PARBOABOA, Jakarta – Rusia telah menahan delapan orang yang diduga menjadi pelaku peledakan yang memicu rusaknya jembatan di Crimea beberapa waktu lalu. Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB) memaparkan bahwa kedelapan pelaku tersebut terdiri dari lima warga Rusia dan tiga lainnya merupakan warga Ukraina dan Armenia.
Dikutip dari Reuters (12/10), FSB mengatakan bahwa ledakan itu diduga didalangi oleh Direktorat Intelijen Utama dari Kementerian Pertahanan Ukraina yang di pimpin pleh Kyrylo Budanov.
FSB menilai, bahan peledak yang digunakan dalam serangan di jembatan Crimea dimasukkan dalam rol film plastik. Rol itu awalnya dikirimkan dari pelabuhan di Odessa pada Agustus lalu dan kemudian singgah di Bulgaria, Georgia, dan Armenia, sebelum akhirnya meledak di Jembatan Crimea.
Dari ledakan itu, dua bagian penting di jembatan tersebut mengalami kerusakan parah yang membuat lalu lintas dihentikan selama beberapa waktu.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin memang sudah menuding bahwa Ukrainalah yang menjadi dalang dari serang tersebut, meski belum ada bukti yang pasti. Sementara itu, Ukraina tidak mengakui bahwa pihaknyalah yang bertanggung jawab terkait ledakan tersebut.
Bahkan, sejumlah lembaga Ukraina sempat mencemoh Rusia lantaran jembatan di Crimea yang dinilai menjadi lambang keperkasaan Rusia hancur akibat serangan pada pekan lalu.
Rusia kemudian membalas serangan tersebut dengan meluncurkan rudal secara besar-besaran ke beberapa titik di Ukraina. Tercatat, Rusia telah menembakkan setidaknya 84 rudal yang mengakibatkan 19 warga Ukraina tewas.