parboaboa

Pertarungan Politik antara BJP vs INC dalam Kontestasi Pemilu India 2024: Siapa Menang?

Defri Ngo | Internasional | 19-04-2024

Suasana pemilihan umum (Pemilu) 2024 di salah satu TPS di Nawada, India (Foto: Instagram @bihar_ceo)

PARBOABOA, Jakarta - India mulai melangsungkan kontestasi pemilihan umum (Pemilu) 2024 hari ini, Jumat (19/04/2024). 

Proses pemilihan tersebut akan melewati tujuh tahap dan berlangsung selama enam pekan ke depan. Rekapitulasi suara serentak baru dibuat pada 4 Juni mendatang.

Dilansir dari CNN India, Pemilu India disinyalir sebagai kontestasi politik terbesar dalam sejarah dunia karena melibatkan jumlah pemilih sekitar 969 juta orang.

Proses pemilihan akan dilangsungkan di 21 negara bagian dan teritori serikat berdasarkan penetapan yang dibuat oleh Election Commission of India (ECI).

Negara teritori yang paling penting secara politik adalah Uttar Pradesh, dengan total 240 juta penduduk. Negara bagian terbesar di India ini adalah medan pertempuran krusial dengan 80 kursi di Lok Sabha yang diperebutkan.

Selain Uttar Pradesh, ada juga dua negara lain seperti Arunachal Pradesh di perbatasan Himalaya dengan Cina dan Tamil Nadu di bagian selatan yang berperan penting dalam menentukan perolehan suara.

63 partai akan berebut kursi, dengan perincian 6 partai politik nasional dan 57 partai lokal. Dari jumlah tersebut, persaingan yang sengit akan didominasi oleh Partai Bharatiya Janata (BJP) dan Partai Oposisi Kongres Nasional India (INC).

Kedua partai itu harus memperoleh 272 kursi untuk mendapatkan porsi mayoritas di parlemen. Ketentuan yang dibuat ECI ini sekaligus mendesak kedua pimpinan partai untuk mampu berjuang merebut kepercayaan dan simpati masyarakat.

BJP vs INC

Partai Bharatiya Janata (BJP) adalah partai sayap kanan yang berhaluan nasionalis-Hindu. Sejumlah pakar menyebut, kehadiran BJP terinspirasi oleh fasisme Barat.

Partai ini bertujuan untuk memperoleh mayoritas mutlak dan mandat untuk memperluas kebijakan pembangunan dan nasionalis-Hindu yang telah didirikan selama pemerintahannya selama 10 tahun. 

Dalam sejarah bangsa India, BJP menjadi salah satu partai yang berperan penting dalam mengatur peta politik. Sejak 10 tahun terakhir, partai ini bahkan sulit dikalahkan oleh sejumlah oposisi. 

Salah satu bukti nyata dapat dilihat pada Pemilu India 2019 dimana BJP berhasil mencetak kemenangan telak dengan mayoritas berjumlah total 303 kursi dan koalisi berjumlah 353 kursi.

Jumlah ini terpaut jauh dari lawan politiknya, yakni Partai Kongres India (INC) yang hanya meraup 52 kursi dan membangun koalisi berkekuatan 91 kursi.  

Dalam Pemilu India 2024, BJP akan diwakili oleh Perdana Menteri India, Narendra Modi yang berusaha memenangkan masa jabatan ketiga berturut-turut. 

Popularitas pria 73 tahun itu dibangun oleh kampanyenya yang bersifat pro-Hindu. Oleh sebagian aktivis dan pengamat politik India, kepemimpinan Modi bahkan dinilai sebagai episentrum menguatnya Hinduisme dan suramnya demokrasi. 

Kebijakan-kebijakan tersebut telah mengubah India secara ekonomi dan budaya, dan pemerintahan BJP ditandai dengan pengalihan dari fondasi sekuler India, menuju mayoritas Hindu. 

Masa jabatan Modi ditandai dengan menguatnya proyek infrastruktur dan kesejahteraan, nasionalisme Hindu yang bersemangat, ekspansi ekonomi yang cepat, dan peningkatan kehadiran di panggung dunia untuk negara dengan 1,4 miliar penduduk itu.

Di sisi lain, surat kabar Deutsche Welle, Jumat (19/04/2024), mengungkapkan bahwa India di bawah Modi juga mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang konstan. 

Negara ini bahkan bertengger di kisaran tujuh persen dan melampaui sembilan persen pada tahun 2021 silam. 

Manifesto kampanye BJP berpusat pada penciptaan lapangan kerja, program anti-kemiskinan seperti perluasan pembagian makanan dan skema perumahan, serta pembangunan nasional dengan fokus khusus pada wanita, orang miskin, petani, dan pemuda.

Meski demikian, popularitas Modi juga dibayangi dengan sejumlah persoalan. Tingginya angka pengangguran di sejumlah wilayah memberi catatan tersendiri. 

Menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO), sebanyak 29 persen sarjana di India belum mendapatkan pekerjaan atau menganggur.

Di samping itu, para kritikus juga mengatakan, Modi telah mendorong polarisasi agama, yang meliputi peningkatan Islamofobia dan penganiayaan terhadap 230 juta umat Muslim di negara tersebut.

Kedekatan BJP dengan organisasi Hindu ultranasionalis yang terinspirasi dari gagasan fasisme Eropa kian meruncingkan perseteruan dengan minoritas muslim. Akibatnya, diskriminasi merajalela.

Sementara lawan politik utama BJP, Kongres Nasional India (INC) berkali-kali membuat propaganda untuk menentang Modi. 

Mereka menilai, India di bawah kepemimpinan Modi turut menciptakan lemahnya sistem demokrasi yang membuka ruang pada ketidakadilan, pengangguran dan kemiskinan ekstrim.

Perwakilan INC, Rahul Gandhi dan sejumlah pimpinan partai oposisi, Minggu (14/04/2024) malam membuat rapat umum untuk pemilihan Aliansi Pembangunan Inklusif Nasional India (INDIA). 

Mereka menentang Modi karena berulang kali menggunakan agama sebagai alat kampanye. Sebagai balasan, mereka memproposalkan pentingnya upaya mengembalikan iklim demokratis dan perhatian yang intens pada persoalan pengangguran.

Kampanye Gandhi menyedot kalangan masyarakat. Ia menjanjikan ‘kebebasan dari ketakutan’ dan melindungi nilai-nilai demokratis seperti kebebasan berbicara, berekspresi, dan beragama yang dijunjung dalam konstitusi.

Manifesto INC juga menekankan keadilan, kesetaraan, dan kesejahteraan, berjanji mengakui pasangan LGBTQ+, melindungi minoritas agama, serta keselamatan dan pemberdayaan perempuan, di antara janji lain seperti magang untuk lulusan muda.

Rasionalitas Publik India

Survei sejumlah lembaga menyebut, Modi selaku pimpinan BJP akan dengan mudah memenangkan mayoritas suara pemilih.

Seorang pemilih Muslim di Kairana, Uttar Pradesh, Abdul Sattar menyebut, Modi akan kembali berkuasa karena sangat memperhatikan keselamatan dan keamanan masyarakat.

Lebih lanjut, Dosen Politik dari Sekolah Tinggi Hindu Delhi, Chandrachur Singh menyatakan, Modi memiliki keunggulan dibandingkan lawan politiknya, meski menghadapi sejumlah tantangan yang nyata.

Singh pun mempertegas, kemenangan Modi akan semakin mendekat karena oposisi utamanya, INC sedang dalam keadaan terfragmentasi dan lemah. 

Dalam cuitannya di akun X pribadi, Jumat (19/04/2024), Modi menghimbau masyarakat India untuk memberikan hak suaranya saat Pemilu.

Secara khusus, ia mengajak para pemuda dan pemilih pemula untuk memilih dalam jumlah besar. Sebab, setiap suara penting dan berarti bagi India. 

Sebagai informasi, data ECI menyebut, ada sebanyak 140 juta di antara para pemilih merupakan generasi muda dengan rentang umur 18-22 tahun. 

Jumlah ini menjadi peluang dan tantangan tersendiri bagi partai-partai yang bertarung dalam Pemilu India 2024.

Publik India dituntut untuk cerdas melabuhkan hak pilih mereka. Jika Modi yang kelak dipilih, maka risiko tergerusnya demokrasi akan semakin terbuka. 

Sebaliknya, jika delegasi INS yang kelak memimpin India, maka fajar demokrasi akan kembali merekah.

 

Editor : Defri Ngo

Tag : #pemilu 2024    #india    #internasional    #narendra modi    #bjp    #rahul gandhi    #inc    #eci india   

BACA JUGA

BERITA TERBARU