IHSG dan Rupiah Akhirnya Ditutup Menguat

Ilustrasi perdagangan IHSG, Rupiah dan emas yang menguat di bursa perdagangan. (Foto: PARBOABOA/Fika)

PARBOABOA, Medan – Kinerja mata uang Rupiah akhirnya mampu memutus tekanan yang terjadi dalam dua hari belakangan. Pada penutupan perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Rupiah konsisten berada di zona hijau selama sesi.

Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin kepada PARBOABOA, Kamis (18/04/2024) mengatakan IHSG ditutup menguat 0.51% di level 7.166,81. Selain itu, investor asing juga membukukan transaksi beli bersih senilai 103,9 miliar.

Sementara itu, mata uang Rupiah ditransaksikan menguat di level 16.170 per US Dollar. Tekanan pada mata uang Rupiah mereda seiring dengan potensi geopolitik di Timur Tengah yang lebih dingin dibandingkan sebelumnya.

Penguatan pada mata uang Rupiah dan IHSG lebih dingin dibandingkan sebelumnya. Menurut Gunawan Benjamin, penguatan IHSG dan Rupiah ini didukung oleh minimnya sentimen serta agenda ekonomi yang dirilis pada hari ini.

Namun, risiko tekanan lanjutan yang mungkin terjadi pada pasar keuangan dalam jangka pendek tetap membayangi. Ditambah lagi kebijakan penurunan bunga acuan yang sampai saat ini belum terlihat arah kebijakannya.

Ketidakpastian di pasar keuangan menurut Gunawan Benjamin semakin besar. Mengingat eskalasi konflik yang terjadi di beberapa negara juga kian meluas dan memburuk.

Di sisi lain, meredanya tensi geopolitik telah membuat harga emas mengalami kenaikan tipis di sesi perdagangan sore. Harga emas naik dan ditransaksikan di kisaran level 2.380 US Dollar per ons troy.

Secara keseluruhan, baik IHSG, Rupiah maupun harga emas selama sesi perdagangan berlangsung bergerak dalam rentang harga yang terbatas.

Sebelumnya, pada pagi hari tadi Gunawan Benjamin menjelaskan belum habis sentimen negatif di pasar keuangan akibat perang Iran dan Israel. Pasar keuangan pada perdagangan kemarin juga mendapatkan kabar buruk dari ketua The FED.

Pernyataan ketua The FED menyatakan butuh waktu lebih lama dari perkiraan sebelumnya untuk memangkas suku bunga.

Ini berarti stimulan pertumbuhan ekonomi yang didorong dari potensi bunga acuan kemungkinan tidak akan terjadi pada tahun ini.

Gunawan memaparkan, ancaman inflasi semakin besar seiring tensi geopolitik yang memanas. Akibatnya Bank Sentral kemungkinan akan urung menurunkan suku bunga acuannya di banyak negara.

“Tensi geopolitik yang memburuk bisa berakibat pada semakin tingginya risiko kenaikan inflasi yang akan memupuskan harapan penurunan bunga,” paparnya.

Dampak negatifnya akan sangat dirasakan oleh pasar keuangan di tanah air. IHSG berpeluang mengalami koreksi terbatas. Seiring dengan pelemahan bursa di Asia pada perdagangan hari ini.

Walaupun IHSG diperdagangkan menguat sejauh ini di level 7.170. Di sisi lain, mata uang Rupiah juga dibuka menguat di kisaran level 16.170 per US Dollar.

Gunawan memproyeksikan Rupiah bergerak stabil dengan kecenderungan menguat di sesi perdagangan hari ini. Sementara IHSG berpeluang bergerak sideways dengan potensi di dua zona perdagangan nantinya.

Sedangkan, harga emas di dunia ditransaksikan lebih rendah dibandingkan dengan sesi perdagangan sore kemarin. Pada pagi hari tadi, harga emas ditransaksikan di kisaran level 2.368 US Dollar per ons troy nya.

Tensi geopolitik yang mereda saat ini menjadi kabar yang kurang menguntungkan bagi harga emas. Sementara kabar ketidakpastian pemangkasan suku bunga acuan sudah diperhitungkan dalam pembentukkan harga (priced in).

Editor: Fika
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS