Hati-Hati! Ini Ciri-Ciri Keguguran, Beserta dengan Jenis, Cara Mencegah, dan Tanda yang Tidak Boleh Diabaikan!

Ilustrasi seseorang yang mengalami keguguran (Foto: Freepik/freepik)

PARBOABOA – Terdapat banyak pasangan suami dan istri yang sangat mengharapkan kedatangan seorang bayi dan merasakan kebahagiaan tatkala menerima kabar tentang kehamilan.

Namun, dalam perjalanan ini, berbagai situasi yang tidak diinginkan mungkin terjadi, termasuk salah satunya adalah keguguran, terutama pada trimester pertama kehamilan, menjadi waktu yang rawan bagi ibu hamil.

Ada banyak faktor yang dapat menjadi pemicu terjadinya keguguran seperti cedera, kelelahan, infeksi, kelainan genetik pada janin, hingga masalah hormon dengan ciri-ciri keguguran yang berbeda pada calon ibu.

Mengetahui tanda-tanda keguguran yang sering muncul pada tahap awal kehamilan adalah hal yang penting. Pada banyak situasi, keguguran bisa terjadi sebelum mencapai minggu ke-12 kehamilan. 

Berdasarkan hasil uji statistik yang dipaparkan pada jurnal penelitian berjudul Analisis Faktor Risiko Usia Kehamilan Dan Paritas Terhadap Kejadian Abortus (2016), oleh La Ode Ali Imran Ahmad, diungkapkan bahwa pada usia kehamilan trimester pertama, memiliki risiko mengalami keguguran 19,7 % kali lebih besar dibandingkan trimester lainnya. 

Pada trimester pertama kehamilan (0-3 bulan), kandungan seorang ibu belum sepenuhnya siap atau mampu untuk mendukung perkembangan janin dengan baik.

Maka dari itu, masa kehamilan kurang dari 3 bulan sangat rentan terhadap risiko terhentinya kehamilan atau pengakhiran kehamilan secara prematur.

Bahkan, ada kemungkinan seorang wanita mengalami keguguran sebelum menyadari bahwa dia sedang hamil mengingat, ada banyak ciri-ciri keguguran yang terjadi.

Terlepas dari fakta bahwa keguguran adalah salah satu masalah umum dalam kehamilan, pengalaman ini bisa menjadi sangat traumatis dan menghancurkan.

Oleh karena itu, memiliki pengetahuan tentang ciri-ciri keguguran merupakan informasi yang sangat penting bagi semua calon ibu.

Apa saja tanda-tanda yang perlu menjadi perhatian bagi calon ibu? Apa saja jenis keguguran, hingga cara mencegahnya? Berikut penjelasan selengkapnya.

Apa itu Keguguran?

Ilustrasi seseorang yang mengalami keguguran (Foto: Freepik/@jcomp)

Dikutip dari jurnal yang berjudul Apa Yang Harus Kita Ketahui Tentang Keguguran Dalam Kehamilan? karya Cyntia Eriskadewi, S.ST, Keguguran, yang juga dikenal sebagai abortus, mengarah pada kondisi di mana kehamilan berakhir sebelum janin mencapai tahap di mana ia dapat hidup, yaitu sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. 

Keguguran dan ciri-ciri keguguran bisa menimpa siapa saja, baik secara tidak sengaja maupun dengan sengaja. Keguguran pada kehamilan awal, terutama selama tiga bulan pertama, cukup sering terjadi. 

Beberapa ibu hamil yang mengalami keguguran akan mengalami gejala perdarahan melalui jalan lahir, kadang-kadang disertai kram atau nyeri pada bagian bawah perut. Namun, pada beberapa kasus, ibu hamil tidak merasakan gejala apa pun. 

Dalam situasi tanpa gejala, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk mengonfirmasi diagnosis keguguran.

Apa Saja Jenis Keguguran?

Ilustrasi ibu hamil (Foto: Freepik/@odua)

Dilansir dari Pedoman Nasional Asuhan Pasca Keguguran Yang Komprehensif (2020), yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat,
dalam dunia medis, terdapat berbagai jenis keguguran. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut :

  1. Abortus imminens: situasi ini terjadi pada janin belum dikeluarkan dan tidak ada pembukaan jalan lahir.
  2. Abortus insipiens: kondisi keguguran ini terjadi ketika janin belum dikeluarkan, tetapi sudah ada pembukaan jalan lahir.
  3. Abortus inkompletus: Ini adalah keguguran yang terjadi ketika sebagian jaringan kehamilan keluar dari rahim.
  4. Abortus kompletus: keguguran yang terjadi ketika seluruh jaringan kehamilan sudah dikeluarkan dari rahim.
  5. Missed abortion: Ini adalah kondisi di mana janin tidak berkembang, tidak ada detak jantung, tetapi jaringan kehamilan belum dikeluarkan dari rahim.

Keguguran sering kali dikenali oleh pendarahan dari vagina, yang bisa berupa flek, aliran darah, gumpalan darah, dan terkadang jaringan yang merupakan bagian dari kehamilan. Selain itu, ciri-ciri keguguran ini seringkali disertai dengan rasa kram atau nyeri di perut dan punggung bagian bawah.

Keguguran dapat menyebabkan tingkat pendarahan yang tinggi dan dapat meningkatkan risiko anemia. Tanpa penanganan yang tepat, kondisi ini dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan ibu hamil.

Kenali Ciri-Ciri Keguguran

Ilustrasi ibu hamil (Foto: Freepik/@Helin Loik-Tomson)

Kebanyakan keguguran terjadi pada trimester pertama kehamilan, yaitu sekitar 13 minggu pertama. Dikutip dari buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungann & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, oleh Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, ada beberapa ciri-ciri wanita yang sudah keguguran yang dapat dirasakan, adapun gejalanya bisa meliputi:

  1. Pendarahan dari vagina dengan atau tanpa rasa sakit, termasuk pendarahan ringan yang disebut spotting.
  2. Nyeri atau kram di daerah panggul atau punggung bawah.
  3. Ciri keguguran hamil muda dapat ditandai adanya cairan atau jaringan keluar dari vagina.
  4. Nyeri punggung yang semakin intens atau sangat parah.
  5. Kadang-kadang, ciri-ciri keguguran dapat disertai dengan demam dan penurunan berat badan.
  6. ciri darah keguguran hamil muda dengan adanya keluarnya lendir berwarna putih hingga merah muda.
  7. Munculnya kontraksi.
  8. Terdapat jaringan yang tampak seperti gumpalan darah keguguran yang keluar dari vagina.
  9. Ciri-ciri keguguran juga dapat ditandai dengan tanda-tanda kehamilan yang semula ada menjadi semakin berkurang.

Selain itu, Banyak calon ibu memiliki keyakinan bahwa mengonsumsi nanas bisa memicu keguguran, sehingga nanas sering dianggap sebagai buah yang harus dihindari selama kehamilan sehingga kebanyakan bumil akan khawatir dengan tanda keguguran setelah makan nanas.

Dilansir dari kominfo, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa mengonsumsi nanas dapat memicu keguguran. Tidak ada aturan yang melarang makan nanas selama kehamilan; yang perlu diperhatikan adalah jumlah nanas yang dikonsumsi. Konsumsi berlebihan nanas juga bisa menjadi salah satu pemicu keguguran. 

Bagaimana Penyebab dan Cara Mencegah Keguguran?

Ilustrasi ibu hamil (Foto: Freepik/@AsiaVision)

Setelah mengetahui tanda-tanda keguguran hamil muda, Anda juga perlu memahami alasan terjadinya keguguran.

Penyebab keguguran yang paling sering terjadi tentu berbeda pada setiap wanita. Meskipun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko keguguran, umumnya itu bukan disebabkan oleh akibat dari sesuatu yang Anda lakukan atau tidak lakukan.

Jika Anda mengalami kesulitan mempertahankan kehamilan, dokter mungkin akan memeriksa berbagai penyebab keguguran berdasarkan keterangan ciri-ciri keguguran diam-diam yang dirasakan pasien.

Selama kehamilan, tubuh memasok hormon dan nutrisi ke janin yang sedang berkembang untuk membantu janin tumbuh dan berkembang.

Sebagian besar keguguran pada trimester pertama disebabkan oleh perkembangan janin yang tidak normal. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan ini meliputi:

  1. Penyebab Keguguran dapat dipengaruhi oleh masalah Genetik atau Kromosom: Kromosom mengandung gen, dan janin mengambil satu set kromosom dari ibu dan satu lagi dari ayah.
  2. Kondisi yang Mendasari dan Gaya Hidup: ciri-ciri keguguran diam-diam terjadi dapat dipicu oleh berbagai kondisi kesehatan yang mendasari dan kebiasaan gaya hidup juga dapat mengganggu perkembangan janin.

Penting untuk dicatat bahwa olahraga dan hubungan seksual biasa tidak menyebabkan keguguran. Bekerja juga tidak akan mempengaruhi janin, kecuali jika terpapar bahan kimia atau radiasi berbahaya.

Tanda-tanda keguguran tiap wanita tentu berbeda. Umumnya, kondisi yang dapat mengganggu perkembangan janin termasuk pola makan buruk atau malnutrisi, penggunaan narkoba dan alkohol, usia ibu yang lebih tua, penyakit tiroid yang tidak diobati, masalah hormon, diabetes yang tidak terkontrol, infeksi, trauma, masalah serviks, rahim berbentuk tidak normal, tekanan darah tinggi yang parah, keracunan makanan, obat-obatan tertentu.

Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat apa pun untuk memastikan keselamatan penggunaannya selama kehamilan.

Selain faktor-faktor di atas, kelebihan berat badan atau obesitas juga dapat menjadi pemicu. Sebaliknya, wanita yang memiliki massa tubuh yang terlalu rendah sebelum kehamilan juga memiliki risiko tinggi mengalami keguguran.

Larangan untuk ibu hamil agar tidak keguguran adalah menghindari pola hidup yang tidak sehat, menghindari aktivitas fisik yang berat, menghindari mengonsumsi kafein berlebih, hingga menjaga pola makan yang sehat.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua pendarahan atau kram selama kehamilan berarti keguguran.

Namun, jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan profesional medis untuk evaluasi dan perawatan yang sesuai.

Dalam beberapa situasi, keguguran dapat dikonfirmasi melalui pemeriksaan medis yang mencakup ultrasonografi. 

Editor: Sari
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS