parboaboa

Mengenal Patung Garuda Wisnu Kencana, Landmark Paling Ikonik di Bali

Jesika | Discovery | 17-04-2023

Gambar patung Garuda Wisnu Kencana Bali (Foto: Instagram/@gwkbali)

PARBOABOA - Bali, salah satu destinasi wisata terpopuler di Indonesia. Salah satu objek wisata yang paling menonjol dan sering dijadikan ikon Bali adalah Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK).

Landmark ikonik di Bali ini merupakan salah satu patung tertinggi di dunia. Selain keindahan visualnya, GWK juga menyimpan filosofi budaya Bali serta agama Hindu yang menarik untuk dikaji.

Penasaran? Yuk, simak ulasan lengkap seputar landmark paling ikonik di Pulau Dewata berikut ini!

Profil Patung Garuda Wisnu Kencana

Profil patung GWK (Foto: Instagram/@balimetaksu)

Sebelum membahas mengenai sejarah serta fungsi patung Garuda Wisnu Kencana, kamu wajib tahu profil dari patung megah ikon Bali ini. Patung ini berdiri diatas bukit baatu kapur setinggi 263 meter di atas permukaan laut.

Tempatnya berlokasi di Kawasan Taman Budaya Garuda Wisnua Kencana seluas sekitar 250 hektar. Tinggi total dengan tumpukan dasar dari patung ini adalah setinggi 46 meter. Bangunannya terbuat dari campuran tembaga dan baja dengan berat mencapai 4.000 ton, tinggi mencapai 75 meter, dan lebar 60 meter.

Struktur patung GWK terbuat dari tembaga dan kuningan yang ditopang 21.000 batang baja dengan total berat 2.000 ton dan baut sebanyak 170.000 buah. Menariknya, dari lantai 23 kamu dapat melihat semua konstruksi ini dengan jelas, lho.

Lantai ini sengaja dibuat menggunakan alas dan dinding berbahan kaca agar pengunjung dapat melihat langsung struktur bangunan. Setelah proses pembangunan selesai, patung tersebut kemudian melewati serangkaian uji coba untuk mengevaluasi keandalannya.

Beberapa uji coba yang dilakukan meliputi windnel test (pengujian ketahanan terhadap angin) di Australia (Windtech) dan Kanada (RDW), cavity test (pengujian rongga secara berkala), dan soil test.

Sejarah Patung Garuda Wisnu Kencana

Sejarah patung GWK (Foto: Instagram/@liburan.bali.yuk)

Patung ini memiliki sejarah panjang dalam proses pembuatannya, dimulai pada tahun 1989 ketika pemerintah Indonesia memutuskan untuk membangun patung raksasa. Hal ini  dilakukan agar memperkuat posisi Bali sebagai tujuan wisata internasional.

Pembangunan patung GWK dimulai pada tahun 1997 di Bukit Ungasan, Jimbaran, Bali. Patung ini dirancang oleh seorang seniman Indonesia terkenal, I Nyoman Nuarta, yang menggabungkan unsur keindahan seni dan keagungan budaya Hindu dalam patung ini.

Namun, proyek pembangunan patung GWK mengalami kendala dan harus ditunda selama beberapa tahun karena krisis ekonomi dan kesulitan dalam mencari dana pada tahun 1997-1998.

Setelah terbengkalai lebih dari satu dekade, pembangunan landmark ikonik Bali ini dilanjutkan kembali pada 2013 oleh PT Alam Sutera Realty Indonesia. Sebelumnya, proyek tersebut berada di bawah naungan Yayasan Garuda Wisnu Kencana Bali.

Pada tahap lanjutan itu, I Nyoman Nuarta ditugaskan untuk meyelesaikan proyek tersebut sampai selesai. Dalam proses pembangunan, ia menggandeng setidaknya 120 seniman patung lainnya untuk turtu andil.

Patung ini akhirnya diresmikan tahun 2008 oleh Preside Jokowi. Hal ini artinya Proyek pembangunan patung GWK oleh I Nyoman Nuarta memerlukan waktu yang cukup lama, yaitu selama 28 tahun.

Peresmian Patung GWK

Peresmian patung GWK (Foto: Kementerian Komunikasi dan Informasi)

Peresmian patung Garuda Wisnu Kencana dilaksanakan pada 22 September 2018 oleh Presiden Jokowi Widodo di kawasan GWK Cultural Park, Bukit Ungasan, Kabupaten Badung, Bali. Menurut Jokowi, landmark paling ikonik d Bali ini merupakan mahakarya anak bangsa.

Sebab, patung GWK adalah salah satu patung tembaga terbesar di dunia sekaligus menjadi patung tertinggi ketiga di dunia. Di balik kemegahannya, patung ini menjadi karya yang dimulai dari keberanian dan gagasan-gagasan besar.

Peresmian patung tembaga ini dihadiri oleh banyak tokoh nasional tanah air, seperti presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, Wapres ke-6 Try Sutrisno, pematung I Nyoman Nuarta, Gubernur Bali Wayan Koster, Preskom Alam Sutera Group Haryanto Tirtohadiguno, Preskom PT Garuda Adhimatra Indonesia Sang Nyoman Suwisma, serta para undangan lainnya.

Filosofi Patung Garuda Wisnu Kencana

Filosofi patung GWK (Foto: Instagram/@jokowi)

DIbalik desainnya yang megah, ternyata landmark paling ikonik d Bali ini juga kaya akan makna filosifs dibaliknya. Hal ini disampiakian oleh Presiden Joko Widodo dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022.

Dalam postingan Instagramnya (@jokowi), Rabu (16/11/2022), beliau menyampaikan bahwa patung GWK menggambarkan cinta, tanggung jawab, keberanian, dan pengabdian.

Perlu diketahui, nama Garuda Wisnu Kencana mengacu pada sebuah patung raksasa yang menggambarkan Dewa Wisnu sedang menunggangi burung garuda dan memakai mahkota emas. Dalam kepercayaan Hindu, Dewa Wisnu adalah pelindung alam semesta atau "sthiti".

Sementara itu, burung garuda melambangkan kesetiaan dan pengabdian tanpa syarat, dan menjadi salah satu lambang nasional Indonesia. Nama "Kencana" memiliki arti "emas", sama seperti mahkota emas yang dipakai oleh Dewa Wisnu dalam patung tersebut.

Fungsi Patung Garuda Wisnu Kencana

Fungsi patung GWK (Foto: Instagram/@gwkbali)

Fungsi didirkannya patung GWK ini adalah untuk mewujudukan sebuah kawasan sebagai tujuan wisata Bru di Bali. Menurut Nyoman Nuarta, selaku perancang patung, tempat itu haruslah menunjukan nilai budaya bangsa, sekaligius tempat untuk mementaskan aneka seni nusantara, bahkan ke manca negara.

Bagi kamu yang sedang berkunjung ke Bali, kamu wajib singgah kesana untuk melihat kemegahaan patung tersebut. Bangunan bersejarah ini terdiri dari 30 lantai dan telah dibuka menjadi tempat wisata sejak 22 September 2018 silam.

Akan tetapi, para wisatawan hanya bisa berkunjung hingga ke lantai 23 saja. Sebab, lantai 24-30 adalah bagian kepala Dewa Wisnu yang tak boleh dikunjungi oleh sembarang orang.

Di lantai 23, visitors dapat menikmati pemandangan alam yang spektakuler dengan jarak pandang mencapai 20 km yang mencakup wilayah Kuta, Sanur, Nusa Dua, dan Tanah Lot. Sedangkan di lantai dasar, pengunjung dapat melihat sejarah panjang pembangunan, pameran seni, serta informasi seputar bangunan tersebut.

Untuk harga tiket, pengunjung perlu membayar Rp95.000 per orang, yang berlaku untuk dewasa, lansia, dan anak-anak dengan tinggi badan di atas 100 cm. Harga tiket tersebut sebenarnya cukup terjangkau karena sudah termasuk welcome drink, akses gratis ke Asana Art Museum, dan tontonan pertunjukan tari.

Pertunjukan tari digelar setiap hari dari pukul 11.00-18.00 WITA, termasuk tarian Bali seperti tari kecak, tari sekar jepun, tari kebyar duduk, dan tari barong. Jadi, meskipun tiket terlihat mahal, pengalaman yang ditawarkan benar-benar sepadan dengan biaya yang dikeluarkan.

Demikianlah informasi terkait sejarah serta filosfi patung Garuda Wisnu Kencana Bali serta fungsinya. Sebagai patung megah terbesar di Indonesia, GWK menjadi sebuah kebanggaan bagi bangsa Indonesia dan sebuah ikon pariwisata yang sangat penting.

Editor : Juni Sinaga

Tag : #garuda wisnu kencana    #landmark ikonik Bali    #discovery    #pulau dewata   

BACA JUGA

BERITA TERBARU