dan komersial, memperkuat posisi Morrissey sebagai artis solo terkemuka.

Johnny Marr juga melanjutkan kariernya, bekerja dengan berbagai artis dan band, termasuk The Pretenders, Electronic, dan Modest Mouse.

Ketegangan yang menyebabkan perpecahan The Smiths sering kali dikaitkan dengan perselisihan pendapat dan kepribadian antara Morrissey dan Marr.

Namun, meskipun mereka tidak lagi bekerja bersama, pengaruh The Smiths tetap terasa dalam musik dan budaya pop.

The Smiths memiliki dampak yang mendalam pada musik dan budaya pop. Mereka dianggap sebagai salah satu band yang mendefinisikan era indie rok dan pop alternatif pada tahun 1980-an.

Mereka memengaruhi banyak band dan artis yang muncul setelah mereka, termasuk Radiohead, Oasis, dan The Cranberries.

Pengaruh The Smiths dapat dilihat dalam cara mereka memadukan melodi dengan lirik yang cekatan dan emosional. Mereka juga dikenal karena gaya visual mereka yang ikonik, dengan sampul album dan foto promosi yang sering menggunakan gaya hitam-putih dan desain minimalis.

Meskipun mereka tidak selalu mendapatkan penghargaan besar selama masa aktif mereka, The Smiths telah mendapatkan pengakuan yang luas dalam retrospeksi.

Mereka sering disebut dalam daftar band terbaik sepanjang masa dan memiliki pengikut setia yang menghargai kontribusi mereka pada musik dan budaya pop.

Album-album mereka, terutama The Queen Is Dead dan Meat Is Murder, sering masuk dalam daftar album terbaik sepanjang masa oleh berbagai publikasi musik.

The Smiths adalah salah satu band yang meninggalkan warisan abadi dalam dunia musik. Racikan lirik yang cekatan, melodi yang melankolis, dan gaya visual yang ikonik, mereka menciptakan suara yang tetap resonan dan relevan hingga saat ini.

Keberanian mereka dalam mengeksplorasi tema-tema emosional dan sosial, bersama dengan inovasi musik Johnny Marr dan keunikan vokal Morrissey, menjadikan mereka salah satu band paling berpengaruh dalam sejarah musik alternatif.

Warisan mereka terus menginspirasi generasi baru musisi dan penggemar, memastikan bahwa The Smiths akan selalu dikenang sebagai pelopor dan ikon dalam dunia musik.

Editor: Wanovy
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS