parboaboa

Populasi Turun, Korut Janji Berikan Warga Sembako Agar Punya Anak

Sondang | Internasional | 15-02-2023

Pemerintah Korea Utara (Korut) mengumumkan bakal memberikan bantuan makanan bagi pasangan yang ingin memiliki banyak anak. Hal itu mengingat angka kelahiran di negara tersebut yang kini semakin menurun. (Foto: m1key.me)

PARBOABOA, Jakarta – Pemerintah Korea Utara (Korut) mengumumkan bakal memberikan bantuan makanan bagi pasangan yang ingin memiliki banyak anak. Hal itu mengingat angka kelahiran di negara tersebut yang kini semakin menurun.

Bantuan itu akan diberikan dua kali dalam setahun, atau tepatnya saat peringatan hari ulang tahun eks pemimpin negara itu yakni Kim Il Sung dan Kim Jong Il, kakek dan ayah dari Kim Jong Un yang merupakan pemimpin tertinggi saat ini.

Salah seorang sumber menyebutkan, bantuan akan di prioritaskan kepada keluarga dengan anak yang masih bersekolah.

Adapun jenis bantuan makanan yang akan diberikan yakni, 20 kilogram jagung, dua kilogram pasta kedelai, serta sebotol minyak goreng.

"Mereka menuntut perempuan punya banyak anak, namun penduduk kecewa karena stok makanan semacam itu hanya datang sesekali," kata sumber tersebut seperti dilansir Radio Free Asia. Selasa (15/2/2023).

Meski begitu, banyak warga Korut yang menolak bantuan tersebut dan tidak berkeinginan untuk memiliki banyak anak. Pasalnya, warga saat ini tengah dihantui krisis pangan dan kemiskinan.

"Sulit bagi kebanyakan perempuan untuk memenuhi kebutuhan diri mereka sendiri akhir-akhir ini. Jadi siapa yang dalam benaknya mau punya tiga anak atau lebih seperti orang bodoh?" ucapnya.

"Jika pihak berwenang mau perempuan punya banyak anak, mereka harus menyelesaikan persoalan makanan dan mata pencaharian," tambahnya

Untuk diketahui, angka kelahiran di Korut belakangan dilaporkan menurun drastis akibat dihantan krisis ekonomi. Berdasarkan data Bank Dunia di 2020, tingkat kelahiran negara itu sekitar 1,8 anak per-perempuan.

Menurunnya angka populasi itu pun menjadi malapetaka bagi negara yang sangat bergantung pada tenaga kerja pribumi untuk menyokong kekuatan militer mereka.

Sebab militer Korut sendiri tidak hanya digunakan untuk pertahanan negara, melainkan juga untuk melakukan pekerjaan seperti konstruksi, pertanian dan pertambangan.

Namun demikian, rendahnya angka kelahiran di Korut ternyata masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan Korea Selatan (Korsel) yang hanya mencapai 0,8 dan Jepang dengan 1,3.

Sama seperti Korut, pemerintah kedua negara tersebut juga memberikan penawaran seperti jaminan cuti orangtua untuk ibu dan ayah hingga tunjangan bagi orang tua yang baru memiliki anak, untuk meningkatkan angka kelahiran.

Bahkan, Korsel sendiri sampai meminta perusahaan setempat untuk memberikan waktu libur Hari Keluarga kepada para pekerja agar dapat memiliki anak.

Editor : Sondang

Tag : #Korea Utara    #Krisis Seks    #Internasional    #Krisis Keturunan   

BACA JUGA

BERITA TERBARU