PARBOABOA, Jakarta – Beberapa waktu lalu Polda Jawa Tengah berhasil mengungkap tiga pabrik oli mesin palsu di Kota Semarang. Diketahui, pabrik oli tersebut mampu menghasilkan 3 ribu botol per hari.
"Omzet per bulan pabrik tersebut mencapai Rp 960 juta," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Tengah Kombes Pol. Dwi Subagio, dilansir dari Antara.
Tak hanya di Semarang, kasus serupa juga ditemui di Bekasi, Jawa Barat. Dalam melancarkan aksinya, para pelaku mengemas oli mesin palsu itu menyerupai kemasan aslinya agar konsumen terkecoh.
Maraknya peredaran oli mesin palsu di pasaran tentunya menimbulkan keresahan bagi para pemilik kendaraan bermotor. Pasalnya, penggunaan oli mesin palsu bisa berdampak pada dapur pacu.
Technical Specialist PT Pertamina Lubricants (PTPL) mengatakan, kandungan pada oli mesin itu kompleks karena bukan semata-mata base oli, tapi juga terdapat aditif tertentu untuk mendukung kinerja mesin.
"Tentu saja (produk oli mesin PTPL) sudah diformulasikan sesuai kebutuhan mesin," katanya.
Brahma juga mneyampaikan bahwa kandungan ataupun kualitas oli mesin alsu yang berbeda jelas berbeda dengan buatan pabrik.
"Itu berarti, lain pula fungsinya. Dan pada akhirnya, dapat merusak mesin. Berbeda dengan pelumas dari produsen resmi seperti PTPL yang memiliki laboratorium untuk mengetahui kualitas pelumas-pelumasnya," paparnya.
Cara Mengidentifikasi Oli Mesin Asli
Untuk mengantisipasi oli mesin palsu, pastikan Anda membeli oli mesin di toko atau bengkel terpercaya dan jangan pernah tergiur dengan harga murah.
Selain itu, ada beberapa ciri-ciri oli mesin Pertaminan yang bisa diidentifikasi keasliannya, salah satunya adalah dengan mengecek batch number-nya.
"Paling gampang bisa dilihat pada batch number pada tutup botol atau leher botol. Base number itu kita produksi pakai laser, pasti simetris, berurutan dan rapi. Yang palsu biasanya bolong, jenis dan ukuran font tidak sama, enggak rata dan enggak simetris," jelasnya.
Kemasan oli mesin Pertamina Lubricants juga telah dilengkapi dengan QR-Code, yang tentunya tak bisa dipalsukan.
"Kalau di kami, biasanya nomor QR-Code-nya random. Beda kalau palsu, biasanya nomornya cenderung sama karena hasil printing," pungkasnya.
Editor: -