India dan Pakistan Mulai “Terbakar” Gelombang Panas

Ilustrasi gelombang panas yang "membakar" beberapa kawasan di India dan Pakistan. (Foto: PARBOABOA/Fika)

PARBOABOA – Gelombang panas kini mulai menyebar dan ‘membakar’ India. Suhu yang mencapai nyaris 50 derajat celsius tercatat sebagai yang tertinggi yang dialami negeri Bollywood itu.

Dilansir dari AFP, Rabu (29/05/2024), New Delhi yang merupakan ibu kota India dilanda suhu panas ekstrem dengan rekor tertinggi yaitu 49,9 derajat celsius.

Dari laporan Departemen Meteorologi India (India Meteorological Department/IMD) menuliskan kondisi gelombang panas yang parah tercatat di wilayah Narela dan Mungeshpur di New Delhi.

IMD melaporkan suhu panas masih diprediksi masih akan berlangsung hingga hari ini.

Dari pengalaman pada bulan Mei tahun 2022 lalu, suhu di sebagian wilayah New Delhi mencapai 49,2 derajat celsius.

Akan tetapi, dari penelitian yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun menemukan bahwa perubahan iklim menyebabkan gelombang panas menjadi lebih lama, lebih sering serta lebih intens.

Aparat berwenang di New Delhi juga mengeluarkan peringatan akan risiko kekeringan. Pasalnya, gelombang panas menyebabkan pasokan air ke beberapa daerah menjadi sulit dilakukan.

Atishi Marlena, Menteri Air India menyerukan tanggung jawab kolektif di kalangan masyarakat agar menggunakan air secara bijak.

“Kami telah mengambil sejumlah langkah seperti mengurangi pasokan air dua kali sehari menjadi satu kali sehari di banyak daerah,” jelas Atishi Marlena.

Atishi Marlena memaparkan, air akan dijatah dan disuplai ke beberapa daerah yang kekurangan di mana pasokan hanya dapat bertahan hingga 15 sampai 20 menit per hari.

Selain itu, IMD juga memperingatkan akan dampak gelombang panas terhadap kesehatan. Khususnya bagi bayi, orang lanjut usia serta penderita penyakit kronis.

Tak hanya India, negara tetangganya yaitu Pakistan juga tengah dilanda gelombang panas. Suhu meningkat di atas 52 derajat celsius yang terjadi di Provinsi Sindh yang berada di wilayah selatan negara itu.

Suhu ini mendekati rekor tertinggi di negara itu di tengah gelombang panas yang sedang berlangsung.

Dilansir dari Reuters, Shahid Abbas yang merupakan Pejabat Senior Departemen Meteorologi Pakistan mengatakan bahwa di Mohenjo Daro suhu meningkat hingga 52.2 derajat celsius dalam 24 jam terakhir.

Kota di Sindh yang terkenal dengan situs arkeologi yang berasal dari Peradaban Lembah Indus yang dibangung pada tahun 2500 sebelum Masehi ini, adalah sebuah wilayah yang kecil.

Kota ini biasanya mengalami musim panas yang sangat terik dan musim dingin yang sejuk. Curah hujan di kota ini juga cukup rendah.

Mohenjo Daro juga memiliki pasar yang biasanya ramai oleh pelanggan. Namun, dengan terjadinya gelombang panas, hampir tidak ada pengunjung yang datang ke setiap toko di pasar.

Seorang pemilik kedai teh di Mohenjo Daro, Wajid Ali mengaku mandi beberapa kali sehari agar dirinya merasa sedikit segar. Ditambah tidak ada listrik.

“Panasnya membuat kami sangat tidak nyaman,” katanya.

Sementara dengan gelombang panas ini, pelanggan tidak datang ke restoran karena cuaca yang sangat panas.

“Saya duduk diam di restoran dengan meja dan kursi yang tanpa pelanggan,” tambahnya.

Seorang Dokter di Mohenjo Daro, Mushtaq Ahmed juga mengatakan bahwa penduduk setempat sudah menyesuaikan diri dengan hidup dalam kondisi cuaca ekstrem. Penduduk lebih memilih tinggal di dalam rumah atau di dekat air.

Sementara itu, Koordinator Iklim Perdana Menteri Pakistan, Rubina Khursheed Alam mengatakan pemerintah saat ini sedang menjalankan kampanye kesadaran akibat gelombang panas.

Suhu tertinggi yang pernah tercatat di Pakistan pernah terjadi pada tahun 2017 ketika suhu mencapai 54 derajat celsius.

Kepala Ahli Meteorologi di Departemen Meteorologi Pakistan, Sardar Sarfaraz mengatakan suhu terpanas ini terjadi di kota Turbat yang berada di provinsi Balochistan di barat daya. Suhu ini merupakan yang terpanas kedua di Asia dan tertinggi keempat di dunia.

Ia memperkirakan, gelombang panas akan mereda di Mohenjo Daro dan sekitarnya. Namun, gelombang panas lainnya diperkirakan akan melanda wilayah lain di Sindh. Termasuk ibu kota Karachi, kota terbesar di Pakistan.

Editor: Fika
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS