parboaboa

Harga Beras Kian Menguras, Ibu Rumah Tangga Semakin Cemas

Fika | Daerah | 22-02-2024

Harga beras yang melambung tinggi membuat ibu rumah tangga menjerit. (Foto: Bulog)

PARBOABOA, Medan – Kenaikan harga sembilan bahan pokok utama, termasuk beras, menimbulkan kekhawatiran di kalangan ibu rumah tangga.

Kondisi ini diperparah oleh fakta bahwa Upah Minimum Regional (UMR) atau pendapatan lain di masyarakat tidak mengalami peningkatan yang signifikan.

Seorang ibu rumah tangga di Medan Petisah, Erna Marbun, membagikan bersama keluarga yang harus mengirit besar-besaran atas kenaikan sembilan bahan pokok dan bahan makanan lainnya.

“Aduh, beras aja lima kilo kemarin beli harganya 75 ribu, itu bukan yang merek bagus kali ya,” keluhnya kepada Parboaboa, Rabu (21/2/2024).

Selain beras, harga cabai merah dan cabe rawit juga tetap tinggi, bahkan cenderung naik menjelang akhir pekan, dengan harga sekitar 60 ribu hingga 65 ribu per kilogram.

Hal itu membuat Erna semakin khawatirannya terutama menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, dimana harga bahan makanan akan semakin melambung tinggi.

“Ini belum Ramadhan dan Idul Fitri ya, bisa makin gila-gilaan harga bahan makanan semua. Sementara pendapatan suami cenderung sama aja kadang turun,” keluhnya.

Di sisi lain, Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, mengungkapkan bahwa harga beras 5 kilogram yang kini berada di angka Rp75.000 telah mengalami penurunan, meskipun hanya sedikit, yakni sekitar Rp200 per kilogram untuk beras kualitas medium.

Penurunan ini sejalan dengan penurunan harga gabah, yang telah diobservasi sekitar satu minggu sebelumnya, di mana harga gabah turun antara Rp200-Rp300 per kilogram di level petani dan penggilingan.

Selain itu, turunnya harga beras juga dipengaruhi oleh distribusi beras dari program Stabilitas Pangan dan Harga Pangan (SPHP) oleh Bulog, yang dijual dengan harga sekitar Rp10.900 hingga Rp11.000 per kilogram.

Sementara para pedagang besar menawarkan beras medium dengan harga Rp136.000 per 10 kilogram, menurun dari harga sebelumnya yang adalah Rp138.000.

Namun, bukan berarti masalah berhenti sampai disitu. Titik keseimbangan harga beras sejauh ini memang terlihat lebih rendah karena baru memasuki awal musim panen.

Tetapi klaim petani yang menyatakan bahwa produksi padi anjlok hingga 20 persen berada dalam skenario terburuknya, sehingga memerlukan mitigasi.

“Kita juga perlu mewaspadai kelangkaan beras di Pulau Jawa yang terjadi belakangan ini. Karena kelangkaan dan kenaikan harganya akan sangat berpeluang memicu kenaikan harga di wilayah lain, termasuk Sumut,” ungkapnya kepada Parboaboa, Rabu (21/02/2024).

Hal ini ditengarai mengingat Sumut mengandalkan pasokan beras dari wilayah lain seperti Aceh, Jawa hingga Sulawesi.

Sekalipun harga beras turun di Sumut pada akhir pekan, namun tetap lebih mahal dalam satu tahun terakhir.

Editor : Fika

Tag : #bahan pokok    #beras    #daerah    #medan    #harga sembako    #ramadhan    #idul fitri    #berita sumut   

BACA JUGA

BERITA TERBARU