PARBOABOA, Medan - Pasar keuangan di Indonesia kembali mengalami tekanan. Seiring dengan stagnasi yang terjadi pada bursa di Asia dan Amerika. Kinerja IHSG pada perdagangan pagi ini, Selasa (26/03/2024), ditransaksikan melemah.
IHSG pada pagi ini dibuka melemah di level 7.346. Secara teknis, IHSG berpeluang bergerak dalam rentang 7.320 hingga 7.350 pada perdagangan di hari yang sama.
Sedangkan, kinerja mata uang rupiah ditransaksikan melemah di detak awal pembukaan di kisaran angka 15.800. Akan tetapi, sejauh ini rupiah masih mencoba melawan tekanan dan akhirnya sedikit menguat di level 15.770 per US Dollar.
Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin kepada PARBOABOA mengatakan rupiah diproyeksikan akan bergerak sideways terhadap sejumlah mata uang Asia lainnya.
Pasar keuangan pada perdagangan hari ini juga tidak banyak diwarnai agenda ekonomi yang penting.
Menurut Gunawan, minimnya sentimen fundamental membuat pasar akan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor teknikal.
“Saya menilai pada perdagangan hari ini sentimen teknikal juga tidak akan banyak memberikan pengaruh yang besar bagi kinerja pasar secara keseluruhan,” jelasnya.
Gunawan memaparkan, ada dua agenda penting dari Amerika Serikat seperti indeks kepercayaan konsumen serta pesanan barang tahan lama yang diproyeksikan membaik. Akan tetapi, dipastikan dampaknya tidak begitu dirasakan bagi pasar keuangan.
Hal ini berbeda dengan rilis data inflasi yang memiliki pengaruh besar terhadap pasar keuangan dan harga emas. Bahkan, harga emas juga bergerak sideways di kisaran 2.170 US Dollar per ons troy nya.
Sebelumnya, kinerja IHSG jelang sesi penutupan perdagangan mampu berbalik arah. IHSG yang selama sesi perdagangan kemarin banyak ditransaksikan di zona merah. Walau pada akhirnya mampu ditutup menguat tipis 0.26% di level 7.368,94.
Tidak seperti kinerja mata uang rupiah yang ditutup melemah di level 15.793 per US Dollar hari ini, kinerja mata uang Rupiah bahkan sempat melemah hingga 15.800 per US Dollar.
Sedangkan untuk IHSG, kinerjanya tidak jauh berbeda dengan kinerja sejumlah bursa di kawasan Asia. IHSG sedikit beruntung karena berhasil menguat menjelang masa injury time.
Namun, tekanan pada pasar keuangan secara keseluruhan sangat terasa pada perdagangan hari ini. Terlebih pasar juga masih mengkhawatirkan kemungkinan kabar buruk yang akan diterima di akhir pekan.
Bagi mata uang Rupiah, sebenarnya US Dollar mengalami tekanan yang cukup besar. Seiring dengan memburuknya kinerja US Treasury. Mata uang US Dolar juga mengalami pelemahan terhadap beberapa mata uang di Asia. Sehingga, Rupiah bergerak anomali dibandingkan dengan sejumlah mata uang Asia lainnya.
Di sisi lain, harga emas terpantau masih mengalami penguatan. Walaupun ditransaksikan sedikit lebih rendah dibandingkan perdagangan pagi, yaitu di kisaran 2.170 US Dolar per ons troy.
Sementara di sore harinya, harga emas ditransaksikan pada level 2.165 US Dolar per ons troy. Gunawan menerangkan, tekanan pada harga emas terjadi saat pelaku pasar mengkhawatirkan kemungkinan memburuknya sikap The FED di akhir pekan.
Sedangkan, minimnya sentimen pasar selama sesi perdagangan sepekan ke depan, dinilai bisa menggiring kinerja pasar keuangan. Kinerja IHSG diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 7.250 sampai 7.350 selama sesi perdagangan seminggu ke depan.
Gunawan menilai, para pelaku pasar akan banyak yang mengambil sikap wait and see. Hal ini terjadi karena para pelaku pasar masih menunggu perkembangan data inflasi AS serta pernyataan Gubernur Bank Sentral AS.