Harga Beras Nanjak Drastis, Warga Simalungun Meringis

Harga beras yang kian melejit membuat masyarakat Kabupaten Simalungun menjerit. (Foto: PARBOABOA/Yohana)

PARBOABOA, Simalungun – Kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras yang terjadi sejak September 2023 lalu, menjadi salah satu keluhan utama masyarakat Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara (Sumut), saat ini.

Tidak hanya ibu rumah tangga, kenaikan tersebut juga membebani para pengusaha. Termasuk Waldi, pemilik sebuah grosir di Kecamatan Panombean Panei.

Ia menjelaskan bahwa harga 10 kg beras medium awalnya berkisar antara Rp120.000 hingga Rp125.000, dan beras premium Rp130.000.

Namun, per Februari 2024, harga melonjak menjadi Rp145.000 untuk beras medium dan Rp155.000 untuk beras premium.

“Dulu aku bisa menjual 100 karung beras lebih setiap bulannya, namun setelah kenaikan harga aku hanya bisa menjual dibawah 50 karung beras,” ujarnya kepada PARBOABOA, Selasa (27/02/2024).

Situasi yang sama juga dirasakan Suratno, pemilik warung makan di Kecamatan Panei. Hal ini membuat dirinya takut untuk menaikkan harga dagangannya.

“Apakah harus di naikkan atau tidak? Karena konsumen di warung ini penghasilannya pun tidak seberapa,” ujarnya.

Suratno menambahkan bahwa sebagai bagian dari rakyat kecil, dia sangat terpengaruh oleh setiap perubahan harga, karena penghasilannya sebagai pemilik warung nasi harus mencukupi kebutuhan keluarganya setiap hari.

Walaupun cemas, Suratno tetap berharap pemerintah dapat mengendalikan dan menangani kenaikan harga beras agar tidak berlangsung lebih lama.

Manager Supply Chain dan Pelayanan Publik (SCPP) BULOG Cabang Pematangsiantar, Pencius Siburian, menanggapi situasi ini dengan menghimbau masyarakat agar tidak khawatir dan panik.

Ia menjelaskan bahwa salah satu penyebab kenaikan harga beras adalah dampak el Nino, sehingga beberapa daerah di Indonesia mengalami gagal panen.

Meski begitu, kata dia, pihaknya saat ini sedang mencoba untuk menekan laju kenaikan harga tersebut dengan melakukan penjualan beras yang masif serta memberikan penyaluran bantuan pangan.

“Kalau melihat pergerakan harga nasional, Simalungun itu masih di bawah nasional pergerakan harganya. Tapi kita tetap berusaha untuk menekan laju kenaikan harga itu,” ungkapnya kepada PARBOABOA, Selasa (27/02/2024).

BULOG juga merencanakan memperbanyak RPK (Rumah Pangan Kita), sebagai outlet penjualan pangan milik masyarakat yang dibina oleh Perum BULOG, dengan tujuan membanjiri beras dari BULOG ke pasaran dan ke rumah tangga sehingga harga beras itu stabil.

Tidak hanya itu, merespon kekhawatiran dan keresahan masyarakat kabupaten Simalungun, BULOG telah melakukan penjualan beras dengan Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk solusi sementara waktu.

“Itu seperti beras bersubsidi harganya itu Rp10250 per kg. Itu harga beli di depan pintu gudang. Itu bisa di beli oleh RPK baik sebagai retail atau distributor,” ujarnya.

Ia juga menjamin bahwa harga yang telah di beli oleh RPK maupun distributor akan dalam pengawasan ketat oleh pihak BULOG. Tujuannya agar masyarakat tetap dapat membeli beras SPHP tetap dengan harga yang terjangkau.

“RPK bisa cari untung maksimal 11500 per kg. Di HET nya segitu untuk het beras medium. Karena kita menyediakan surat pernyataan bahwa mereka harus menjual maksimal 11500 dan kita selalu monitoring itu,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa masyarakat Simalungun tidak perlu khawatir. BULOG tidak akan tinggal diam dan akan melakukan upaya terbaik membantu masyarakat.

“Kita berharap ini tidak berlarut-larut ya, kami pun dari Kantor diminta untuk menggelontorkan terus beras SPHP. Kita di harapkan mengeluarkan beras SPHP 2 kali lipat dari tahun sebelumnya. Kalau dari BULOG sih inginnya tidak ada harga yang tinggi.”

Editor: Yohana
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS