Deretan Drone Mematikan di Dunia yang Digunakan untuk Perang

Gray Eagle menjadi salah satu drone mematikan di dunia. (Foto: GA-SI)

PARBOABOA, Jakarta - Perkembangan teknologi di era digital saat ini semakin pesat dan berdampak signifikan di berbagai kehidupan manusia. 

Salah satunya drone, atau pesawat tanpa awak (nirawak) yang dikendalikan secara remote oleh seseorang atau secara otomatis menggunakan perangkat lunak khusus. 

Awalnya, drone diperkenalkan sebagai alat militer, namun seiring perkembangan teknologi, penggunaan pesawat nirawak ini meluas ke berbagai bidang. 

Di dunia militer, drone biasanya digunakan sebagai pengintai untuk mendapatkan informasi intelijen lokal.

Dewasa ini teknologi drone semakin canggih. Beberapa dari alat ini bahkan dilengkapi sensor, yang mampu memperoleh detail imej dari kamera, mendengarkan panggilan telepon seluler hingga kemampuan menyadap teks dan lalu lintas internet. 

Baru-baru ini, sejumlah negara mengembangkan teknologi drone menjadi senjata yang mematikan. 

Pesawat tanpa awak ini juga disebut drone bom yang mampu menjatuhkan bom pada target yang diinginkan secara akurat.

Berikut deretan drone mematikan, dirangkum PARBOABOA dari berbagai sumber.

1. MQ-1C Gray Eagle

Drone ini dirancang GA-SI dan dikembangkan sebagai bagian dari rencana modernisasi penerbangan Angkatan Darat Amerika Serikat.

Gray Eagle didukung mesin Thielert 165 HP dan memiliki berat lepas landas maksimum 1.633 kilogram.

Drone jenis ini mampu terbang di ketinggian 29.000 kaki dengan kecepatan maksimum 167k.

Gray Eagle juga mampu membawa total muatan 488 kilogram dengan bahan bakar penuh dan muatan eksternal hingga 260 kilogram.

Drone ini memiliki daya tahan maksimum 25 jam, dan versi tempurnya dapat membawa 4 rudal Hellfire dan tahan hingga 40 jam.

2. Predator B (MQ-9 Reaper)

Predator B sudah dipakai di banyak negara seperti NASA, Angkatan Udara Amerika Serikat, Angkatan Udara Britania Raya (Inggris), Italia, Spanyol dan Prancis.

Predator B ini merupakan drone tempur yang kecepatannya dua kali lipat dari predator pendahulunya dan dapat membawa muatan 500 persen lebih banyak.

Drone ini juga mampu terbang hingga 50 ribu kaki, daya tahan 27 jam dan memiliki kecepatan maksimum 240k.

Ia juga mampu menampung muatan maksimum hingga 1.746 kilogram, termasuk muatan eksternal 1.361 kilogram.

Predator B juga mampu membawa muatan multi misi, dilengkapi radar pengawasan dan perancang laser.

3. Predator C Avenger

Drone jenis ini menawarkan kecepatan operasional dan transit yang lebih besar dari seri Predator B (MQ-9 Reaper).

Jenis drone tempur ini didukung mesin turbofan Pratt dan Whitney PW545B, memiliki ketinggian hingga 50 ribu kaki, kecepatan maksimum 400k dengan daya tahan 30 jam.

Predator C Avenger dikembangkan perusahaan pengembang drone dan radar untuk militer Amerika Serikat dan juga komersial, General Atomics Aeronautical System, Inc (GA-SI),

Ia memiliki berat lepas landas maksimum 8.255 kilogram dengan total kapasitas muatan pesawat 2.948 kilogram.

4. Heron TP

Jenis drone ini juga dikenal sebagai drone tempur dengan nama Eitan.

Heron dirancang dan dikembangkan oleh produsen kedirgantaraan dan penerbangan utama milik Israel bernama Israel Aerospace Industries (IAI).

Drone ini hanya dipakai oleh Angkatan Pertahanan Israel (IDF).

Spesifikasinya, Heron mampu membawa muatan maksimum hingga 2.700 kilogram. 

Ia dilengkapi beberapa sistem misi seperti synthetic aperture radar, global system for mobile communication, sensor intelijen komunikasi dan muatan tempur bom dan misil darat.

Pesawat ini dapat bertahan terbang lebih dari 30 jam dengan kecepatan maksimum 220k.

5. MQ-9B Sky Guardian

Drone buatan GA-SI memiliki berat lepas landas maksimum 5.670 kilogram dengan 9 stasiun muatan hingga 1.814 kilogram.

MQ-9B Sky Guardian ini juga mampu membawa muatan tempur seperti bom dengan laser GBU-12 Paveway II dan rudal Hellfire AGM114.

GA-SI juga menanamkan fitur mendeteksi dan menghindar pada Sky Guardian.

Ia mampu terbang dengan ketinggian di atas 40 ribu kaki dengan kecepatan maksimum 210k.

Sky Guardian juga bisa mengudara hingga lebih dari 40 jam.

 

Editor: Kurniati
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS