Waspada! Ini 3 Penyakit Menular Seksual yang Berdampak Besar pada Bayi Baru Lahir

Human Immunodeficiency Virus atau HIV menjadi salah satu penyakit menular seksual yang perlu diwaspadai lantaran memiliki dampak besar terhadap bayi baru lahir. (Foto: istockphoto)

PARBOABOA, Jakarta – Kementerian Kesehatan mengumumkan bahwa terdapat 3 penyakit menular seksual yang perlu diwaspadai lantaran memiliki dampak besar terhadap bayi baru lahir, yakni Human Immunodeficiency Virus (HIV), Sifilis dan Hepatitis B.

Menurut Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad syahril, ketiga penyakit tersebut dapat ditularkan secara langsung dari ibu ke anaknya selama masa kehamilan, persalinan, atau menyusui.

“Jadi, tiga penyakit menular seksual ini berbahaya,” katanya dalam konferensi pers yang digelar secara daring, Senin (8/5/2023).

Syahril menjelaskan bahwa kasus HIV yang ditularkan oleh ibu kandung menyumbang sekitar 20-40 persen dari seluruh sumber penularan HIV lainnya. Dari kasus tersebut, sekitar 45 persen bayi yang lahir dari ibu yang positif HIV, juga akan terinfeksi HIV.

“Jadi kalau tadi ibunya positif, itu 45 persen bayinya lahir juga akan dia positif HIV. Dan nanti, sepanjang hidup akan menyandang status HIV yang positif pada anak tersebut,” jelasnya.

Lebih lanjut, Syahril juga mengatakan bahwa terjadi penambahan sekitar 5.100 kasus HIV baru yang berasal dari kelompok ibu rumah tangga setiap tahunnya.

Sebesar 33 persen ibu rumah tangga bisa terkonfirmasi positif HIV karena terpapar dari pasangan yang memiliki perilaku seks berisiko.

"Penyumbang utama penularan HIV terjadi pada perilaku seks berisiko pada kelompok heteroseksual dan homoseksual, dan sebanyak 30 persen kontribusi penularan dari suami ke istri. Sehingga jumlah orang dengan HIV pada populasi berasal dari 35 persen adalah ibu rumah tangga. Sisanya suami pekerja seks dan kelompok MSM (man sex with man)," papar Syahril.

Sementara itu, dalam kasus Sifilis, penularan terhadap bayi terjadi dari ibu saat hamil dan melahirkan. Penyakit ini dikenal sebagai penyakit raja singa yang biasanya ditandai dengan area kelamin yang gatal dan luka yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.

Kondisi ini dinilai dapat merenggut hak anak untuk bisa hidup sehat. Bahkan, tidak sedikit anak yang terpapar sifilis sejak dalam kandungan, meninggal dunia ketika dilahirkan.

"Perilaku seks orang tua yang berisiko, baik anal maupun oral ini sangat mencederai hak anak. Bukan cuma kematian, sifilis juga bisa menyebabkan anak cacat," tuturnya.

Syahril menambahkan, kasus penyakit sifilis dalam kurun waktu lima tahun ini telah mengalami peningkatan hingga 70 persen.

Ia menyebut, kasus sifilis yang terdeteksi pada 2012 silam hanya 12.484 orang. Namun, pada 2022, jumlahnya mencapai 20.783 kasus.

"Jadi pasien yang ditemukan setiap tahunnya terus bertambah, sampai sekarang mengalami lonjakan hingga 70 persen," kata Syahril.

Editor: Sondang
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS