PARBOABOA, Medan – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara meyakinkan menguat di tengah koreksi besar sejumlah bursa di Asia.
Bursa Nikkei Jepang pada hari ini memimpin koreksi hingga 2.36 persen. Namun, IHSG justru mampu menguat 1.34 persen di level 7.321,071.
Di mana investor asing membukukan transaksi jual bersih senilai 701 miliar pada perdagangan hari ini.
Kabar buruk yang menekan kinerja saham teknologi tidak memberikan tekanan apa pun pada IHSG.
Penguatan IHSG pada perdagangan hari ini ditopang oleh menguatnya sejumlah saham seperti BREN, ASII, BRPT dan saham sektor perbankan yang berkapitalisasi besar.
Pada sesi pembukaan perdagangan saham di Eropa, terpantau sejumlah bursa di Eropa juga diperdagangkan menguat.
Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengatakan pelaku pasar menilai hal tersebut sebagai kemungkinan membaiknya kinerja bursa global pada perdagangan besok.
“Ditambah mayoritas indeks saham futures di AS juga menunjukkan penguatan sejauh ini,” ucap Gunawan Benjamin kepada PARBOABOA, Kamis (18/07/2024).
Namun, menurut Gunawan Benjamin, kinerja mata uang Rupiah justru mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini.
Mata uang Rupiah ditutup melemah di level 16.153 per US Dollar. Di mana kinerja mata uang Garuda ini terpantau bergerak melemah seiring dengan menguatnya US Dollar terhadap sejumlah mata uang lainnya seperti Hong Kong Dollar, India Rupe dan Yen Jepang.
Kinerja Rupiah melemah di tengah minimnya sentimen ekonomi yang mempengaruhi pergerakan pasar.
Di sisi lain, harga emas bernasib lebih baik dibandingkan dengan mata uang Rupiah. Harga emas terpantau mengalami penguatan pada sesi perdagangan sore, di kisaran 2.466 US Dollar per ons troy.
Jika ditransaksikan menggunakan rupiah, harga emas per gram nya mencapai Rp1,28 juta.
Sebelumnya, Gunawan Benjamin mengatakan bursa di Asia diperdagangkan di zona merah, seiring dengan memburuknya kinerja saham teknologi di Amerika Serikat.
Bursa Nasdaq mengalami koreksi 2.77 persen pada sesi penutupan perdagangan di hari sebelumnya. Hal tersebut telah memicu terjadinya pelemahan pada mayoritas bursa di Asia pada perdagangan hari ini.
Presiden AS, Joe Biden akan memberikan aturan yang lebih luas bagi perusahaan produsen Chip penting yang menjualnya ke China.
Di sisi lain, calon presiden Donald Trump juga menyampaikan pidato yang membuat tensi geopolitik mengalami peningkatan.
Donald Trump menyampaikan bahwa Taiwan harus membayar pertahanan kepada AS. Sentimen negatif yang berkembang di pasar saham sejauh ini belum menekan kinerja IHSG.
Pada sesi perdagangan pagi, IHSG masih mampu menguat di kisaran level 7.235 dengan peluang koreksi yang tetap terbuka.
Selanjutnya, kinerja mata uang Rupiah pada perdagangan pagi kembali mengalami pelemahan di level 16.150 per US Dollar.
Rupiah melemah di tengah minimnya sentimen pasar. Tidak ada agenda ekonomi penting yang pada dasarnya sangat mempengaruhi kinerja pasar keuangan di hari ini.
Dan tekanan pada pasar keuangan di tanah air sejauh ini lebih dikarenakan oleh faktor eksternal.
IHSG diproyeksikan bergerak dalam rentang 7.200 hingga 7.250, dan mata uang Rupiah berpeluang bergerak dalam rentang 16.180 hingga 16.250.
Sementara itu, harga emas juga relatif mengalami tekanan dengan ditransaksikan lebih rendah dan perdagangan sore kemarin. Harga emas saat ini ditransaksikan di kisaran level 2.461 US Dollar per ons troy nya.
Editor: Fika